10 Film Terbaik yang Tidak Pernah Bikin Bosan
Akhirnya
ngomongin film di blog lagi.
Terakhir
kali bahas film di blog kayaknya udah lebih dari dua bulan yang lalu. Itu pun
cuma ngomongin soal hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum nonton film dari
klien. Ya, sponsored post. Setelah itu gue lebih banyak ngomongin media sosial,
musik, dan hal-hal kurang penting lainnya.
Sepertinya
memang hidup gue dipenuhi dengan hal-hal nggak penting. Tapi penting nggak
penting yang penting anggap penting dulu aja. Kalo nanti emang bener-bener
nggak penting, ya udah, nggak usah dibikin penting. #DIGAMPARS.
Belakangan
ini gue jadi lebih banyak nonton film, selain karena orang-orang di timeline
gue banyak bahas soal film, juga karena gue ngerasa film-film yang sudah gue
tonton kayaknya masih sangat terbatas. Ya gue memang nggak terlalu suka nonton
Drama Korea, Thailand, Jepang, dan India. Mungkin karena sejak dulu gue cuma
suka nonton film bergenre thriller, horror dan slasher jadi nggak begitu
tertarik dengan film yang ceritanya mendayu-dayu. Tapi meskipun gue bilang nggak
suka, ada beberapa film yang gue masukin ke dalam daftar pengecualian seperti
Train to Busan, Top Secret, Death Note, dan 3 Idiots.
Belakangan
ini juga, gue lebih rajin nonton film yang tahun produksinya 2000 ke bawah.
Gara-gara kebanyakan nonton film yang lebih banyak efek CGI daripada
naturalnya, gue jadi penasaran seperti apa sih film-film jaman dulu sebelum ada
CGI.
Ternyata, film jaman dulu (selain durasinya panjang-panjang) lebih mengandalkan kekuatan cerita dalam film itu sendiri daripada mengutamakan efek visual yang “mematikan” seni peran.
Gue
nggak bilang film jaman sekarang jelek, tapi hanya terlalu banyak penggunaan
efeknya yang walaupun nggak perlu-perlu amat tetep dipake juga. Dan itu bikin
gue sedikit bosan sekaligus penasaran dengan film-film jaman dulu. Dan,
berdasarkan film-film yang sudah gue tonton itu, gue akhirnya berani bikin
daftar 10 film terbaik sepanjang masa yang nggak akan pernah bikin kamu bosan
walaupun menontonnya berkali-kali.
Sepuluh, The Green
Mile
Sutradara : Frank Darabont
Produksi : Warner Bros
Genre : Fantasi, kriminal
Durasi : 3 jam lebih.
Film
The Green Mile diproduksi tahun 1999 saat Tom Hanks masih lumayan muda. Film
ini bercerita tentang Paul Edgecomb (Tom Hanks), seorang sipir penjara bernama
Cold Mountain Penitentiery yang terkenal angker. Penjara itu sendiri dibagi
menjadi beberapa blok dan blok H, yang dijaga oleh Paul berisi para tahanan
yang umurnya tinggal menghitung hari karena akan dihukum mati di kursi listrik.
Para sipir menyebut blok itu dengan nama The Green Mile yang akhirnya jadi
judul film ini.
Salah
satu dari tahanan itu adalah John Coffey (Michael Clark Duncan), tahanan yang
didakwa melakukan pembunuhan kejam terhadap dua anak kecil di tengah hutan.
Awalnya para sipir takut dengan John mengingat badannya sangat besar dan
tingginya lebih dari meter, tapi ternyata dia adalah tokoh yang baik.
Drama
yang terjadi di film ini nggak ketebak sama sekali, ditambah dengan akting Tom
Hanks yang bagus banget dan adegan di akhir film yang bikin mewek memaksa gue
harus memasukkan The Green Mile ke dalam daftar 10 film terbaik sepanjang masa.
Sembilan, Shutter
Island
Sutradara : Martin Scorsese
Produksi : Columbia Pictures
Genre : Thriller, drama
Durasi : 2 jam lebih dikit.
Genrenya
Thriller, Drama, dan bumbu petualangan semasa perang dunia. Shutter Island
benar-benar memberikan ending yang nggak ketebak. Bercerita tentang Edward
“Teddy” Daniels (Leonardo DiCaprio) dan Chuck Aule (Mark Ruffalo), dua rekan
yang baru ditugaskan untuk meneliti kasus hilangnya salah satu pasien rumah
sakit jiwa di kawasan Boston Harbor, Rachel Solando.
Keseruan
film ini langsung dimulai di awal film ketika keduanya sampai di Ashecliffe,
nama rumah sakit jiwa itu, dan badai tiba-tiba menerjang tempat itu sehingga
mereka tidak bisa langsung pulang. Butuh konsentrasi penuh untuk mengerti jalan
cerita Shutter Island dan gue sendiri nggak bisa langsung mengerti hanya dengan
sekali tonton. Bahkan setelah nonton berkali-kali pun kesimpulan gue selalu
berubah-ubah terhadap film ini.
