Merencanakan Pelarian
Rumah Sejuta Martabak
Mars, TX 75778
StockSnap on Pixabay |
Jane
Austen adalah salah satu penulis hebat dari Inggris yang banyak memengaruhi gaya
menulis para penulis masa kini. Karyanya yang paling terkenal adalah novel Pride and Prejudice, yang menceritakan
kisah cinta Elizabeth Benneth dan Mr. Darcy. Novel ini pernah dinobatkan
sebagai novel dengan cerita paling indah di sepanjang sejarah karya sastra
dunia. Belakangan, banyak yang berdebat tentang sosok kedua tokoh tersebut di
kehidupan nyata. Ada yang bilang, tokoh Elizabeth Benneth adalah representasi
dari Jane Austen sendiri sedangkan Mr. Darcy adalah representasi dari Thomas
Langlois Lefroy; politisi dan juga pengacara yang berasal dari Irlandia pada
masanya.
Di
kehidupan nyata, Jane Austen dan Thomas Lefroy saling menyukai, tetapi mereka
tidak pernah mendapat restu sehingga tidak pernah hidup bersama. Mereka sempat
merencanakan pelarian, tetapi entah Jane atau Lefroy, berubah pikiran dan
hingga akhir hidupnya, Jane tidak pernah menjadi milik Thomas Lefroy.
Jane
meninggal di usia 41, sementara Lefroy hidup lebih lama (lebih dari dua kali
usia Jane) dan menikah dengan Mary Paul. Mereka melahirkan tujuh orang anak
yang salah satu di antaranya menjadi penggemar berat karya-karya Jane Austen. Bayangkan
bagaimana perasaan seorang Lefroy ketika mengetahui kenyataan itu.
Jane
Austen tidak pernah menikah. Thomas Lefroy menikah dan punya anak, tetapi semua
tahu bahwa cintanya hanya untuk Jane Austen. Anak kedua Thomas diberi nama Jane
(bulan kelahiran Jane dekat dengan bulan kematian Jane Austen) dan anak
terakhirnya diberi nama Elizabeth, tokoh utama di dalam novel Pride and Prejudice.
***
Salah
satu penulis romansa favorit gue selain Nicholas Sparks adalah Jane Austen. Lewat
novel Pride and Prejudice, gue
belajar banyak hal tentang Inggris di masa lampau dan pengaruhnya di masa
sekarang. Karena buku itu juga, gue semakin berkeinginan untuk menghabiskan
masa tua di London, dan mengunjungi Dublin University, tempat Lefroy berkuliah Hukum
di Irlandia dulu. Gue nggak pernah tau kenapa gue ingin sekali pergi ke sana. Seperti
ada sesuatu yang menarik gue untuk ke sana, seperti ada seseorang yang
menginginkan gue untuk berada di sana, suatu saat nanti.
Dan
kalau boleh jujur, keinginan itu masih ada sampai sekarang. Memang kedengaran
sangat aneh, tetapi seperti itulah kenyataannya.
Beberapa
orang mungkin ingin pergi ke Inggris karena menggemari klub sepakbola seperti
Manchester United atau Liverpool, atau mungkin karena menonton dan menggemari
Harry Potter. Tetapi gue, sudah jauh lebih dulu punya keinginan ke sana jauuuuh
sebelum gue bahkan mengenal siapa Jane Austen dan seperti apa isi novel Pride and Prejudice.
Dan
belum kesampaian juga.
(Dan sebagai
tambahan, gue bukan penggemar Harry Potter).
Baik
Jane Austen maupun Thomas Lefroy sekarang sudah tidak ada. Tetapi di Inggris,
nama mereka sangat terkenal. Jane Austen dikenal karena karyanya yang satir dan
kritis terhadap kondisi sosial di Inggris abad 18 dan Thomas Lefroy dikenal
karena kisahnya bersama Jane. Entah bagaimana dengan Lefroy di Irlandia, tapi
jangan-jangan dia malah lebih terkenal dan diakui di Inggris daripada di
Irlandia sendiri. Who knows, right?
Gue
jadi teringat beberapa tahun lalu, kalau nggak salah sekitar tahun 2013 atau
2014, ada lomba menulis yang berhadiah jalan-jalan ke Inggris. Tanpa pikir
panjang gue pun ikut lomba itu meskipun pada akhirnya gagal menang. Mungkin karena
di tulisan itu gue berbohong dan mengaku menggemari Harry Potter, padahal
nonton juga cuma sesekali kalau sedang tayang di televisi. Oh, kalau penasaran,
tulisan yang gue ikutkan lomba itu masih ada di blog ini dengan judul Why? kalau gue nggak salah ingat. Intinya
peserta disuruh menuliskan kenapa mereka yang harus berangkat ke Inggris dan bukan
Voldemort.
Dan
terakhir, sembilan tahun dari sekarang gue nggak akan berada di tempat gue
sekarang berada lagi. Sama seperti Jane dan Lefroy, gue merencanakan pelarian untuk memulai hidup baru. Bedanya,
(semoga) nggak akan ada yang mengubah pikiran gue karena gue merencanakan pelarian ini hanya seorang diri.