Bukan Review: Aquaman: Wakanda Versi DC
Rumah Sejuta Martabak
Mars, TX 75778
via Nerdist. |
Sutradara : James Wan
Produksi : Warner Bros sama DC
Genre : Fantasi, fiksi ilmiah
Durasi : Dua jam setengah
Rencana
awalnya adalah nonton film Aquaman ini di hari pertama. Tapi pas hari itu,
hujan deras dari pagi sampai malam. Besoknya, motor dipake adik. Besoknya lagi,
gue mager. Besoknya lagi, hujan lagi.
Akhirnya
baru bisa nonton siang tadi.
…naik
Go-Car karena hujan juga.
IYA
GAMPAR AJA GAK PAPA.
Dan
keluar dari bioskop gue kepikiran buat nulis soal film lagi. Terakhir kali gue
nulis Bukan Review adalah 234 hari yang lalu ketika gue nulis tentang Halo Makassar. Itu pun karena dibayar. Setelah itu gue nggak pernah lagi mengisi
blog dengan label Bukan Review. Gue kebanyakan mereview film di WhatsApp, di
room chat kekasih hati yang senang banget kalau gue memaki-maki sebuah film.
Oh
iya. Kalau kamu sedang dalam suasana hati yang agak kacau atau lagi melo,
sebaiknya jangan nonton Aquaman dulu, atau kalian akan berakhir kayak gue;
nangis di pojokan kursi A8 teater 2 XXI.
Untung
teaternya nggak seramai pasar malam, anjir.
Jadi,
satu menit duabelas detik sebelum Aquaman dimulai, gue berantem sama kekasih
yang baru sembuh dari sariawan dan jadi kebawa suasana film yang dibuka dengan
adegan yang memilukan; Queen Atlanna pergi meninggalkan suami dan anaknya demi
kedamaian Atlantis.
Adegan
berantem-berantem di awal film cukup seru, mengingatkan gue pada tiga film
sekaligus; Kingsman, Star Wars, dan Venom. Dan seperti biasa, pengenalan tokoh
utamanya sangat terburu-buru—seperti DC sedia kala.
Film
kemudian dilanjutkan dengan pengenalan tokoh antagonis yang bikin gue
geleng-geleng kepala.
Sori,
gue spoiler dikit.
Jadi,
tokoh antagonis yang menyebut dirinya sebagai Black Manta ini membajak kapal
selam dan memerintahkan anak buahnya untuk mencari kapten kapal. Yang bukan
kapten kapal, dibunuh sama mereka. Singkat cerita, ketemulah si kapten kapal
itu yang kayaknya sembunyi di toilet samping dapur.
Dia
diserahkan ke Black Manta.
Lalu
apa yang Black Manta lakukan padanya? Langsung dibunuh.
Kata
mas-mas berkacamata yang lagi pacaran di sebelah gue, “Kalau mau dibunuh kenapa
enggak dari tadi aja, Zaefuddin?!” dan gue ngangguk dalam hati tanda setuju.
Secara
keseluruhan sih filmnya lumayan seru dan menghibur. Dan ini nggak dark-dark
banget kayak film DC yang lalu-lalu. Meskipun banyak adegan yang akan mengingatkan
kamu pada film-film lain yang gue yakin sudah pernah kamu tonton (beberapa di
antaranya sudah gue sebutkan di atas).
Salah
satu yang paling mencolok adalah kemiripan Atlantis dengan Wakanda.
Wakanda
di film Black Panther digambarkan sebagai kota megah berteknologi tinggi yang
disembunyikan dari dunia luar karena khawatir banyak tangan jahat yang
memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Sementara Atlantis juga sama,
bedanya ia berada di bawah air.
Tokoh
antagonis kedua di Aquaman juga adalah saudara si Aquaman sendiri. Persis
banget sama kasus T’Challa dan Killmonger di Black Panther. Ini jangan-jangan
yang nulis naskahnya dari agensi yang sama. Kalau iya, tolong ngaku aja. Mau
gue hire biar gue bisa punya film sendiri juga tahun depan.
Di
tengah film, gue sempat ngantuk. Tapi tiba-tiba kursi sebelah gue gerak-gerak
dan bunyi-bunyi nggak keruan gitu. Gue pengen nengok tapi takut liat
penampakan. Tapi kalau nggak nengok, gue penasaran juga.
Akhirnya
gue beraniin nengok, eh mas-mas yang tadi lagi mangku pacarnya. Cuma, pacarnya
membelakangi layar.
Ngantuk
gue jadi hilang.
Konsentrasi
gue juga, bangsat.
Setelah
mengucap astaghfirullah sekitar lima belas kali, gue akhirnya bisa konsentrasi
lagi nontonnya.
Enggak
ada kalimat yang memeable sih di film ini. Dan nggak ada scene favorit juga. Karena
kekuatan Aquaman juga nggak jago-jago amat. Kayak sebelas-duabelas aja sama Wonder
Woman dan pasti nggak lebih jago dari Superman. Seingat gue juga cuma ada satu adegan
yang pakai callback, pas Vulko (Willem Dafoe) ngomong “…and make sure he has the view” ke King Orm yang pada saat itu jabatannya sebagai King baru saja
dikudeta sama King Arthur alias Aquaman.
Gue
enggak tahu apakah ini karena gue lagi melo pas nonton, tapi setiap kali cerita
tentang Queen Atlanna dan King Atlan diceritakan ulang, gue selalu pengen
nangis dan puncaknya di akhir-akhir film, gue nangis beneran sementara kursi di
sebelah gue masih konsisten goyang-goyang.
Tiba-tiba
gue teringat salah satu status WhatsApp teman blogger beberapa hari lalu:
Lebih baik menunggu lebih lama daripada menjalin hubungan dan berkomitmen dengan orang yang salah.