10 Film Action Indonesia Favorit


SULIT.

Satu kata yang gue temui ketika harus memilih film action terbaik di Indonesia versi gue. Bukan, bukan karena terlalu banyak pilihan. Sebaliknya, pilihannya dikit banget.

Namun, sedikit bukan berarti enggak ada juga.

Ada.

Langsung aja, berikut ini adalah 10 film action Indonesia favorit versi gue:

#1 Merantau (2009)


Sutradara: Gareth Evans
Produksi: PT Merantau Films
Genre: Ya action dong!
Durasi: Dua jam lebih sedikit.

Seharusnya suksesnya film ini bisa jadi momentum yang bagus buat perfilman Indonesia, terutama di genre action. Gue suka banget dengan kualitas film ini yang enggak kalah dengan yang ada di Hollywood sana. Dan kayaknya dari film ini juga gue pertama kali mengenal sosok Iko Uwais dan Yayan Ruhiyan yang kini menguasai film laga Indonesia dan juga luar negeri.

#2 Merah Putih (2009)


Sutradara: Yadi Sugandi
Produksi: Media Desa Indonesia
Naskah: Connor Allyn, Rob Allyn
Durasi: Hampir dua jam.

Sebenarnya ini adalah trilogi film Merdeka, tetapi dari ketiga film itu gue paling suka sama yang ini. Dan di film ini gue paling senang setiap kali terjadi dialog antara Darius Sinathrya dan Donny Alamsyah yang masing-masing berperan sebagai Marius dan Tomas.

Gue nonton film ini bukan di bioskop, melainkan di televisi saat sedang suasana kemerdekaan. Lupa tepatnya kapan, tapi seingat gue waktu itu masih sekolah dan masih selalu teringat akting Marius yang ingin membela negara dalam keadaan mabuk.

Mabuk alkohol, bukan mabuk agama.

#3 Serigala Terakhir (2009)


Sutradara: Upi Avianto
Produksi: Investasi Film Indonesia
Naskah: Upi juga
Durasi: Dua jam lebih dikit.

Ada banyak adegan yang seru di film ini, dan salah satu yang masih terus ada di kepala gue adalah adegan berantem di atas angkot. Kenapa? Karena mengingatkan gue sama video pendek Transformers versi bajaj yang dulu pernah rame di YouTube.

Ngaco.

...tapi beneran.

Adegan berantem yang serius tapi kocak dari Jarot, Ale, dan Fatir bikin gue ketawa-ketawa sendiri setiap kali nonton film ini. Film yang mengangkat kisah persahabatan yang kelam ini sedikit banyak ngajarin gue tentang bagaimana gue harus bersikap dalam pertemanan.

#4 The Raid: Redemption (2011)


Sutradara: Gareth Evans
Produksi: PT Merantau Films
Naskah: Gareth Evans
Durasi: Hampir dua jam.

Dua kali nonton bareng sama teman-teman kampus saking bagusnya film ini. Kami, dan gue pribadi, merasa takjub kok bisa ada film Indonesia yang bagus banget kayak gini. Beberapa teman yang jarang nonton film sempat nanya tentang Iko Uwais dan dijelaskan oleh teman lainnya yang ternyata juga sudah mengikuti kiprah Iko sejak di film Merantau.

Dan ini, seingat gue, adalah satu-satunya film Indonesia yang gue tonton dua kali di bioskop. Biasanya film-film Hollywood doang yang bikin gue kayak gini.

#5 Pirate Brothers (2011)


Sutradara: Asun Mawardi
Produksi: Creative Motion Pictures
Naskah: Matthew Ryan Fischer
Durasi: Hampir dua jam.

Film ini keren.

Gue punya 10 film favorit sepanjang masa, dan film ini masuk dalam daftar.

Gue enggak tahu kenapa gue suka banget sama film ini. Yang jelas, gue enggak sendiri karena kakak gue yang cowok juga ngaku ini adalah salah satu film favoritnya. Mungkin karena premisnya sedikit relate dengan kehidupan kami, entahlah.

Dari sumber yang gue dapat, Film Pirate Brothers ini mendapat penghargaan Platinum Remi Awards dalam The 45th WorldFest-Houston International Film Festival yang diikuti oleh 30 negara dengan 500 film komersialnya.

