Tentang Peluang yang Disia-siakan
![]() |
FOTO: FLICKR |
Ini
sama sekali bukan cerita bola. Istilahnya, gue mengambil kesempatan dalam
kesempitan. Lanjutkan saja membaca!
Dua malam lalu, saat peluit baru saja dibunyikan pertanda pertandingan Indonesia
U-19 vs Myanmar U-19 telah usai dengan kemenangan Myanmar yang membalas
ketertinggalan dan membalikkan keadaan empat menit sebelum laga benar-benar
usai, gue lumayan geram liat timnas.
Ada
cerita menarik dari komentator gaul yang sempat gue dengar.
Memang,
secara keseluruhan Indonesia lebih menguasai jalannya pertandingan, lebih
banyak menekan, lebih banyak punya peluang, tapi penyelesaian yang tidak
sempurna bikin Indonesia kalah gol. Menurut komentator, Indonesia walau kalah
tetap masih bermain baik. Baik, Indonesia bermain baik, menguasai pertandingan,
tapi kalo kalah ya tetap saja hasilnya nggak baik. Menurut gue, Indonesia
terlalu menganggap remenh lawan. Karna buat gue, untuk apa punya seribu peluang
emas kalo nggak ada satu pun yang bisa jadi gol? Buat apa punya banyak gebetan
kalo nggak satu pun yang bisa dipacarin? Kalo ini adalah soal perkalian
Matematika, maka pengalinya adalah nol, jadi hasilnya tetap nol.
Sebaik-baiknya orang,
adalah dia yang bisa memanfaatkan peluang, sekecil apa pun peluang itu.
Adalah
sifat dasar manusia ketika sedang di atas angin, terlena, melupakan semuanya
dan menganggap sepele semua hal. Mereka baru menyadari dan menyesali ketika
waktu habis dan hasil nggak sesuai dengan harapan dan menimbulkan masalah. Di
dunia mana pun, hal penting yang disepelekan seperti ini selalu saja ada.
Di
dunia sekolah, sering kali seorang siswa jadi malas mengerjakan tugas karena
alasan “soalnya gampang”, “waktunya masih lama”, atau “gurunya baik kok” hingga
akhirnya tugas nggak jadi dikerjakan. Setelah nilai keluar, baru deh nyesal.
Di
dunia per-PDKT-an, banyak yang sudah terlanjur sayang tapi menunggu waktu yang
(katanya) tepat untuk nembak. Dengan modal percaya diri dan yakin banget bakal
diterima karena respon positif dari calon pasangan. Tapi karena kelamaan
menunggu waktu yang tepat, gebetan malah diculik sama orang lain. Pada
akhirnya, nyesal juga.
Ini
juga terjadi di dunia lain yang nggak sempat gue sebutkan.
Disadari
atau nggak, di luar sana akan ada banyak orang yang memanfaatkan peluang yang
kita sia-siakan. Dua contoh dari dua dunia berbeda tadi sepertinya sudah cukup
membuktikan bagaimana orang memanfaatkan sesuatu yang kita sepelekan dan mereka
membuatnya luar biasa.
Akhir
kata, kalo kamu nggak bisa pacarin gebetan, senggaknya jangan biarkan dia
dipacarin sama orang lain, apalagi sama temen sendiri. Jangan.