Beberapa
adegan cukup lambat dan agak mengganggu,
tapi adegan itu sendiri membuktikan kalau akting seorang Leonardo DiCaprio
tidak perlu diragukan.
Delapan, The
Prestige
Sutradara : Christopher Nolan
Produksi : Lupa tadi namanya
Genre : Sci-Fi, drama
Durasi : 2 jam 10 menit.
Ini
pertama kalinya gue nonton Hugh Jackman, Christian Bale dan Scarlet Johansson dalam
satu film. Tapi entah kenapa, muka Scarlett yang berperan sebagai Olivia di The
Prestige berasa ganggu banget.
Tapi
terlepas dari itu, gue harus masukin The Prestige sebagai 10 film terbaik
sepanjang masa karena meskipun sebenarnya jalan ceritanya ringan, tapi butuh
fokus yang cukup tinggi untuk mengerti ke mana film ini ingin membawa
penontonnya. Endingnya memang bukan ending terbaik, tapi kuncinya ada di gambar
pertama yang muncul saat film ini dimulai.
Oh
iya, The Prestige adalah film yang menceritakan tentang rivalitas dua pesulap
yang dulunya berada dalam satu tim. Semua kekacauan di antara keduanya bermula
ketika Alfred Borden (Christian Bale) dituduh sebagai dalang atas meninggalnya
Julia, istri Robert Angier (Hugh Jackman) dalam sebuah pertunjukan sulap. Gue
sempat curiga cikal-bakal Now You See Me dan Now You See Me 2 dimulai dari
sini, but, I don’t know exactly.
Tujuh, Forrest Gump
Sutradara : Robert Zemeckies
Genre : Komedi sama drama, berarti drama
komedi
Produksi : Paramount Pictures
Durasi : 2 setengah jam.
“Run
Forrest, Run!”
Kalau
kamu nggak asing dengan kalimat itu, berarti kamu udah nonton Forrest Gump.
Film tahun produksi 1994 yang dibintangi Tom Hanks ini ceritanya keren dan
visual efek yang ditampilkan juga sangat bagus untuk film di masa itu.
Forrest
Gump yang diperankan oleh Tom Hanks waktu masih muda banget bercerita tentang
Forrest Gump, seorang anak yang punya masalah dengan kakinya dan hanya memiliki
IQ di bawah rata-rata (kalau nggak salah cuma 75) serta dibesarkan tanpa ayah,
hanya ibu. Forrest selalu diganggu dan diejek oleh teman-temannya karena
kekurangannya itu. Tapi, di balik kekurangannya itu, Forrest punya satu
kemampuan yang kelak mengubah hidupnya dan pandangan orang-orang tentangnya;
bisa berlari sangat kencang.
Hidupnya
ia habiskan dengan hal-hal yang sangat menakjubkan tetapi ia sendiri
menganggapnya sebagai sesuatu hal yang biasa. Jujur, kepolosan dan kejujuran
Forrest Gump pasti akan banyak mengubah persepsi orang-orang tentang banyak
hal.
Enam, Catch Me, If
You Can
Sutradara : Steven Spielberg
Produksi : DreamWorks Pictures
Genre : Biografi, drama
Durasi : Hampir 2 setengah jam.
Lagi-lagi
dibintangi oleh Leonardo DiCaprio.
Banyak
banget film bagus yang dibintangi oleh Leo dan aktingnya nggak pernah mengecewakan.
Satu hal yang selalu bikin gue bertanya-tanya kenapa aktor serba bisa ini baru
bisa merebut Piala Oscar pertamanya sebagai aktor terbaik setelah film The Revenant.
FYI,
Catch Me, If You Can adalah film yang diangkat dari kisah nyata. Menceritakan
tentang kehidupan seorang Frank William Abagnale (Leonardo DiCaprio) yang berbohong
dan menipu untuk menjadi pilot, dokter, dan jaksa dalam satu waktu. Keuntungan
yang didapatkan Frank dalam kasus penipuannya ini bernilai sekitar USD2,5juta
dan usianya masih 19 tahun saat itu. Sebuah jumlah yang sangat fantastis.
Orang
yang menangkap Frank pada akhirnya adalah Carl Hanratty (Tom Hanks), meski
sebenarnya dia nggak benar-benar tertangkap. Ending film ini bikin gue
bergumam, “KAMPRET, COBA GUE JADI FRANK…”.
Lima, The Godfather
Sutradara : Francis Ford Coppola
Produksi : Paramount Pictures
Genre : Drama
Durasi : 3 jam lah, ya.
The
Godfather adalah film yang menceritakan kisah keluarga, tapi bukan keluarga
biasa seperti di sinetron-sinetron di TV sore. Ini adalah kisah keluarga mafia
Italia di Amerika Serikat, dan saat itu terjadi perang dingin antar geng mafia.
Vito Corleone (Marlon Brando) adalah kepala keluarga, dan Sonny sebagai anak
pertama dari empat bersaudara mengambil alih posisi ayahnya yang sedang sakit.
