Cerita Malam Tahun Baru
Karena libur kerja dan tidak ada niatan merayakan pergantian tahun, saya pun mulai beraktivitas sejak pagi buta seperti biasanya. Masak nasi, beresin tempat tidur, joging, mandi, sarapan, dan membereskan segala hal yang perlu dibereskan di rumah sampai saya capek.
Karena sudah bak-buk-bak-buk sejak sebelum matahari terbit, siangnya saya memutuskan buat tidur siang biar sore pas bangun jadi segar dan bisa main sama anak di luar rumah.
Ternyata sorenya gerimis.
Jadilah saya main dengan anak di rumah saja. Pas malam, mata saya segar banget, kayak habis dapat uang kaget. Pengin tidur cepat seperti anak saya yang jam sembilan sudah molor, tapi saya baru bangun sore. Kerjaan rumah, sudah beres.
“Mau makan soto, enggak?” tanya istri saya yang kayaknya ngeliat saya suntuk banget.
“Boleh kalau mau bikin.”
Istri saya berjalan ke dapur dan menyiapkan bahan-bahan masakan. Saya duduk di sofa ruang keluarga sambil membaca buku dan sesekali membuka media sosial. Hanya selang beberapa menit, istri saya menghampiri.
“Soun habis.” Dia duduk di sebelah saya dengan muka sedikit bete.
“Jadi gimana?” kata saya sembari menjeda bacaan. “Beli dulu ke warung?”
“Warungnya buka, enggak?”
“Ya harus dicek dulu.”
Saya menutup buku dan bersiap-siap ke warung. Setelah itu saya buka pintu dan … gerimis. “Kayaknya udah dari tadi, jalannya udah basah banget,” kata saya saat kembali masuk ke rumah.
Saya menunggu hujan reda untuk membeli soun. Sampai beberapa menit kemudian muncul pikiran aneh. Kenapa saya tidak pakai payung saja, ya? Kan dekat.
Akhirnya saya ke warung pakai payung, tapi ternyata warungnya sudah tutup. Saya pun kembali dengan perasaan kecewa.
“Memang kayaknya kita enggak ditakdirkan merayakan hal-hal kayak gini, deh,” kata istri saya. Saya mengangguk, lalu kembali membaca buku sampai bosan.
Anak saya sudah tidur. Saya dan istri lanjut mengobrol di ruang tamu sampai bosan lalu dia pamit untuk tidur juga.
Saya juga sempat mencoba tidur dengan mendengarkan podcast dan beberapa lagu, berharap menguap lalu tau-tau ketiduran. Benar, saya sudah hampir tertidur sampai tiba-tiba … JEDARRR!!! Suara petasan dan kembang api bersahutan di udara. Saya lihat jam di ponsel, masih belum jam sepuluh malam. Karena udah suntuk banget, akhirnya saya jadi buka laptop meski belum tau mau ngapain. Mau ngeblog, belum ada yang ingin diceritakan. Udah ngecek-ngecek kerjaan, tapi udah beres hari sebelumnya. Mau dengar podcast dan lagu lagi juga udah.
Saya pun iseng bertanya ke ChatGPT, dan jawabannya cukup surprising.
Mungkin ChatGPT membaca histori percakapan saya yang beberapa hari terakhir memang sedang mencari sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Jadilah saya mengintip website Culinary Schools dan ketemu Kids Food Games, sekumpulan games yang sebenarnya sederhana dan easy to play banget. Namun buat saya jadi sangat menghibur karena saya memang hanya butuh aktivitas untuk mengisi waktu dan menghindari rasa bosan, jadi tidak perlu berpikir keras-keras.
Saya nyobain beberapa games di halaman depan seperti "Fruit Fit" dan "Find Fair", tapi favorit saya adalah "Can I Eat It?" yang sebenarnya simpel banget karena kita hanya perlu memilih YA atau TIDAK boleh dimakan benda yang muncul. Tantangannya hanya pada waktu—menguji seberapa cepat kita mikir sebuah benda adalah makanan atau bukan, atau bisa dimakan atau enggak.
Dari satu game ke game yang lain, saya juga jadi ketemu sama game "Feed the Baby". Sama sederhananya dengan "Can I Eat It?" tadi, tapi yang ini sedikit lebih menantang. Saya harus mengidentifikasi makanan yang diberikan masuk kategori daging-dagingan, sayuran, atau kue. Sama dengan game sebelumnya, "Feed the Baby" juga menguji ketelitian dengan waktu yang terbatas. Sebagai seorang bapak yang punya toddler, game ini jadi lebih menarik buat saya karena saya jadi seolah diberi pengingat soal makanan buat anak.
Karena banyak sekali game yang bisa saya eksplorasi di Culinary Schools, saya enggak sadar rasa bosan saya hilang dan tau-tau menguap. FYI, di Culinary Schools ada ratusan games yang bisa kamu eksplorasi, mulai dari card games, board games, sampai logic puzzles pun ada.
Pas lihat jam, ternyata sudah hampir pergantian tahun. Sempat kepikiran buat nunggu tahun berganti dulu lalu tidur, tapi saya sudah sangat mengantuk jadi saya paksa buat merem. Saya pun akhirnya tertidur lalu tiba-tiba … JEDARRR!!!