Disqus
SEKITAR delapan atau sembilan tahun lalu saya pernah menaruh kotak komentar Disqus di blog ini, tetapi setelah bertahun-tahun saya pun sampai pada titik jenuh dan akhirnya memutuskan menghapus semua komentar di blog ini dan membuat kotak komentar custom yang membuat semua komentar masuk ke email dan hanya bisa dibaca oleh saya seorang.
Ide ini muncul gara-gara melihat blog Gigip Andreas yang melakukan hal yang sama lebih dulu, dan saya bertahan ngeblog dengan cara ini selama hampir tiga tahun sampai akhirnya pas malam takbiran kemarin saat semua orang sudah tidur, saya memutuskan untuk memasang kembali kotak komentar Disqus di blog ini.
Komen biar dikomen balik doang
Itu adalah alasan kenapa dulu akhirnya saya memutuskan menghapus dan menutup sesi komentar di blog ini. saya geram dan jenuh melihat blogger-blogger yang enggak saya kenal datang berkunjung ke blog ini, meninggalkan komentar, tapi berharap blognya dikunjungin balik oleh saya. Saya sebenarnya enggak mempermasalahkan hal ini-sama sekali enggak. Lagian saya juga senang-senang aja blogwalking dan menambah kenalan dari blog.
Hal yang saya permasalahkan adalah kalau komentarnya enggak nyambung sama apa yang saya tulis alias dia sebenarnya enggak baca tulisan saya, jadi murni berkomentar hanya biar dikunjungi balik dan dikomentari aja blog mereka, entah motivasinya apa.
Saya bahkan masih ingat, pernah ada orang yang berkomentar, “Setuju, gak lagi-lagi belanja di Zalora” pada tulisan berjudul Menyesal Belanja di Zalora Indonesia. Itu adalah salah satu tulisan terpopuler sepanjang masa di blog ini. Namun, banyak orang terkecoh karena isinya enggak sama dengan judulnya.
Kesepian
Ini adalah alasan kenapa saya mengaktifkan lagi kotak komentar di blog ini. Awalnya saya merasa lebih enak karena tiap komentar yang masuk ke email jadi terasa lebih deep dan private, dan tentu saja enggak ada komentar spam lagi. Sayangnya, sejak saat itu juga saya jadi makin jarang nulis karena kesibukan kerja sembari mengurus anak. Bahkan ketika ada komentar masuk ke email pun, saya sering lupa balasnya. Jadilah makin hari makin seperti anak ayam tanpa induk blog saya ini. Udah mah tanpa induk, dikucilkan pula dari pergaulan duniawi. Kombo.
Merasa kesepian dan seperti ada yang hilang, akhirnya saya memutuskan untuk memasang kembali kotak komentar Disqus.
Dan mencoba aktif kembali
Semoga bisa.
Saat ini saya merasa sudah lebih punya banyak waktu untuk menulis blog dibanding bulan-bulan yang lalu. Kalau kamu notice, blog ini berangsur-angsur hidup kembali seperti sedia kala. Dari yang tadinya enggak update berbulan-bulan jadi update sebulan sekali, lalu dua minggu sekali, lalu jadi seminggu sekali.
Dulu, pernah ada masanya saya menerbitkan tulisan blog tiap dua atau tiga hari sekali, dan rekaman podcast tiap seminggu sekali. Kemarin, saya ngecek Dashboard di Spotify for Podcaster, episode terakhir Podcast Blogger ternyata 17 September 2022-sudah hampir setahun.
Dan karena saya sadar betul apa yang telah saya capai hari ini semuanya berawal dari nulis dan ngeblog, saya enggak pernah benar-benar ingin berhenti dari dunia ini. Justru, hasrat untuk menghidupkan kembali aktivitas menulis di blog ini makin hari makin kuat hingga belakangan saya banyak sekali mengeksplor hal-hal yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis. Dan saya ingin memulai kembali dimulai dari menghidupkan blog dengan memasang kembali kotak komentar Disqus.
Akun Disqus saya yang lama sudah saya hapus permanen, tapi enggak banyak yang berubah sejak terakhir kali saya tinggalkan-tentu saja fitur-fiturnya makin bagus. Hal-hal yang saya tulis tentang kenapa saya memilih memasang kotak komentar Disqus di tulisan ini pun masih kurang lebih sama.
Banyak mencoba hal baru
Tadi udah saya singgung kalau belakangan saya banyak mengeksplor hal-hal seputar tulis-menulis. Ya, terutama yang berkaitan dengan dunia freelancing dan AI. Beberapa di antaranya adalah kemarin saya ketemu The Marker yang modelannya mirip kayak Shutterstock, tapi fokusnya ke tulisan; dan MyCreative AI yang bikin saya geleng-geleng kepala karena hanya dengan satu kata kunci, AI ini bisa bikin konten komprehensif dalam hitungan menit dan lolos AI Content Detector mana pun yang saya coba. Dari sini saya jadi percaya kalau kutipan “AI will not replace you, but a person using AI will” adalah keniscayaan.
One day one blog sebagai habit baru
Entah kenapa, melihat geliat AI yang makin menggelinjang ini bukannya bikin saya down dan pengin berhenti nulis aja, malah bikin saya makin bersemangat dan berhasrat untuk lebih rajin nulis organik seperti tulisan yang lagi kalian baca ini. Dan, per hari ini saya memutuskan untuk mencoba blogwalking dengan setidaknya membaca satu tulisan per hari-entah di blog teman yang saya kenal atau yang baru saya temukan blognya, dengan harapan akan muncul ide-ide baru untuk tulisan-tulisan selanjutnya di blog ini. Ciao.