Bukan Review: The Conjuring 2

Rumah Sejuta Martabak Yogyakarta City, Indonesia



Judul               : The Conjuring 2
Sutradara       : James Wan, bukan James Bond
Produksi         : Warner Bros
Genre              : Nggak horror amat
Durasi             : Dua jam lebih

So hard to say, meskipun banyak yang bilang The Conjuring 2 itu seram banget, tapi bagi gue seram aja. Gue juga nggak mau bilang nggak seram sih karena gue juga sempat kaget di beberapa adegan. Secara keseluruhan juga filmnya lebih bagus dari yang pertama, mulai dari cerita sampai grafis The Conjuring 2 ini lebih baik.

Tapi sebagai catatan kecil aja, di pertengahan menjelang akhir, sebelum puncak paling seru di film ini, gue sempat ngantuk dan hampir ketiduran di pundak mbak-mbak di samping gue.

The Conjuring 2 adalah lanjutan dari The Conjuring, sebuah film yang diangkat dari kisah nyata perjalanan hidup Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga), dua orang demonologis paling terkenal karena penyelidikan mereka tentang Amityville Haunting, sebuah kisah menyeramkan di sebuah rumah di Enfield, sebelah utara kota London, Inggris. 

Ed dan Lorraine ditugaskan ke rumah Peggy (Frances O’Connor) Hodgson, seorang single parent yang tinggal bersama empat orang anak; Janet, Billy, Margaret, dan satu lagi gue lupa namanya. 

Kisah menyeramkan yang dialami keluarga Peggy mulai tersebar ketika Janet (Madison Wolfe) mulai mengalami kejadian aneh seperti sleepwalking, mimpi buruk, mimpiin mantan, dan lain sebagainya. Bersamaan dengan itu, Peggy sekeluarga mulai mengalami kejadian aneh berjamaah dan datanglah Ed dan Lorraine seabgai utusan nggak resmi untuk membantu mengusir roh jahat di dalam rumah yang mereka tinggali.

Secara keseluruhan gue suka dengan The Conjuring 2 dan ini lebih baik dari film sebelumnya meskipun belum bisa dikategorikan sangat bagus. Dari 1-10 gue ngasih 7.1 untuk sequel The Conjuring ini.

Bukan bermaksud spoiler, tapi senggaknya ada beberapa adegan yang menurut gue nggak banget di The Conjuring 2 ini. Di antaranya…

Ranjang bergetar yang getarannya nggak banget.
Pada menit kesekian, ada adegan ranjang Janet dan Margaret bergetar seperti di The Conjuring sebelumnya dan film horror pada umumnya, tapi getaran di film ini terlalu kelihatan dibuat-buat menurut gue. Kalo kata iklan, kurang yahut.

Animasi Crooked Man alias Pria Bengkok yang nggak banget.
Gue nggak tau apakah The Conjuring 2 mau ikut-ikutan pemakaian efek CGI seperti film laris lainnya atau gimana, tapi yang pasti kemunculan Crooked Man di film ini bener-bener mengganggu gue. Bukannya seram, gue malah jadi geli sendiri ngeliatnya. Bagi gue cacatnya The Conjuring 2 ada di bagian ini.

Nasib Judy di Amerika sana.
Sebagai keluarga paranormal, Judy, anak dari Ed dan Lorraine diwariskan kemampuan berinteraksi dengan makhluk dari dimensi lain seperti yang dimiliki kedua orangtuanya. Di awal film, Judy dikagetkan dengan kemunculan sosok Valak (Bonnie Aarons), tokoh setan antagonis yang jadi ikon di The Conjuring 2 ini. Tetapi gue nggak ngerti kenapa Valak jauh-jauh mendatangi Ed dan Lorraine ke Amerika sementara Valak sendiri bermukim di rumah Peggy di London sana.

Bedaknya Valak yang nggak banget.
Kamu harus tau, untuk bisa tampil seperti Valak gue memperkirakan akan menghabiskan beberapa ons bedak putih dan beberapa batang pensil alis. Jadi menurut gue, make up ala Valak nggak bagus buat ditiru karena bisa memakan waktu berjam-jam.

Adegan paling bagus di The Conjuring 2 terdapat di bagian akhir, setelah adegan beberapa menit yang bikin ngantuk. Nanti kamu pasti bakal nemu juga kok kalo nonton. Tapi setelah adegan garing itu semuanya akan seru sampai filmnya berakhir kok. Dan, sebagai film yang diangkat dari kisah nyata, gue pengen bilang kalo Ed Warren adalah pria jenius karena bisa memecahkan teka-teki rumit yang dibuat oleh makhluk dari dunia lain.

Dan… pesan yang gue dapat dari film The Conjuring 2 adalah:

“Jangan nonton film horror sama orang yang penakut, karena walaupun kamu nggak kagetan, kamu bakal ikutan kaget gara-gara orang di samping kamu kaget-kagetan.”


Oh iya, nama anak Peggy satu lagi, Johny (Patrick McAuley). Gue baru ingat, maaf.
BONUS NIH. HAIL VALAK!

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.