Cara Gue Menyembuhkan Patah Hati
Rumah Sejuta Martabak
Mars, TX 75778
Ed Gregory on Stokpic |
Gue
yakin kalian semua yang baca blog gue juga pernah merasakan patah hati. Entah
patah hati karena dikhianati sahabat, gagal nonton konser band kesayangan, atau
karena ditinggal nikah pas lagi sayang-sayangnya.
Teman
gue ada yang pernah patah hati karena ditikung sahabatnya sendiri, kemudian dia
memutuskan untuk nonton konser dengan maksud mengobati luka dan melupakan patah
hatinya. Sialnya, saat mengantre penukaran tiket, dia ketemu sama mantannya.
…yang
datang bareng dan gandengan sama sahabatnya.
Dia
pun nggak jadi nonton konser hari itu. Sebulan setelahnya, dia dapat kabar
kalau mantan dan sahabatnya ini mau nikah.
Gue
nggak pernah ada di posisi semenyebalkan itu, tapi kalau gue ada di posisi itu,
gue mungkin akan datang ke pesta pernikahan mereka untuk ngamuk-ngamuk sampai
pelaminan mereka roboh, rata dengan tanah.
Mungkin
contoh di atas terlihat mengenaskan. Sudah jatuh tertimpa tangga kayaknya
peribahasa yang cocok buat menggambarkan kisah teman gue itu. Tapi di balik
semua itu, ada kabar baik. Sekarang, teman gue ini sudah sukses buka usaha
sendiri pasca ditikung sahabat dan ditinggal nikah mantannya.
Dia
sekarang jadi pemilik bisnis sewa perlengkapan pesta pernikahan, termasuk
cateringnya. Dan, sekarang pun sudah beristri yang lebih cantik dari mantannya
itu.
Pelajaran
yang bisa dipetik dari kejadian itu adalah: buka usaha catering ternyata butuh
modal banyak.
Eh,
enggak, enggak. Maksud gue: semua kejadian pasti ada hikmahnya.
Tapi
tentu saja teman gue ini nggak langsung sukses membuka bisnis setelahnya. Ada fase
berat yang harus dia lewati di antaranya. Tentu saja dia juga melewati
masa-masa menyakitkan bernama patah hati.
Gue
juga pernah patah hati.
Sering
sih.
Kalau
teman gue menyembuhkan patah hatinya dengan cara menyibukkan diri dalam usaha
yang dirintisnya, gue menyembuhkan patah hati dengan cara:
Berlari
Bukan
berlari dari kenyataan.
Yang
masih pakai jokes lari dari kenyataan gue sumpahin tangannya kejepit pintu
toilet SPBU.
Entah
kenapa, setiap kali berlari, gue bisa melupakan sejenak tentang patah hati gue.
Gue bisa sejenak lepas dari pikiran-pikiran bodoh yang mungkin saja sudah gue
lakukan kalau gue nggak memutuskan untuk ngambil sepatu dan mulai berlari.
Gue
suka lari pagi dan sore. Tapi yang paling sering adalah pagi karena suasana
masih sepi dan udara pagi lebih segar (anu, kalau sore lapangan tempat gue suka
lari berdebu karena ada yang main bola. Kalau pagi, adanya kambing lagi pacaran
doang).
Selain
lari, gue juga suka sepedaan. Dan, futsal. Gue selalu menyibukkan diri
berolahraga untuk melupakan apa yang membuat gue patah hati. Kalau sedang nggak
sibuk kerja, siklusnya adalah pagi jogging, pulang makan dan mandi dan
istirahat, sore sepedaan, malam main futsal. Malam setelah main futsalnya tentu
saja istirahat. Istirahatnya ini bisa di kamar sendiri, bisa juga di kamar
rumah sakit karena badan pegal dan keram di semua titik. Hahaha!
ENGGAK
DONG.
Intinya
gue senang dan bakal lebih sering berolahraga saat sedang patah hati.
Olahraga
bagus buat jantung. Gue juga berlari untuk menyehatkan jantung, biar nggak
tiba-tiba kena serangan jantung pas tahu kalau mantan gue ganti kelamin.
Tahun
ini, gue punya target lari sejauh total 250 kilometer sebelum 2018 berakhir.