Di
sinilah awal mula terjadinya banyak konflik karena Sonny ternyata nggak bisa
jadi pemimpin yang baik, dan adegan bunuh-bunuhan terus-menerus terjadi. Film
berlatar kehidupan mafia di New York tahun 1940-an ini bener-bener bagus, dan
menjadi awal film legendaris yang melahirkan The Godfather II (yang juga bagus)
dan The Godfather III (yang udah nggak bagus-bagus banget).
Empat, Se7en
Sutradara : David Fincher
Produksi : New Line Cinema
Genre : Thriller
Durasi : 2 jam lebih dikit, dikit banget.
Se7en
bercerita tentang dua detektif, satunya muda dan satunya tua. Detektif muda
bernama David Mills (Brad Pitt) dan si detektif tua bernama William Somerset
(Morgan Freeman). Keduanya ditugaskan untuk mengungkap kasus pembunuhan
berantai yang menggunakan seven deadly sins sebagai modus operandinya.
Cerita
film ini sangat bagus dengan ending yang tidak tertebak. Gue nggak nyangka
kalau film ini akan dibawa ke akhir yang seperti itu. Di akhir film juga, ada
perkataan Morgan Freeman yang bikin gue langsung pengen baca buku karya Ernest
Hemingway. Hmm..
Tiga, Pulp Fiction
Sutradara : Quentin Tarantino
Produksi : Miramax Films
Genre : Kriminal banyak drama, ada
komedi juga
Durasi : 3 jam kurang 2 menit.
Oh,
film ini.
Pulp
Fiction penuh dengan adegan dengan kata-kata kasar, lucu, dan thriller yang
lumayan bikin mata merem lebih dari dua detik. Entah gimana caranya sang
sutradara, Quentin Tarantino, memikirkan jalan cerita film ini tapi Pulp
Fiction akhirnya jadi film yang beda banget dari film-film dengan genre serupa
pada masanya.
Film
ini bercerita tentang dua pembunuh bayaran (John Travolta & Samuel L.
Jackson), seorang petinju (Bruce Willis), dan dua orang perampok abal-abal (Tim
Roth & Amanda Plummer). Oh iya, ada Uma Thurman juga di film ini yang
berperan sebagai istri seorang bos mafia.
Gue
sendiri masih agak bingung menyimpulkan cerita film ini, jadi mungkin sebaiknya
kamu nonton sendiri aja biar kita bisa sama-sama bingung.
Dua, Schindler’s
List
Sutradara : Steven Spielberg
Produksi : Universal Pictures
Genre : Drama, sejarah
Durasi : 3 jam lebih.
Sadis.
Itulah
mungkin kata yang cocok buat film produksi tahun 1993 ini.
Sebelum
nonton Schindler’s List, gue mengira kalau film terbaik yang pernah dibintangi
Liam Neeson adalah Taken dan Non-Stop. Tapi sepertinya gue salah, dan untungnya
gue menonton film ini.
Sama
seperti Catch Me, If You Can, film Schindler’s List juga diangkat dari kisah
nyata. Bedanya, jika Catch Me, If You Can termasuk ke dalam kategori film yang
ringan, Schindler’s List adalah kebalikannya. Film dengan latar perang dunia II
ini lebih berat dan kompleks serta memiliki kemasan visual efek yang, seperti
gue katakan di awal, sadis.
Apa
yang dilakukan Schindler terhadap orang-orang Yahudi bakal bikin kamu merinding
di akhir film.
Satu, The Shawshank Redemption
Sutradara : Frank Darabont
Produksi : Columbia Pictures
Genre : Drama dan thriller
Durasi : 2 jam 22 menit. Hafal gue.
Inilah
peringkat 1 dari 10 film terbaik sepanjang masa menurut gue.
Nggak
ada alasan buat nggak ngejadiin The Shawshank Redemption sebagai film terbaik
nomor satu sepanjang masa. Ide cerita dan akting Tim Robbins bersama Morgan
Freeman benar-benar menunjukkan bahwa mereka aktor kelas dunia.
Sebenarnya,
ending film ini sudah bisa ditebak sejak pertengahan menjelang akhir, tapi
proses sebelum itu selalu saja menarik dan masih saja bikin penasaran sampai
bikin gue pengen terus menontonnya berkali-kali. The Shawshank Redemption
bercerita tentang Andy (Tim Robbins), seorang pimpinan bank yang sangat sukses
yang divonis hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan terhadap
istrinya sendiri. Ia lalu dikurung dalam penjara di New England bernama
Shawshank dan di sana ia bertemu dengan Red (Morgan Freeman) yang kelak
menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan Andy hingga akhirnya membantunya keluar
dari Shwashank.
Selain
cerita pelarian Andy dari Shawshank, masih banyak cerita lain di film ini yang
bisa mengubah pandangan hidup seseorang terhadap sesuatu, terutama terhadap
kehidupan itu sendiri. Itulah mengapa gue menempatkan film ini di urutan nomor
satu dari 10 film terbaik sepanjang masa yang pernah ada.
Film
mana saja yang sudah pernah kamu tonton? Sudah nonton semuanya, atau punya
judul film lain untuk versimu sendiri? Ceritakan di kolom komentar, ya!