Jawaban-jawaban Ajaib
Rumah Sejuta Martabak
Mars, TX 75778
Kalau
nggak salah hitung, gue punya enam ekor ponakan. Tiga jantan dan tiga betina,
dari dua kakak. Kalau malam Minggu atau lagi musim liburan sekolah, mereka
pasti lebih banyak ngabisin waktu di rumah gue daripada di rumah orangtuanya.
Ponakan
yang paling sering datang itu yang laki semua; Ichsan, 17 tahun, SMA kelas
tiga; Khatib, 12 tahun, SMP kelas satu; Putra, lupa umur berapa, SD kelas tiga.
Khusus ponakan gue yang paling kecil ini, dia gue panggil Tayo gara-gara waktu
dulu pernah ada tamu kehormatan datang ke rumah dan dia tiba-tiba nyanyi “Hey,
Tayo, Hey, Tayo, dia bis kecil ramah…” di depan tamu itu.
Biasa,
caper.
Mungkin
karena tamunya cantik.
Nah,
kayak waktu liburan semester ganjil yang baru banget berakhir kemarin, mereka
hampir dua minggu nemenin gue kerja di rumah. Katanya sih senang main di rumah,
terutama di kamar gue karena katanya kasurnya empuk, padahal gue tahu mereka
cuma pengen main game.
Gue
punya dua hape yang bisa dibilang nganggur karena jarang banget gue pakai. Dan
karena Khatib dan Tayo belum punya hape, gue bebasin mereka pakai hape gue
dengan syarat nggak dibawa ke luar rumah. Sedangkan Ichsan, dia sudah punya
hape sendiri yang jauh lebih bagus dari semua hape yang gue punya.
Selama
di rumah, karena gue nggak bebasin mereka bawa hape ke luar rumah, mereka mengakalinya
dengan memanggil teman-temannya datang ke rumah gue. Kebetulan, sekolahnya
Khatib ini dekat sama rumah gue dan beberapa teman kelasnya ada yang tinggal di
dekat rumah.
Gue
nggak pernah gangguin mereka selama main, tapi gue selalu ngecek hape saat
mereka tidur siang atau malam hari setelah mereka tertidur pulas. Dan… baru
hari pertama mereka datang, hape gue udah berisi game-game seperti Clash of
Clans, PUBG, Mobile Legend, Mini Militia, Free Fire, dan beberapa game lain
yang buat gue namanya asing banget.
Ya,
gue memang hampir nggak pernah lagi main game di hape. Game terakhir yang gue
mainin adalah Plants vs Zombies dan Need for Speed: Underground. Itu pun di
laptop, waktu masih kuliah.
Ceritanya,
gue baru punya waktu ngobrol dan main sama mereka saat gue lagi istirahat
kerja, atau jam makan. Paling seru sih pas jam makan malam, enggak tau kenapa
waktunya terasa lebih panjang aja dibanding waktu makan siang atau sarapan
(seringnya sih gue ketinggalan sarapan bareng mereka karena gue baru bangun jam
delapan, mereka jam tujuh udah mulai main).
Saat
makan malam itu, gue selalu berusaha ngajak ponakan gue ini ngobrol. Kadang,
gue ngetes mereka dengan pertanyaan umum untuk tahu pengetahuan umum mereka
sudah sampai mana, kadang juga pertanyaan basa-basi. Namun, meskipun itu pertanyaan
basa-basi, ternyata jawaban yang mereka keluarkan selalu saja unik dan nggak
ketebak. Dan yang selalu ngasih jawaban di luar kemungkinan yang pernah
dipikirkan manusia sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan, adalah Tayo, ponakan
gue yang paling kecil.
Beberapa
percakapan yang gue ingat sama Tayo adalah..
Di meja makan, hari pertama libur
Gue:
Kamu udah libur? Berapa lama?
Tayo:
Udah. Sampai tahun baru.
*lanjut
makan*
Gue:
Tayo kamu tau nggak nama presiden Indonesia siapa?
Tayo:
Tau. Pak Jokowi!
Gue:
Kalau wakilnya?
Tayo:
*Diam lama sambal ngunyah makanan* Tau. Pak kepala desa!
Di depan TV, sehabis makan malam
Gue:
Tayo, udah libur, berarti kamu udah terima rapot?
Tayo:
Iya, sudah.
Gue:
Dapat rangking berapa kamu?
Tayo:
Enggak dapat.
Gue:
Kok bisa?
Tayo:
Yang dapat teman saya, namanya Bulan. Rangking satu.
Gue:
Itu teman kelasmu?
Tayo:
Bukan, dia kelas enam.
Gue:
Lah, kamu kelas berapa?
Tayo:
Kelas dua.
Gue:
…
Di kamar tidur, sebelum tidur, hari kesekian libur sekolah
Tayo:
Kata bapak, besok kalau bangun tidur suruh WhatsApp biar dijemput.
Gue:
Siapa yang dijemput? Kamu?
Tayo:
Iya, kata bapak WhatsApp aja.
Gue:
Kalau ditelepon aja, gimana?
Tayo:
Enggak, jangan. Kata bapak WhatsApp.
Gue:
Kalau telepon lebih cepat datangnya.
Tayo:
Tapi kata bapak WhatsApp, jangan telepon.
Gue:
…
Di depan TV, pagi setelah tahun baru
Gue:
Tayo, kamu kapan masuk sekolah lagi?
Tayo:
Setelah tahun baru.
Gue:
Lah, semalam udah tahun baru. Ini udah tahun baru. Terus kenapa nggak masuk
sekolah?
Tayo:
Enggak tahu kenapa.
Gue:
Jadi kamu sekolah kapan?
Tayo:
Enggak tahu kapan.
Gue
dan Khatib dan Ichsan: …
Di meja makan, malam sebelum liburan usai
Malam
sebelum mereka pulang, salah satu keluarga gue ada yang meninggal. Rumahnya ada
di dekat rumah Tayo. Khatib dan Tayo menyempatkan diri menghadiri pemakaman.
…digendong
sama gue.
Khatib
ke gue: Om Nambung dikuburkan di lapangan dekat sekolah saya.
Tayo:
Om Nambung keguguran?
Gue:
*berhenti mengunyah makanan*
Minggu
siang kemarin, mereka pun minta diantar pulang karena sudah mau masuk sekolah
besok paginya. Gue pun manasin motor buat ngantar mereka pulang.
Sebelum
pulang, Khatib menyelesaikan satu game Mobile Legend.
Khatib:
coba ada Mobile Legend versi Tayo.
Putra:
welcome to mobil Tayo.
Gue:
…
Sejak
saat itu, gue menyebut Tayo sebagai anak ajaib, dengan jawaban-jawaban ajaib.