Until the Day I Die
Rumah Sejuta Martabak
Mars, TX 75778
via Men's Health |
Judul : Until the Day I Die
Penyanyi : Story of the Year
Album : Page Avenue
Tahun : 2003
Gue
lagi flu berat ketika teman gue maksa buat ditemenin ke rumah temannya di
tengah kota. Gue duduk di teras sambil menahan ingus yang udah naik turun di
hidung, sementara teman gue sedang ngobrol di dalam di ruang tamu. Gue duduk
sambil memperhatikan motor gue yang baru saja selesai dicuci setelah sebulan
mirip traktor habis ngebajak puluhan hektar sawah.
“Kalau
habis dicuci gini bagus juga ya,” gumam gue sambil bersin, dan ingus gue
akhirnya terlempar ke lantai.
Gue
membersihkan sisa-sisa ingus di bawah hidung dan bertingkah seolah-olah nggak
terjadi apa-apa. Tapi rasanya lega banget. Nggak lama berselang, teman gue
keluar.
“Man,
masuk sini bentar, deh,” pintanya.
“Eh?
Saya di sini aja. Lagi flu berat soalnya.”
“Bentar
aja, penting.”
Sambil
ngelap lagi sisa ingus yang gue yakin udah nggak ada, gue masuk.
“Ada
apa?”
Temannya
teman gue yang kayaknya gue nggak pernah ketemu sebelumnya, nyuruh gue duduk.
“Mau
beli tiket ini, nggak?”
“Tiket
apa itu?”
“Story
of the Year,” katanya sambil menyodorkan dua buah tiket warna kuning
emas-hitam.
“Udah besok malam konsernya, tapi saya harus pergi ke luar kota,
mendadak.”
“Ta-tapi,
Kak, saya tidak pernah dengar lagu-lagu mereka sebelumnya,” jawab gue polos.
Dia
terlihat berpikir sebentar. “Setengah harga aja deh,” katanya.
Gue
nyengir. “Enggak, Kak.”
“Setengahnya
lagi.”
“OKE!”
Gue
benar-benar belum pernah dengar lagu-lagu Story of the Year waktu itu. Jangankan
dengar, tau kalau ada band dengan nama itu aja nggak pernah. Atau mungkin
begini: gue pernah dengar lagu mereka, tapi gue nggak tau itu mereka karena
biasanya gue memutar lagu di YouTube secara acak dan nggak merhatiin
penyanyinya siapa.
Orang
yang kelebihan kuota internet mah suka gitu.
Lalu
setelah gue membeli tiket itu (karena kebetulan gue lagi punya uang waktu itu),
tiba-tiba muncul ide gila di kepala. Kok
kayaknya seru, ya, nonton konser musik, tapi kita nggak tau konser musik siapa
dan musik apa yang akan kita tonton? Jadi setelah gue punya tiket Story of
the Year, gue nggak langsung nyari tau tentang mereka atau dengerin
lagu-lagunya. Lagi pula, konsernya udah besok dan nggak ada waktu kalau mau
ngafalin satu per satu.
-III-
GILA!
Ide
gila gue ternyata berujung manis.
Gue
datang ke konser dalam keadaan buta. Sama sekali nggak ada clue, tapi gue bisa pulang tanpa berkata kasar, bahkan bahagia. Gue
menemukan band baru (bandnya udah lama, gue yang baru tau) dengan musik yang
berkualitas.
Keesokan
paginya—karena sampai rumah gue langsung tidur—gue langsung nyari lagu-lagu
Story of the Year di YouTube dan pas nonton, gue langsung terheran-heran; di
video ada adegan salto dan mutar-mutar gitar. Semalam, Ryan Phillips (atau
Philip Sneed, gue lupa) melakukan adegan salto bersama gitarnya sekaligus. Habis itu mereka main bass sama gitar sambil gendongan. Iya, gendongan.
Dan
gue semakin jatuh cinta dengan Story of the Year.
Pagi
itu, karena lagi libur, gue menonton seluruh lagu dari album Page Avenue
(karena tema konsernya semalam memang Page Avenue) dan menemukan beberapa lagu
dari album lain yang akhirnya gue masukin ke playlist juga seperti Wake Up dan
Terrified dari album The Black Swan, The Children Sing, Ten Years Down, dan
Holding On to You dari album The Constant.
Dengan
modal SS YouTube, gue pun mengunduh lagu-lagu yang gue dengarkan tadi lalu
mengonversinya ke format MP3 dengan menggunakan Format Factory, lalu
memasukkannya ke handphone dan mendengarkannya berulang-ulang seharian penuh. What
a story of my time of the year with Story of the Year, that year.
Dan
ingus gue jatuh lagi ke lantai.