Merdeka!
Rumah Sejuta Martabak
Jakarta Capital Region, Indonesia
Pancasila
adalah ideologi dasar negara Indonesia tercinta. Watu kelas VI SD (kalau nggak
salah ingat), gue belajar bahwa pancasila terdiri atas dua kata yaitu “panca”
yang berarti lima, dan “sila” yang berarti asas atau ideologi. Kedua suku kata
tersebut berasal dari bahasa Sansakerta yang merupakan sebuah bahasa klasik
yang berasal dari India.
Kalau
ditanya, tentu saja gue masih hafal kelima sila pancasila. Setiap Senin saat
upacara pasti ada pembacaan sila pancasila oleh pemimpin upacara, dan gue nggak
pernah bolos upacara. Jadi keterlaluan kalau gue sampai nggak hafal.
Menurut
gue pribadi, mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila adalah sebuah keharusan. Lagi pula, implementasi tersebut bisa
dimulai dari hal-hal yang sederhana yang nantinya bisa menjadikan Pancasila
Sumber Inspirasi Maju.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila
pertama pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dilambangkan dengan tanda
bintang di dada garuda sebagai pemersatu. Indonesia adalah negara kepulauan yang
terdiri atas beragam suku dan agama, jadi untuk mengimplementasikan nilai sila
pertama pancasila ini bisa dimulai dengan percaya dan takwa dengan Tuhan Yang
Maha Esa sesuai kepercayaan masing-masing, hidup rukun dan saling menghormati
sesama pemeluk agama baik yang sama maupun beda agama, saling menghormati
kepercayaan masing-masing, dan yang pasti nggak menggangu atau memaksakan
kepercayaan suatu agama ke orang lain.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sebenarnya
nilai-nilai pancasila mulai ditanamkan dalam diri sejak baru memulai
pendidikan. Seingat gue, sila kedua pancasila yang dilambangkan dengan rantai
ini sudah dipelajari sejak SD. Gue diajarkan bagaimana mengembangkan sikap
tenggang rasa, nggak semena-mena ke sesama, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dan berani membela keadilan serta saling mencintai sesama manusia. Khusus poin
terakhir, itulah alasan kenapa gue ogah lama-lama menjomlo, karena gue berusaha
menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai pancasila #CIYEGITU
Persatuan Indonesia
Sila
ketiga pancasil dilambangkan dengan pohon beringin. Ibaratnya pohon tersebut
adalah negara tempat kita bersatu meskipun kita berasal dari berbagai suku dan
agama, tapi kita bersatu untuk membela kedaulatan negara. Atau kalau nggak mau
ribet, Bhinneka Tunggal Ika.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
Lewat
sila keempat pancasila ini gue belajar menjadi orang yang nggak egois. Gue
berusaha untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, dan yang pasti
hasilnya untuk kepentingan orang banyak, bukan pribadi.
Jujur,
di antara lima sila pancasila, sila yang dilambangkan dengan kepala banteng ini
adalah favorit gue karena dari sini gue belajar jadi pribadi yang lebih dewasa
dari hari ke hari.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sesuai
dengan bunyinya, sila kelima pancasila yang dilambangkan dengan padi dan kapas
ini nyuruh kita buat berlaku adil. Selain itu, kita juga harus menghormati
hak-hak orang lain dan ikut membantunya ketika kesusahan, serta menghargai
hasil karya orang lain. Semua itu demi hidup yang lebih baik. Menurut gue,
melihat fenomena yang saat ini terjadi, sila kelima ini adalah yang paling
sulit diimplementasikan ke kehidupan sehari-hari, terutama pada poin terakhir yang
gue sebut.
Contoh
kecil yang sering gue lihat dan alami adalah, banyak sekali orang yang nggak
menghargai hasil karya orang lain dengan kalimat merendahkan seperti, “Halah,
gini doang kok harganya mahal amat”, “Gini doang mah bikinnya gampang!” dan
sebagainya.
Bagi
para pembuat karya, termasuk gue, merasa sakit hati banget ketika ada orang
yang dengan gampangnya ngomong gitu ke gue seolah-olah segala hal di dunia ini
bisa dilakukan hanya dengan membalikkan telapak tangan. Menurut gue, hal ini
masih perlu dibina.
Nah,
dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72, Unit
Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) menyelenggarakan
Festival Prestasi Indonesia di Jakarta Convention Center pada tanggal 21 dan 22
Agustus 2017. Acara ini akan bikin kalian bisa lebih menghargai setiap karya
dan prestasi orang lain.
“UKP-Pancasila
mencoba mengarusutamakan visi sejarah yang lebih optimis dengan ikut membangun
tradisi mengapresiasi kinerja positif dan prestasi 72 putra-putri bangsa.
Langkah itu antara lain digagas melalui penyelenggaraan Festival Prestasi
Indonesia,” kata Kepala UKP-Pancasila, Yudi Latif.
Menurut
salah satu tim seleksi, Nia Sjarifuddin, salah satu kriteria untuk menjadi ikon
prestasi adalah pernah memperoleh penghargaan atau juara tingkat nasional dan
internasional. “Bagi yang belum pernah mendapatkan penghargaan, kami melihat
apakah karya dan tindakan ikon tersebut memiliki dampak nyata dan pengaruh yang
besar bagi lingkungan maupun profesinya. Kriteria lain adalah sang ikon
affirmatif dan representatif,” ujar Nia.
Panitia
Festival Prestasi UKP-Pancasila membagi ketujuhpuluhdua orang ini ke dalam
empat kategori: saintis dan inovator, olahraga, seni budaya, dan pegiat sosial.
Salah satu ikon prestasi dari sains dan inovator adalah Prof. Dr. Taruna Ikrar,
M. Pharm., MD, Ph.D, seorang dokter jenius yang pernah menjadi kandidat Nobel
Kedokteran dan saat ini menjabat Dekan di School of Biomedical Sciences,
National Health, University of California di AS. Alan Budikusuma, pemain bulu
tangkis Indonesia yang meraih medali emas dalam nomor tunggal putra pada Olimpiade
Barcelona 1992, mewakili ikon prestasi olahraga. Sedangkan apresiasi untuk
prestasi seni budaya antara lain diberikan kepada sutradara Garin Nugroho.
Kategori pegiat sosial diwakili oleh salah satu pelopor Komnas Perempuan, yaitu
Sinta Nurriyah Abdurrahman Wahid.
Selain
mengapresiasi 72 orang ikon berprestasi, Festival Prestasi Indonesia juga
menyelenggarakan pergelaran seni Pancasila Gemilang.
“Tujuannya
memberikan apresiasi atas karya-karya terbaik putra bangsa dan menjadikannya
sebagai sumber inspirasi untuk memajukan bangsa,” ujar Ketua Panitia Festival
Prestasi Indonesia El-Zastrouw. Kurator dan sutradara Jay Subiyakto akan
menampilkan Erwin Gutawa, juara vokal internasional 2017 Liyodra, K.H. Mustofa
Bisri dan sejumlah seniman lainnya.
Buat
informasi lebih lanjut soal acara ini dan untuk tau siapa-siapa aja 72 ikon
berprestasi yang diundang dalam acara ini, kalian bisa follow UKP-PIP di
Facebook, Twitter, dan Instagram. MERDEKA!