Pensiun Dini? Sekarang!
![]() |
FOTO: FLICKR (haslansalam) |
Tak
sedikit orang yang mulai sibuk, bahkan lebih sibuk, bekerja setelah mereka baru
saja pensiun dari pekerjaannya. Mereka mencari pekerjaan lagi, mengorbankan
usia pensiunnya, usia yang harusnya dinikmati dengan duduk santai, demi
mencukupi kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin meningkat saja. Hal
ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan persiapan pensiun jauh hari sebelum
waktunya benar-benar tiba.
Di
kehidupan sehari-sehari, fokus orang-orang kebanyakan hanyalah bagaimana
mencukupi kebutuhan harian dan bulanan, tidak sama sekali berpikir untuk
kebutuhan hari tua atau tabungan jangka panjang. Adalah perubahan pola pikir
yang semestinya harus diubah dan mulai diterapkan sejak dini untuk mencegah
kemungkinan harus bekerja lagi setelah berhenti bekerja; pensiun.
Kadang,
orang yang memiliki gaji tinggi dalam pekerjaanlah yang cenderung lebih sering
mengabaikan persiapan dana pensiun sejak muda ini. Mereka beranggapan semua
akan terus baik-baik saja, menghabiskan uang untuk apa saja bahkan yang tidak
terlalu penting, hanya demi kepuasan sementara, dan pada akhirnya karena
perubahan pola pikir yang tiba belakangan mengharuskan mereka mengorbankan usia
pensiun untuk kembali bekerja demi memenuhi kebutuhan, entah pribadi maupun
kebutuhan keluarga yang memang sudah menjadi tuntutan.
Tetapi,
di balik “mengerikan”-nya harus bekerja setelah bekerja, ada juga segelintir
orang yang menyadari lebih dini tentang pentingnya persiapan dana pensiun sejak
muda. Mereka bekerja lebih giat, bekerja lebih keras, bekerja lebih banyak, dan
tentu saja menghasilkan lebih banyak daripada kebutuhan mereka, saat ini dan
nanti. Pola pikir yang mereka terapkan ke dunia pekerjaan membuat mereka tidak
perlu bekerja setelah bekerja di kemudian hari. Mereka sisa menikmati hasil pekerjaan
mereka di hari kemarin karena kebutuhan mereka saat pensiun sudah mereka
persiapkan di usia muda.
![]() |
FOTO: FLICKR (e315h) |
Merencanakan
dana pensiun sejak dini juga bukan hanya berdampak pada usia tua diri pribadi.
Tapi juga pada anak-cucu kita kelak. Mereka akan jadi lebih memiliki kesempatan
untuk mengembangkan kreatifitas dan membuka pintu inovasi dari dalam diri
mereka.
Semakin cepat pensiun dini, semakin baik.
Seperti
yang ditanyakan Emmanuel Kant, apa yang seharusnya saya lakukan? Tentu jawaban
dari sebagian besar kalangan adalah melakukan pekerjaan yang bisa menghasilkan
keuntungan atau uang. Acuannya tentu saja pekerjaan sehari-hari di kantor atau
tempat kerja.
Terlihat
sangat sederhana dalam teori memang, namun agak sulit dalam praktek. Tetapi
sulit tidak berarti mustahil. Pilihan tetap ada di tangan kita, mau menikmati
hasil pekerjaan saat pensiun nanti, atau bekerja lagi setelah bekerja, lagi dan
lagi?