Grup-Grup yang Bikin Gue Masih Betah Nongkrong di Facebook
Rumah Sejuta Martabak
Yogyakarta, Indonesia
Gue
jadi ingat lagi kapan pertama kali punya akun Facebook. Kelas satu SMA, ketika
Heru, temen kelas gue lagi nyekrol-nyekrol timeline di HP-nya yang belum touchscreen tapi udah keren banget
dibandingkan gue yang masih pake HP Nokia 1208 yang senternya jelas lebih
terang daripada senter yang ada di korek gas duaribuan di warung-warung.
Gue
lalu nanya, “Heru, itu apaan sih?” ketika dia lagi asik Facebook-an.
“Facebook,”
kata dia.
“Apaan
tuh?” tanya gue.
“Ya,
Facebook, kayak gini, nih…” Heru ngeliatin layar HP-nya yang hanya sekitar 2
inci atau lebih dikit.
“Nggak
ngerti…”
Jaman
itu, kata media sosial belum lazim. Kalian bilang “Sosial media” ke
orang-orang, orang-orang akan balik bertanya ke kalian sama seperti gue nanya
ke Heru; “APAAN TUH?”
Dasar
gue yang kampungan plus rasa penasarannya tinggi, gue pun bertanya-tanya dan
karena Heru mungkin kasian sama gue, sepulang sekolah dia setuju nemenin gue ke
warnet buat didaftarin akun Facebook. Kebetulan di deket rumah gue waktu itu
udah ada warnet.
“Udah
punya alamat email belum?” tanya Heru.
“Udah,
tapi lupa password-nya,” jawab gue.
“Kan
bisa klik ‘lupa password’, nanti bisa masukin password lama terus kita dikasih
password baru.”
“GUE
KAGAK PUNYA EMAIL TAPI MALU BILANGNYA ANJER. BIKININ AJA, NGGAK USAH TANYA NAPAAAA…”
teriak gue dalem hati.
Heru
pun membuka situs Yahoo! dan bikini gue email yang sampe sekarang masih gue
pake. Jangan tanya emailnya alay atau nggak, itu sudah pasti. Emang di jaman
Facebook belum terkenal, siapa sih yang emailnya nggak aneh?
Setelah
itu, gue pun kecanduan internet. Meski kabar baiknya gue pun jadi melek IT dan
rasa ingin tau gue soal dunia maya semakin besar dan gue pun jadi kenal
Twitter, Blog, serta beberapa hal lainnya.
Lalu
setelah bertahun-tahun nggak main Facebook, gue mulai menyadari kalau
teman-teman dekat gue (teman-teman SMA) ternyata nggak ada yang main Twitter,
blog, apalagi ngaskus. Gue pun mutusin buat daftar akun Facebook lagi, kalau
nggak salah awal tahun 2015 kemarin dan menambahkan kembali teman-teman deket
gue. kali ini gue nggak sembarangan konfirmasi teman agar “sampah-sampah” yang
muncul di timeline gue nggak lagi separah dulu.
Awalnya
gue cuma buka Facebook buat ngeliat aktivitas teman-teman dekat gue, lalu
semakin hari gue ketemu dengan grup-grup yang bikin gue jadi betah berlama-lama
nongkrong di Facebook.
BETA-UFO.
BETA-UFO
adalah grup yang sering membahas tentang teori serta penampakan UFO dari
seluruh dunia. Nggak cuma itu, di grup ini kita bebas menyampaikan pendapat dan
berteori sesuka hati seputar Unidentified Flying Object. Sebenarnya gue udah
gabung grup ini sejak akun Facebook gue yang sebelumnya, jadi setelah gue bikin
akun Facebook baru lagi gue langsung gabung lagi ke grup ini. Sebenarnya di
Twitter juga ada akun BETA-UFO Indonesia tapi nggak seramai yang ada di
Facebook. Gue gabung di grup ini karena moderatornya bukan orang sembarangan,
bukan sekelas orang-orang yang suka bikin grup “Kumpulan Cewe-Cowo Baik dan
Jujur”, “Gabungan Pria-Wanita Keren”, atau yang suka nulis Works at PT Mencari
Cinta Sejati di profilnya.