Percaya kan kalau gue bilang film Indonesia satu ini keren?

#6 Java Heat (2013)


Sutradara: Conor Allyn
Produksi: Margate House
Naskah: Conor & Rob Allyn
Durasi: Hampir dua jam juga.

Menurut gue, ini adalah salah satu film action Indonesia yang cukup berani dan antimainstream pada masanya. Ceritanya tentang bom-boman gitu. Dulu kan rame banget tuh soal bom membom di Indonesia.

Ya belakangan ini juga sih. Hehe.

Gue suka film ini karena ceritanya dibumbui dengan misteri yang cukup berhasil bikin gue larut dalam berpikir siapa dan gimana cara pelakunya nanti ditangkap.

#7 The Raid: Berandal (2014)


Sutradara: Gareth Evans
Produksi: Stage 6 Films
Naskah: Gareth Evans
Durasi: Dua setengah jam.

Ya nggak usah ditanyalah ya kenapa ada The Raid lagi. Lanjut.

#8 Buffalo Boys (2018)


Sutradara: Mike Wiluan
Produksi: Infinite Frameworks
Naskah: Mike Wiluan
Durasi: Satu setengah jam.

Pembukaan film ini berhasil bikin gue mengira kalau gue lagi nonton film Hollywood.
Dari segi eksekusi dan cerita secara keseluruhan, mungkin Buffalo Boys belum bisa dibilang memuaskan. Masih banyak kekurangan, salah satunya durasi yang harusnya bisa lebih cepat. Namun, buat gue, film ini sudah cukup untuk masuk ke dalam daftar 10 film action Indonesia favorit versi gue.

Gue juga baru tahu kalau salah satu pemerannya, Yoshi Sudarso, adalah aktor yang pernah main di Power Rangers Dino Charge: Resurgence. Ranger Biru.

#9 Wiro Sableng (2018)


Sutradara: Angga Dwi Sasongko
Produksi: 20th Century Fox
Naskah: Harusnya bapaknya Vino Bastian sih
Durasi: Dua jam lebih dikit.

Sebenarnya gue sedikit kecewa pas nonton Wiro Sableng, karena selama dua jam lebih Wiro ternyata enggak mengeluarkan jurus yang jadi andalan gue sama kakak gue; Jurus Kunyuk Melempar Buah.

Dulu, kalau gue lagi berantem-beranteman sama kakak, pasti ini adalah jurus yang selalu dia keluarkan, yang akan selalu gue respons dengan cara menghindar sambil berguling dan pura-pura kena. Terus gue megang dada kayak Wiro Sableng kalau habis kena pukulan musuh.

Habis itu gue akan minta uangnya karena udah mengalah.

Buat beli coki-coki.

Dengan segala plot hole-nya, gue tetap suka dengan film ini karena cukup menghibur dan tentu saja membangkitkan kembali ingatan masa kanak-kanak yang menyenangkan bersama kakak gue. Eh, bukan cukup. Sangat. Wiro Sableng sangat menghibur, dan ajaibnya, jokes kekinian bahkan bisa masuk ke dalam film dengan latar cerita ratusan tahun lalu ini.

#10 The Night Comes for Us (2018)


Sutradara: Timo Tjahjanto
Produksi: XYZ Films
Naskah: Timo Tjahjanto
Durasi: Dua jam, dan kurang banget.

Buat nonton film ini, gue butuh usaha ekstra.

Janjian sama teman yang langganan Netflix, milih VPN app, nyari kafe yang tenang, beli headphones yang enak, dan lain-lain, dan lain-lain.

Dan lain-lain ini termasuk bayarin kopi temen gue.

Sebelum nonton filmnya, gue dengerin duluan obrolan bersama Timo Tjahjanto di Show Box Podcast dan dilumuri jutaan spoiler yang semakin bikin gue penasaran. OH I LOVE SPOILERS SO GIVE IT TO ME BABY.

Dan tibalah hari di mana gue dapat kesempatan nonton film ini.

…dan gue langsung merasa kalau John Wick 1 dan 2 enggak ada apa-apanya dibanding The Night Comes for Us ini.

GILA!
Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.