Tidak Ada Hal yang Aneh
1/ Amani tiba di gerbang rumah yang terletak di sebuah desa terpencil bernama Collateral Stone. Ia memandangi rumah berlantai dua itu dengan heran—tanaman merambat hampir menutupi seluruh tembok di lantai dua. “Aneh banget, ya,” katanya kepada pemilik rumah yang baru saja membuka gerbang dan menemuinya.
Sepuluh tahun kemudian Amani bekerja sebagai Head of Marketing di sebuah perusahaan pengembang perumahan yang mengusung konsep "rumah hijau". Tiap rumah dipenuhi dengan tanaman, termasuk tanaman merambat yang mengitari tiap-tiap rumah di dalam perumahan. Ia teringat memori sepuluh tahun lalu ketika ia mengunjungi rumah aneh di Collateral Stone.
2/ Deasy mengeluhkan tempat tinggal orang tuanya yang baru. Menurutnya, tetangga sebelah rumahnya sangat tidak ramah karena jadi satu-satunya tetangga yang tak pernah menyapa ataupun ikut kegiatan sosial di lingkungan mereka. Ia tidak suka dengan tetangga seperti mereka. “Tetangga aneh,” keluhnya pada kedua orang tuanya di meja makan.
Sepuluh tahun kemudian Deasy menikah dan pindah ke rumah baru impiannya yang benar-benar nyaman dan aman. Lingkungan tempat tinggalnya dipenuhi CCTV, petugas yang aktif berpatroli, dan pelayanan yang sangat prima dari petugas setempat. Biaya bulanan tempat tinggal mereka memang terbilang cukup mahal, tetapi sepadan dengan fasilitas yang didapat. Lagi pula, Deasy dan suaminya sama-sama bekerja sehingga beban pengeluaran bulanan tak pernah begitu mengganggu.
Sayangnya, kesibukan Deasy mengejar karier membuatnya tak pernah begitu menikmati waktu di rumah megahnya. Bahkan, ia tak pernah ada waktu untuk menyapa para tetangga yang jaraknya hanya beberapa langkah kaki. Jangankan menyapa, bertemu saja mereka tak pernah saking sibuknya dengan pekerjaan.
3/ Asim terbelalak ketika pertama kali melihat Cybertruck dari Tesla yang besarnya hampir seperti truk pemadam kebakaran. Ia tak pernah melihat mobil komersial sebesar dan berbentuk seaneh itu. “Sungguh, ini adalah kendaraan paling aneh yang pernah saya lihat di kehidupan nyata. Biasanya hanya ada di kartun,” tuturnya.
Tiga belas tahun kemudian, Asim baru saja membeli Tesla Cybertruck setelah melihat dua tetangganya memilikinya lebih dahulu setahun sebelumnya. Ia adalah pemilik ke-476.876 di dunia, dan ke-2.371 di negaranya.
-///-
Tiga contoh kasus di atas berangkat dari kejadian yang benar-benar nyata, dan membuat saya tiba pada kesimpulan bahwa sebetulnya tidak ada hal yang benar-benar aneh. Kita sering menggambarkan sesuatu yang tak biasa kita lihat atau temui sebagai “aneh”.
Kita terbiasa makan nasi padang dengan tangan, maka ketika ada yang melahapnya dengan bantuan sendok, kita menyebutnya aneh. Kita terbiasa makan bubur dengan cara diaduk, maka ketika ada yang tidak mengaduknya, kita menganggapnya aneh. Kita terbiasa mendengar azan dikumandangkan dengan keras, maka ketika suatu hari tak seperti itu, kita mengira ada sesuatu yang aneh sedang terjadi.
Padahal, tidak ada yang aneh. Kita hanya belum terbiasa melihat hal itu.
Saya punya teman yang kaget ketika baru pindah kerja ke dekat pantai di Bali. Ia syok dan merasa aneh karena banyak sekali bule berbikini di pantai itu. Di tempat tinggalnya jangankan bikini, perempuan keluar pakai celana pendek saja akan langsung dicap perempuan gatal. Namun, setelah setahun tinggal di Bali, ia sudah terbiasa dengan pemandangan itu. Teman saya sadar kalau sebenarnya tidak ada yang aneh, ia hanya belum terbiasa dengan sesuatu yang baru.
Dan selama bertahun-tahun juga saya percaya bahwa sejatinya tidak ada hal yang benar-benar aneh di dunia ini—yang ada hanyalah kita belum terbiasa melihat hal itu—sampai akhirnya saya melihat dengan mata kepala kepala saya sendiri, orang yang sedang berolahraga, tapi sambil merokok.
Dan tidak hanya sekali, tapi berkali-kali.
Aneh.