5 Hal yang Perlu Kamu Pertimbangkan dalam Perbaikan Rumah yang Dijual
Yang semangat ya Om kerjanya... |
Ada
banyak sekali rumah hunian baru yang dibangun di Jakarta, bahkan jadi salah
satu yang terbanyak di dunia. Rumah-rumah hunian ini sangat menarik perhatian gue
karena memiliki berbagai kelebihan, terutama harganya yang nggak bisa dijangkau
banyak orang. Salah satu alternatif yang banyak dilakukan orang adalah membeli
rumah lawas, bahkan yang usianya sudah beberapa puluh tahun demi biaya
perbaikan yang lebih murah, yang kemungkinan besar nggak lebih mahal
dibandingkan beli rumah baru. Hal ini punya keuntungan sendiri karena
sedikitnya persaingan dengan pembeli lain yang memungkinkan kamu untuk menawar
dengan harga yang jauh lebih rendah.
Berikut
ini gue ngasih 5 hal yang bisa kamu pertimbangkan dalam perbaikan rumah yang
dijual, yang bisa membantu untuk menentukan langkah yang tepat…
Satu, ongkos.
Tentu
saja yang pertama nggak jauh dari uang.
Situs
ThisOldHouse menyarankan bahwa langkah awal dalam melakukan perbaikan rumah
lawas adalah perhitungan ongkos untuk membandingkan apakah perbaikan yang
dilakukan lebih murah daripada harga hipotek dari rumah baru. Jangan lupa untuk
menambahkan anggaran belanja sebanyak 5-10% untuk keadaan darurat dan buat jaga-jaga
kalo ada pengeluaran yang nggak terduga dan mempersiapkan diri menghadapi
inflasi jika kamu punya rencana menjadikan rumah sebagai investasi.
Gila bahasa gue udah anak ekonomi
banget ya. Oke lanjut…
Beberapa
mengklaim bahwa ada beberapa cara untuk melakukan investasi rumah dengan
anggaran yang sangat minim, tetapi cara-cara ini merupakan cara yang risikonya
tinggi dan bahaya atau bahkan ilegal. Kamu perlu melakukan ricek apakah bank bisa
memberikan pinjaman untuk rumah yang butuh perbaikan, soalnya beberapa bank nggak
ngasih pinjaman untuk hal tersebut dan kamu perlu nyari cara lain buat dapat
uang. Dengan terbayarnya semua biaya perbaikan, perbaikan rumah lawas bisa
lebih murah dibandingkan dengan membeli rumah baru. Meski demikian, sejumlah
uang yang kamu investasikan dalam perbaikan rumah sebaiknya disesuaikan dengan penambahan harga jual rumah nantinya.
Dua, waktu.
“Waktu adalah uang. Semakin banyak kamu membuang waktu, semakin banyak kamu membuang uang.”
Perbaikan
rumah nggak cuma mahal, tapi juga bakal makan waktu yang lama. Keadaan yang nggak
terduga dapat menyebabkan renovasi rumah jadi lebih lama. Kamu nggak hanya
harus bayar biaya tambahan untuk tukang, tetapi juga membayar seluruh biaya selama perbaikan
berlangsung sambil menunggu hingga rumah siap untuk dihuni.
Keuntungan
dari rumah hunian baru adalah semua konstruksi yang terselesaikan dan dapat
langsung dihuni dan ditata. Untuk urusan satu ini kamu dapat memanfaatkan situs
jual beli rumah seperti rumah.com untuk mencari rumah yang dijual di Jakarta Timur.
Tiga, perbaikan yang
berkelanjutan.
Kediaman
lawas kemungkinan memiliki kendala yang berkelanjutan bahkan setelah renovasi
dilakukan. Kebocoran pada pipa dan atap adalah contoh paling umum dan memakan
banyak biaya, tetapi kesalahan dalam pemasangan jalur listrik, koneksi internet
yang lambat, dan pemasangan jendela yang kurang tepat adalah hal lain yang umumnya
harus dihadapi pemilik rumah.
Rumah
baru cenderung terhindar dari masalah-masalah tersebut selama beberapa tahun ke
depan setelah dihuni, dan bisa menghemat uang lebih banyak yang dapat
dialokasikan untuk pembayaran hipotek atau yang lainnya. Perlu diingat bahwa
dalam pembelian rumah lawas nggak cuma butuh biaya perbaikan, tetapi juga biaya
yang berkelanjutan.
Empat, pengalaman
pribadi di masa lalu.
Di
nomor empat ini gue sama sekali nggak bermaksud ngomongin kenangan masa lalu
bersama mantan.
Konsep
dari melakukan perbaikan rumah adalah berdasarkan pada pengalaman pribadi yang nggak
dialami kebanyakan orang, bahwa, waktu dan mental yang diperlukan dalam melakukan
perbaikan rumah jauh lebih besar dibandingkan dengan berpindah ke rumah baru.
Bahkan jika menggunakan jasa profesional untuk melakukan hal kepentingan
tersebut, kamu masih harus menanggung beban keuangan dan surat-surat. Situs
InvestFourMore bilang kalo bahkan profesional yang sudah melakukan berbagai
perbaikan sekalipun masih harus menggunakan penyedia jasa untuk menyelesaikan
sebagian besar pekerjaan. Tanyain ke diri kamu seberapa banyak pengalaman
pribadi kamu dan apakah hal itu bisa digunakan pada situasi seperti ini. Bisakah
kamu memperkirakan biaya dengan akurat? Apakah kamu mengetahui penjual terbaik
yang menyediakan material-material yang kamu butuhkan? Apakah kamu bisa
menentukan kapan sesuatu butuh untuk diganti atau dibiarkan saja? Kalo nggak,
mungkin kamu nggak pengin mengambil keputusan sebelum mahir.
Lima, lingkungan
sekitar
Dengan
melihat data statistik lingkungan rumah tinggal kamu nggak cuma sekadar
mengetahui jumlah rumah lama dan baru yang tersedia, tetapi juga megetahui
berapa kali perbaikan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini
dapat meingindikasikan seberapa banyak orang di daerah tersebut yang berhasil
melakukan perbaikan rumah yang serupa dan banyaknya rumah yang dijual setelah
perbaikan. Kamu bahkan bisa bertemu dengan beberapa orang dan bertanya tentang
keberhasilan mereka dalam perbaikan rumah dan berbagai kendala yang berhasil
mereka lalui. Ingat, malu bertanya sesat di jalan, lho.
Sebenarnya
masih ada banyak sekali perdebatan antara membeli rumah baru atau membeli rumah
lawas dan melakukan sendiri perbaikannya. Hal ini memang berisiko, tetapi kalo
kamu merasa punya cukup pengalaman dan telah mempersiapkan risiko keuangan dan
pribadi, maka hal ini bisa jadi investasi yang bernilai. Pikirkan secara
matang, rencanakan, dan anggarkan dengan hati-hati dan rumah impian kamu akan bisa
kamu temukan di tempat yang nggak kamu duga sebelumnya.