Nikmatnya Menikmati Pekerjaan
Bekerja bukan soal bagaimana mengumpulkan pundi-pundi
uang dari hasil pekerjaan kita. Bekerja adalah tentang bagaimana menikmati
pekerjaan itu sendiri. Bukan soal apa pekerjaannya, tapi bagaimana membuat diri
betah dengan kerjaan itu.
Semua orang butuh pekerjaan. Tentu.
Kerja memang tujuan utamanya untuk mendapatkan uang.
Supaya bisa makan, beli ini, beli itu, traktir si anu dan si anu, juga buat
anu. Tapi juga harus dilihat dulu, pekerjaan ini cocok nggak dengan skill yang kita punyai? Kalo iya, oke.
Kalo ragu, sebaiknya pikir lagi deh.
Kebanyakan orang terjebak dalam zona nyaman dan merasa
aman dengan pekerjaannya sekarang sehingga enggan untuk berpindah ke pekerjaan
yang memang dikuasainya. Kalo kayak gini, pekerjaan hanya sekadar dikerjakan,
bukan dinikmati. (Yahh, namanya juga pe-KERJA-an, kan).
Perusahaan (besar atau kecil) sering kali melakukan
PHK besar-besaran ketika keuangan sedang dalam keadaan terdesak, dengan harapan
kondisi menjadi stabil dan seimbang kembali setelah itu. Jika sudah begitu, siapa
yang bisa menolak?
Tapi karyawan-karyawan atau pekerja-pekerja yang akan
masuk daftar PHK nggak ditulis gitu aja berdasarkan abjad atau pun lamanya
seorang karyawan bekerja. Tapi dilihat dari keterampilan yang dimiliki. Life skill.
Kecakapan. Siapa yang menurut direktur jago di bidangnya, dialah yang akan
lolos dari daftar merah.
***
Perbandingan gaji seorang insinyur dengan fotografer
alam liar bedanya sampai berkali-kali lipat. Tapi bukan itu, ini soal paragraf
pertama di atas. Kalo kalian pernah nonton film 3 Idiots, mungkin kalian bisa
punya gambaran. Tapi gue tekankan sekali lagi, bukan soal berapa besar gajinya,
tapi bagaimana menikmati pekerjaan yang memang kita kuasai.