Linkin Park
Indonesia.
Sama
seperti di Twitter, pembahasan di grup ini lebih rame dan lebih banyak update seputar
event di grup Facebook daripada di Twitter. Maka saat gue bikin akun Facebook
lagi gue langsung minta adminnya buat dimasukin lagi dan hasilnya sampe hari
ini gue belum sempat ikut gathering sekalipun.
Gue
ngerasa jadi penggemar yang murtad. Untungnya selama vakum di grup LPI gue
masih sering ngikutin update Mike Shinoda dan kawan-kawan di Twitter dan di
website. Gue juga masih berlangganan Newsletter yang otomastis masuk ke email
gue setiap kali ada info terbaru. FYI, sekarang Linkin Park udah nggak bisa
kalau mau berlangganan newsletter lagi, jadi yang masih dapet email setiap kali
ada update terbaru yang cuma anak lama.
Niatnya
mau pamer bangga, kok malah jadi keliatan tua banget. Ya ampun…
Warung Blogger.
Sebagai
blogger, gue pun mencari kumpulan orang-orang di mana gue bisa membagikan link
tulisan gue agar nggak mubazir. Setelah mencari ke barat-timur-utara-selatan,
gue pun ketemu dengan Warung Blogger di Facebook dan hingga sekarang jadi akrab
dengan beberapa adminnya. Sebenarnya di Twitter juga ada akunnya yang
memberikan kesempatan yang sama untuk tulisan gue dibaca lebih banyak, tapi
belakangan gue baru menyadari kalau nggak semua anggota Warung Blogger main
Twitter. Statistik blog gue juga menunjukkan kalau pembaca masih lebih banyak
datang dari Facebook dibandingkan dari Twitter.
Ahensi dan Ex
Ahensi.
Grup
ini sebenarnya lebih ke grup buat yang lagi nyari kerjaan, tapi nggak jarang
juga gue dapat job sebagai freelance content writer di sana. Gabungnya juga
cuma iseng dan akhirnya job pertama yang gue dapat di sana bikin gue lebih
sering mantengin postingan-postingan anggotanya.
Cocoklogi Science.
Beberapa
waktu lalu di Twitter sering muncul perdebatan antara anak Twitter dan anak
Path. Katanya, berita yang udah basi di Twitter biasanya di Path baru rame.
Lalu lintas informasi memang selalu lebih cepat datang dari Twitter, bahkan
nggak jarang sesuatu yang viral di Twitter diangkat ke media televisi atau
media-media online.
Awalnya
gue pikir keterlambatan informasi di Path sama halnya dengan di Facebook,
mungkin bedanya orang-orang di Facebook lebih gampang mempercayai berita hoax
dan susah diajak menertawakan sesuatu. Apa-apa diseriusin, kayak calon mertua.
Tapi setelah gue gabung di grup Cocoklogi Science, gue ngerasain grup ini beda
sama yang lain. ada yang lain di bola matamu yang membuat lidahku… eh maap.
Kebawa suasana.
Moderator
di Cocoklogi Science juga aktif memfilter anggota-anggotanya. Yang bikin rusuh
langsung ditendang dan posting OOT langsung dihapus, yang disetujuin buat
gabung juga nggak sembarangan. Masuk grup Facebook aja udah kayak ikut audisi
KDI ya di sini.
Tapi
5 grup di atas senggaknya udah bikin gue betah buat nongkrong lama-lama di
Facebook setelah meninggalkannya bertahun-tahun. Semoga aja pilihan gue nggak
salah dan masih lebih banyak hal baik yang gue dapat dibandingkan hal buruk,
buruk kayak muka mantan kamu.