Dengerin musik-musik keras
Biasanya
lagu-lagu dari band kayak Alesana, Asking Alexandria, Bring Me the Horizon,
atau Slipknot selalu berhasil bikin gue lepas dari pikiran-pikiran negatif saat
patah hati. Beberapa kali gue coba dengerin lagu-lagu dari Linkin Park atau 30
Seconds to Mars juga tapi nggak berhasil. Lirik-lirik lagu mereka bukannya
bikin semangat malah bikin pengin nangis terus.
Yang
jelas, lagu-lagu dari Coldplay dan Maroon 5 selalu gue hindari ketika sedang
patah hati.
Tambahan:
pikiran negatif yang gue maksud di atas contohnya: mikirin kutub selatan pada
magnet.
DIGAMPAR
AJA, GAK PAPA.
Membaca
Membaca
biasanya gue lakukan ketika terbangun tengah malam dan merasa kesepian atau
sesak, tapi nggak bisa langsung balik tidur lagi.
Gue
selalu nyetok majalah-majalah yang memang topiknya adalah interest gue seperti
majalah teknologi atau pemasaran. Hal baik yang gue dapat dari membaca ketika
terbangun tengah malam dalam keadaan patah hati, selain melupakan patah hati
gue tentu saja, adalah, gue bisa mendapatkan ide-ide baru yang bisa gue jadikan
bahan tulisan atau bahan riset untuk projek kecil-kecilan yang sedang gue
bikin.
Kadang-kadang
juga gue membaca tulisan secara acak ketika membuka linimasa Twitter. Yang
jelas, saat patah hati gue selalu menghindari membaca tulisan dan buku-buku
bertema cinta biar nggak ketemu cerita yang relate yang bisa bikin gue kembali
patah hati.
Bakar semuanya
Yang
ini sebenarnya sudah gue lakukan sejak bertahun-tahun lalu.
Gue
nggak suka menyimpan barang-barang pemberian atau barang-barang yang punya
kenangan yang bisa bikin gue mengingat kembali masa lalu, dan bisa bikin gue makin
patah hati.
Benda-benda
yang bisa disentuh akan gue buang dan gue bakar, sedangkan foto-foto akan gue
hapus tak tersisa. Cara ini selalu ampuh karena gue nggak perlu lagi melihatnya
secara nggak sengaja.
Cara
menyembuhkan patah hati dengan membakar ini pertama kali gue lakukan ketika
patah hati pas masa kuliah. Gue waktu itu lagi nyari dokumen sebagai pelengkap
data skripsi dan ketemu sebuah gelang couple yang pernah gue pakai sama mantan
dulu. Tiba-tiba gue jadi teringat lagi dan gue duduk cukup lama di depan laci
lemari pakaian nyokap sambil menangis.
“Kamu
kenapa, kok nangis?” tanya nyokap yang mergokin gue nangis di kamarnya.
“Enggak,
Bu. Kelilpan.”
“Kelilipan
apa?”
“Masa
lalu.”
“…”
“…”
Hal-hal
yang gue lakukan di atas memang nggak langsung menyembuhkan patah hati gue.
Urusan hati memang urusan paling berat buat gue, tapi yang jelas dengan
melakukannya gue jadi bisa mengatur emosi. Gue juga berhasil melewati masa-masa
depresi ketika masih tinggal di Jogja karena menerapkan cara-cara di atas.
Memang
nggak semua kisah kelam di masa lalu gue jadi lepas begitu saja ketika gue
melakukan hal-hal di atas, tetapi gue merasa, dengan menemukan cara untuk
mereduksi patah hati itu, membuat gue makin kuat dan lebih siap untuk
menghadapi patahati-patahati selanjutnya.
Oh.
Gue hampir lupa satu cara lagi yang ampuh untuk menyembuhkan patah hati:
Jatuh cinta lagi
Karena
sebaik-baiknya move on adalah jatuh cinta lagi. Jatuh cinta membuat gue bisa
melupakan apa yang pernah membuat gue patah hati. Meskipun konsekuensinya tetap
sama; patah hati lagi. Entah karena nggak cocok, nggak nyaman, atau hal lain. Yang
pasti, gue nggak akan mencoba membuka bisnis sewa perlengkapan pengantin saat
patah hati karena ini bukan jalan gue.