Rumah Hantu
Sesaat setelah meneguk minuman hangat buatan adikku pagi
itu, terdengar suara mengerikan dari dalam kamar Andi, lagi!
Awalnya aku hanya menganggap itu sebagai suara ribut dari
tetangga yang bercampur aduk dan menghasilkan suara aneh. Suasana disekitar rumah
Andi ini pun sangat ramai karena memang setiap rumah berdekatan. Aku dan adikku
masih tetap santai menikmati pagi itu.
Sekitar 10 menit berlalu adikku berpamitan untuk lebih dulu
pulang dari
libur panjang diluar kota karena alasan ujian mendadak dan dia
harus belajar extra karena dosennya agak galak.
Sendirilah aku! Andi masih dalam perjalanan menuju toko
untuk membeli perlengkapan agar rencana naik gunung esok sore berjalan lancar.
Aku, adikku, Andi dan beberapa temannya memang sudah
merencanakan untuk melakukan pendakian disebuah gunung yang tidak lebih besar
daripada bukit yang lokasinya juga tidak jauh dari tempat tinggal Andi.
Sekitar 15 menit berlalu sejak pamitan adikku tadi, suara
aneh yang daritadi adikku juga sempat mendengarnya muncul kembali.
Kuperhatikan, suaranya semakin jelas, seperti tangisan wanita dewasa, namun
arahnya berasal dari keramaian disekitar rumah Andi ini.
Suara tangisan bercampur tawa menakutkan itu semakin jelas
saja, namun kuperhatikan sepertinya orang disekitarku tidak ada yang
mendengarnya dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Waktu memang baru menunjukkan pukul 7 pagi, tapi serasa
masih tengah malam akibat cuaca yang tidak begitu bersahabat. Seperti akan
turun hujan deras sekali pagi ini. Aku beranjak dari teras depan sambil
mengabaikan suara menakutkan tadi dan menuju dapur untuk untuk mencuci gelas
minumanku.
Saat akan berjalan keluar dari dapur, tepat disamping sebuah
lemari berkaca menghadap keruang depan, terlihat sosok hitam melintas seperti
kilat, namun menakutkan. Sejenak aku terdiam, semua buluku merinding, apalagi
saat itu aku sedang sendirian dirumah Andi.
Beberapa saat kupandangi kaca lemari itu, tiba-tiba dari
kaca Nampak sosok yang seperti berjalan mengarah kepadaku. Aku menutup mata
sambil berharap semua baik saja.
Plaaakkkkkk!
Suara pundakku ditepuk oleh seseorang.
“kamu kenapa Rey?”. Tanya Andi dengan sedikit bingung
melihatku merem dikaca.
“Buset dah, kirain hantu! Kamu bikin aku kaget setengah mati
Ndi”. Tegurku.
“Tadi ada bayangan hitam muncul dari kaca, makanya aku
merem, eh ternyata kamu”. Sambungku.
“mana ada hantu pagi begini, hantu kan hobi begadang jadi
jam segini belum bangun”. Celoteh Andi.
Aku pun tak melanjutkan pembicaraan dan Andi juga hanya
memperlihatkan barang yang dia beli ditoko tadi tanpa bertanya tentang kejadian
tadi. Pikirku ya mungkin memang hanya khayalanku saja, toh pagi buta saat itu
tidak mungkin ada hantu nyasar.
Meski begitu, aku masih terikut penasaran dengan suara
wanita dewasa yang kudengar tadi. Tapi tidak berani untuk kutanyakan pada Andi.
Akhirnya kualihkan saja topik.
“Andi, tiap pagi tetangga-tetangga kamu ribut dan rame plus
sibuk banget ya?, sampe bingung mereka sibuk ngapain ya”.
“Loh, siapa yang ribut Rey? Disini tuh jam 5 pagi komplek
udah pada kosong kecuali rumah ini, semuanya disini orang kantoran, nanti
komplek rame jam 8 malam keatas”. Jawab Andi.
Aku sejenak kaget dan diam.
“Ha? Lalu yang tadi diluar ribut itu?” tanyaku semakin
bingung.
“disini Cuma rumah ini yang jarang kosong sama rumah yang
paling depan, disitu ada pak Uhud dia udah disini sejak pertama tempat ini ada.
Udah tua banget Rey”.
Aku jadi semakin bingung dan sangat takut, suara tadi bahkan
tidak didengar oleh Andi. Itu artinya suara itu hanya aku yang mendengarnya.
“An, naik gunungnya besok batalin aja ya, aku mau balik
saja, perasaanku jadi tidak enak”.
“Loh gak bisa dong bro, perlengkapan udah tersedia dan
komplit. Aku juga udah deal sama temanku yang lain, bentar malam mereka pada
kesini. cuma katanya agak tengah malam karena kan ada urusan”.
Akhirnya aku mengalah dan mengikuti kemauan Andi saat itu.
“Krriiiiingggg……kriiiinngggggg….”
Telpon rumah berbunyi. Andi segera mengangkat telpon
tersebut.
“Ya, halo. Oh mamah, iya bentar maa Andi ganti baju dulu”.
Andi ternyata ditelpon untuk menjemput ibunya di bandara.
Andi pun memintaku untuk sekali lagi menjaga rumahnya.
“Rey, nyokap ada di Bandara nih skarang, nitip rumah lagi
ya? Hehe”. Pinta Andi.
“Eh.. ehh iya deh iya tapi jangan kelamaan ya, takut nih
:’(“.
***
Saat itu, jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat, sudah hampir
siang. Keadaan sekitar mendadak sepi, tidak seperti tadi sebelum Andi pulang
dari toko, aku mulai merasakan hal aneh, kembali.
