Alasan-alasan Kenapa Orang Lebih Suka Nanya di Twitter
Rumah Sejuta Martabak
Yogyakarta City, Indonesia
Waktu
masih kecil, ketika gue nggak tau atau belum ngerti dengan sesuatu, gue akan
bertanya hanya ke dua orang; bokap kalau di rumah, dan guru kalau di sekolah.
Biasanya meskipun gue sudah bertanya ke bokap, gue tetap akan menanyakan hal
yang sama ke guru di sekolah. Bukan karena gue nggak percaya sama jawaban
bokap, tapi semakin banyak jawaban atas semua pertanyaan kita semakin baik,
kan?
Karena
bokap gue orang yang sibuk, jawaban beliau cenderung lebih singkat, padat, dan to the point. Sedangkan ketika gue nanya
ke guru di sekolah, gue lebih banyak diberi contoh-contoh nyata yang bikin gue
semakin mudah mengerti.
Lalu
gue tumbuh dan mengenal kecanggihan smartphone. Sejak punya smartphone itu, gue
nggak nggak pernah lagi nanya ke bokap apalagi ke guru. Kenapa? Karena nanya ke
bokap harus nunggu dia pulang kerja, dan nanya ke guru berarti harus nunggu jam
sekolah. Sekarang tinggal buka browser di hape, ketik pertanyaan yang
menggusarkan hati, dan bakal muncul puluhan hingga ratusan hasil pencarian. Sekarang
kalo gue nanya ke bokap, cuma sekadar iseng. Kemudian gue mulai mengenal
Twitter, dan waktu gue banyak banget terbuang di sana…
Twitter
memang situs microblogging yang paling ramai sejagat maya. Tercatat sejak awal
tahun 2016 saja pengguna aktif Twitter di seluruh dunia sudah mencapai angka
240 juta. Jadi mungkin nggak salah kalo gue bilang kebanyakan waktu manusia di
bumi sekarang ini lebih banyak dihabiskan di dunia maya daripada di dunia
nyata. Gue sendiri bisa menghabiskan berjam-jam untuk main Twitter setiap hari
dan hanya menghabiskan beberapa jam untuk berinteraksi dengan manusia-manusia
di dunia nyata.
Itu
baru Twitter, di hape gue ada beberapa aplikasi lain yang juga cukup rajin gue
buka seperti Facebook tentu saja, Instagram, Mindtalk, WhatsApp, LINE,
Telegram, dan beberapa aplikasi lainnya baik itu untuk sekadar iseng ataupun
ada urusan lain.
Belakangan,
terutama di Twitter, gue menemukan banyak orang-orang yang lebih memilih
bertanya atau mencari informasi di sana daripada mengetikan kata kunci yang
mereka butuhkan di Google Search Engine alias Om Google. Ini agak-agak aneh
sih, mengingat Google dikenal dengan tempat mencari segala hal di internet.
Sekarang seolah Twitter mengambil alih kedudukannya.
Bentar,
Google berarti punya kursi dong kalo kedudukannya diambil? Hmm, sebaiknya gue
nggak usah bahas itu, deh. Yang pengen gue bahas adalah… kenapa orang-orang
sekarang lebih memilih (atau lebih tepatnya lebih suka) bertanya dan nyari
informasi di Twitter ketimbang Google. Suatu sore ketika pulang keliling area
sekitaran kosan seperti biasa, gue tiba-tiba kepikiran lagi. Setelah bertanya
sana-sini, gue akhirnya menemukan jawaban dari para pengguna Twitter yang
dulunya juga sempat menggunakan Google saat butuh informasi.
Ternyata,
beberapa alasannya bikin gue nggak tercengang alias biasa aja. Alasan-alasan orang
sekarang lebih suka nanya di Twitter daripada Google itu adalah…
Karena berita di
Twitter lebih baru dan segar sedangkan di Google fokusnya lebih ke SEO.