Aku mulai merinding dan melihat sekeliling. Akhirnya aku
memutuskan untuk tidur sambil menunggu Andi pulang. Tiba-tiba dari luar
terdengar suara ketukan pintu!
“Siapa?”. Teriakku sedikit memaksa.
Setelah beberapa saat tidak ada jawaban dari balik pintu,
lalu aku mencoba membuka pintu dan ternyata tidak ada siapapun. Semakin takut
saja, aku berjalan cepat menuju kamar Andi. Sebelum sampai disana pintu
terketuk lagi.
Aku pun tidak menghiraukannya dengan ketakutanku, tiba-tiba
saja dari lantai atas tepat di tangga depan pintu kamar Andi berdiri perempuan
cantik. Aku kaget sekaligus terpesona!
“Kamu siapa? Kenapa bisa ada disini?”
“Aku yang punya rumah ini”. Kata perempuan itu.
“Loh, kamu mungkin salah masuk rumah, ini rumah temanku”.
“Ini rumahku!” Desak perempuan itu.
Dengan sangat ketakutan aku menelpon Andi, tapi sial!
Handphoneku tidak berfungsi sama sekali. Aku menuju telpon rumah tapi kabelnya
terputus. Mungkin memang hari yang sial bagiku. Seketika, perempuan itu hilang
tanpa jejak.
Sejenak, suasana hening tapi pikiranku belum tenang.
Tiba-tiba ada yang seperti mendobrak pintu depan. Aku tersungkur dilantai dan
pasrah. Tidak ada yang mendengar teriakanku. Perempuan itu tiba-tiba berdiri
dihadapanku. Dan baru kusadari bahwa dia bukanlah manusia saat melihat kakinya
yang tidak menyentuh lantai.
Saat itu, dia ingin meraih kerah bajuku, tapi pintu tiba-tiba
terbuka dan muncul sesosok pria tua yang langsung mengulurkan tangannya padaku.
Dalam ketakutan itu aku meraih tangannya dengan segera. Selamatlah aku saat itu
dengan kedatangan pak Uhud, orang misterius yang sejak lama tinggal di kompleks
ini.
Beliau pun mengajakku duduk diteras rumah Andi dan
menceritakan semuanya yang Ia ketahui. Ternyata, dulunya rumah yang ditempati
Andi ini adalah rumah seorang perempuan yang kulihat tadi, ia mati gantung diri
dilantai 2 rumah ini karena frustasi akibat perceraian orangtuanya pada saat ia
masih berusia 17 tahun. Mentalnya belum bisa menerima kenyataan separah itu,
karena itu ia memilih mengakhiri hidupnya dengan sadis.
***
Menjelang malam, Andi pun datang bersama ibunya. Aku pun tak
mengambil waktu lama, saat ibunya beristirahat aku menyeret Andi kekamar dan
menceritakan semua yang dikatakan Pak uhud. Tapi Andi hanya tertawa dan
mengabaikan.
Saat mulai tengah malam, suasana saat itu sedang hujan. Andi
berpamitan kekamar mandi. Aku pun sendiri dikamar. Saat itu hanya kami bertiga
dirumah. Aku mulai takut setelah suara aneh tadi pagi kembali muncul. Lebih
setengah jam Andi tidak kembali kekamar, aku mengikutinya keluar untu mencari
tahu. Saat berjalan keluar, sosok perempuan itu kembali berdiri di lantai 2.
Sontak aku terbanting kelantai! Aku berteriak memanggil nama Andi tapi tidak
ada jawaban.
Aku berlari kekamar depan untuk menari ibunya, saat kubuka
pintu kamar Ibu Andi, ternyata tidak terkunci. Tapi na’as, beliau terkapar
diatas ranjang dalam keadaan tak bernyawa penuh darah!
Aku pun semakin ketakutan, berlarian kesana kemari ditengah
malam berteriak dan tidakseorangpun mendengarku. Saat aku berlari kea rah kamar
mandi, dari luar kamar mandi mayat Andi tergantung dan kelihatan sudah tidak
bernafas. Saat kuperiksa ternyata ada bekas pisau dilehernya. Aku pun
kebingungan dan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupku,
“Setan! Kurang ajar! Apa yang kau lakukan?! Keluar kalau
berani!”. Teriakku menantang!
Sosok perempuan itu pun tiba-tiba berdiri dihadapanku
kembali, aku melawan dengan berbagai cara tapi semuanya sia-sia saja. Selama
hampir sejam aku berlari kesana-kemari tapi dia tetap menemukanku.
Dan waktu sudah menjelang pagi hari. Tiba-tiba ditengah
hujan deras dan kilat. Sosok misterius pak Uhud kembali muncul.
***
Pesta hantu dan misteri rumah berhantu itu berakhir sembari
kedatangan Uhud. Aku heran sekaligus curiga tapi tetap bersyukur bisa selamat
dari kejadian ini. Tapi sampai saat ini aku masih mencari tahu apa motif hantu
perempuan itu membunuh Andi dan ibunya. Ada sesuatu dibalik ini.
Keesokan paginya aku tidak langsung pulang, sebelumnya au
menginap dirumah Uhud sampai pagi tiba.
Saat kembali kerumah Andi polisi sudah berjaga disana. Aku
pun diperiksa sebagai saksi. Tapi pada saat yang sama Uhud tidak terlihat
setelah mengantarku kembali ketempat Andi. Entah kemana perginya tapi warga
sekitar pun tidak ada yang mengaku mengenal sosok orangtua yang menyelamatkanku
malam itu.