Setelah
gue pikir-pikir, ada benarnya juga sih. Misalnya ketika gue mau berangkat ke Jakarta
kemarin, gue dapat kabar dari seorang teman yang katanya saat itu Jakarta
sedang hujan deras, lalu untuk memastikan gue Googling dengan kata kunci
“Jakarta hujan”, kebanyakan yang muncul di halaman pertama Google Search Engine
adalah berita-berita tentang banjir di Jakarta yang sudah dimuat beberapa hari
lalu. Bahkan ada yang sudah semingguan. Artikel itu akan tetap muncul di
halaman utama Google atau yang anak-anak gaul nyebutnya “page one”. Anak-anak
yang gaulnya kebangetan sih lebih suka nyebutnya “Pejwan”. Gue sendiri lebih
suka nyebutnya “pekiwan”. Berita yang “nggak segar lagi” lagi itu akan tetap
ada di sana sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Dengan
kata kunci yang sama, kalau diketikkan di tab pencarian Twitter yang muncul
adalah twit-twit yang masih baru banget. Dengan kata lain, hasil pencarian di
Twitter lebih akurat dibandingkan hasil pencarian di Google.
Meskipun
begitu, menurut gue, ada hal-hal yang lebih efektif dicari lewat mesin pencari Google
daripada di tab pencarian Twitter. Semisal kamu lagi nyari tips memperbaiki
atap rumah yang bocor dengan cepat dan tepat, sebaiknya kamu nyari informasinya
di Google atau mesin pencari yang lain aja karena kalo nyarinya di Twitter akan
cukup sulit buat ketemu.
Karena berita yang
jadi trending di Google sekarang kebanyakan berasal dari Twitter.
Contoh
paling kekinian adalah ketika berita perceraian Brad Pitt dan Angelina Jolie
yang kemarin ramenya bersamaan dengan hashtag #RaisaPutus di Twitter. Di Google
Trends dan beberapa media yang memanfaatkan SEO agar muncul di halaman utama
Google malah memuat berita yang berisi kumpulan twit-twit lucu dari hashtag
#RaisaPutus tersebut. Entah medianya yang lagi kekurangan materi berita atau
memang hal-hal semacam itu layak diberitakan.
Kalau
gue, daripada harus membaca berita yang tingkat kelucuannya sangat terbatas
itu, mending gue buka Twitter aja terus ketik #RaisaPutus di tab pencarian dan
gue bisa puas bacain kicauan-kicauan lucu seputar putusnya Raisa dengan Keenan.
Ngomong-ngomong, setelah tau Raisa putus, gue berencana ngajak dia jalan malam
Minggu nanti. Doain ya!
Karena ikutan
orang-orang.
Sekitar
27 persen dari total orang yang gue tanyain kenapa lebih suka nanya di Twitter
daripada di Google, mereka ngasih alasan kalau mereka ikutan orang-orang yang
sebelumnya melakukan hal yang sama. Mungkin kalo nggak kayak orang-orang belum
bisa dibilang kekinian. Hmmm…
Karena terlanjur
buka aplikasi Twitter.
Bener
loh, ada yang ngejawab gini. Nggak kebayang kalo orang-orang ini pas lagi buka
email terus nanya ke atasan: “Bos, kenapa sapi bisa ngejilat hidungnya sendiri
sedangkan manusia enggak?”
Meskipun
begitu, menurut gue nggak ada salahnya juga sih. Daripada harus nutup aplikasi
dulu lalu buka lagi aplikasi lain, mending manfaatin aja aplikasi yang udah
telanjur dibuka buat nyari informasi yang dibutuhkan. Kalo emang nggak ketemu
baru deh buka Google.
Tapi
apa pun pilihan kamu, mau nanya ke Twitter atau ke Google, saran gue janganlah
jadi orang yang sok tau apalagi diam dan nggak mau tau. Kalo kamu memang nggak
tau dan pengen tau tentang sesuatu, jangan malu buat bertanya atau mencari tau.
Karena malu bertanya nggak akan bikin kamu ke mana-mana. Dan buat kamu yang
tau, jangan pelit buat ngasih informasi ke orang-orang. Karena dengan begitu,
nggak menutup kemungkinan orang-orang bakalan jadi rajin bertanya ke kamu. #EH
#LHA.
Sekian.