Maudu Lompoa Cikoang, Perayaan Maulid Terbesar di Asia Tenggara
Rumah Sejuta Martabak
Cikoang, Takalar, Sulawesi Selatan
Malam
Minggu kemarin sebelum tidur, nyokap berbisik dengan syahdu di telinga gue, “Besok
cepat bangun, kita berangkat pukul enam pagi.” Dengan mata setengah tertutup
gue menjawab, “Pagi amat, Buk, ayam saja masih tidur.”
Eh,
nyokap malah nyeletuk, “Kalau mau berwisata, salah satu tipsnya adalah cepat
bangun, berangkat cepat.”
Ini
tips dan info wisata macam apa? Mau berwisata atau upacara bendera? Lagi pula,
kita bukan sedang ingin berwisata, cuma pengen menyaksikan sebuah acara
tahunan: perayaan Maudu Lompoa Cikoang, acara perayaan maulid yang konon
katanya adalah yang terbesar di Asia Tenggara.
Nyokap
gue ada-ada aja.
Perjalanan
menuju lokasi gue tempuh dengan kendaraan roda dua. Cikoang, nama lokasi acara
perayaan ini terletak di ujung selatan kabupaten Takalar, hampir 100 km dari
kota Makassar. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan berbagai macam
pemandangan. Mulai dari gedung-gedung tinggi, persawahan yang luas, hingga
pinggiran pantai yang menawan sebelum akhirnya sampai di tujuan.
Setelah
kurang lebih sejam, akhirnya sampai juga.
Seperti
biasa, hal pertama yang wajib dilakukan sebagai anak kekinian adalah selfie
kemudian upload ke media sosial.
YANG DI BELAKANG BUKAN SPONSOR, YA. |
Karena
di pinggir laut, model-model maulid ini kebanyakan berbentuk perahu. Ada yang
diarak dan digotong dari darat, dan ada yang dibawa menggunakan perahu sungguhan dan melewati jalur laut.
Bukan hanya itu, ada banyak acara lain yang turut memeriahkan acara perayaan
maulid ini, di antaranya pencak silat, tarian adat, panjat pinang seperti yang
hampir selalu ada pada acara kemerdekaan, dan beberapa lainnya.
PENCAK SILAT, PERSEMBAHAN PENDUDUK SETEMPAT |
BERHASIL, BERHASIL, HORE \o// |
Karena
nyokap sudah terlanjur bilang ini adalah kegiatan berwisata, maka gue ingin
membagikan lagi tips dan info wisata nomor dua versi keluarga gue: kalau main
ke acara perayaan ini, sebaiknya jangan berlama-lama berdiri atau jalan di
pinggiran laut, atau siap-siap saja disiram oleh penduduk setempat. Atau kalau
memang lagi apes, pastikan bawa baju ganti, ya!
Beberapa
tahun lalu, gue pernah membaca di sebuah media yang isinya kurang-lebih
mengatakan bahwa acara perayaan Maudu Lompoa Cikoang ini adalah perayaan maulid
terbesar yang pernah dirayakan di Asia Tenggara. Keramaian acara ini dibuktikan
dengan selalu hadirnya orang-orang penting yang turut meramaikan jalannya acara.
Setiap tahun acara ini selalu dihadiri oleh Bupati Kabupaten Takalar dan
Gubernur Sulawesi Selatan serta artis-artis lokal. Bahkan beberapa media dan
artis nasional bergantian untuk datang setiap tahunnya.
Di
tengah-tengah perjalanan gue menyusuri keunikan model-model maulid ini, ada
satu yang tampil beda dan menarik perhatian gue.
Unik
dan beda, bukan?
Kita
lihat sekali lagi. Coba lihat gambarnya sekali lagi.
Sudah
kelihatan?
Pemandangan
seperti ini bukan pertama kali gue temukan setiap kali jalan-jalan ke sebuah
tempat. Entahkah itu tempat wisata, atau acara perayaan seperti yang gue hadiri
sekarang ini.
Lalu
dari sana gue berpikir, apa yang salah?
Padahal,
alangkah indahnya sebuah tempat yang kita datangi ketika tempatnya bersih,
pastinya perasaan jadi nyaman dan tenang. Bukankah sebetulnya orang-orang
bepergian untuk mencari ketenangan dan kenyamanan?
Gue
sendiri, setiap bepergian, selalu menganggap tempat yang gue datangi itu adalah
rumah gue sendiri, sehingga gue selalu memperhatikan kebersihan yang katanya
adalah bagian dari iman.
Spekulasi
pun mulai muncul di kepala. Sepertinya yang menyebabkan hal-hal seperti di foto
itu masih banyak terjadi adalah karena…
Kesadaran diri yang
masih kurang, bahkan hampir tidak ada.
Di
mana pun tujuan kita berwisata atau jenis kegiatan bepergian apa pun itu, dari
dalam diri sendiri harus ada kesadaran diri untuk mencintai lingkungan.
Pemikiran-pemikiran seperti, “Ah, ini kan nggak ada yang liat”, “Bukan rumah
gue kok”, atau “Besok gue nggak akan ke sini lagi kok”, adalah pola pikir yang
salah. Jadi pertama kali yang harus diubah adalah pola pikir, agar terbentuk
kesadaran dari dalam diri.
Minimnya
sosialisasi.
Gue
jadi teringat dengan kota Bandung dan walikotanya yang peduli akan kemakmuran
hidup kaum jomlo dan para mantan yang ditelantarkan. Di sana, peduli akan
lingkungan sangat dijunjung tinggi, sampai-sampai pelaku pembuang sampah akan
dapat sanksi ketika terbukti membuang sampah tidak pada tempatnya. Efeknya?
Nggak semua orang patuh, memang, tetapi sudah lebih banyak yang peduli sekitar
dan kenyamanan pun tercipta karena pemandangan yang minim sampah.
Kurangnya
sosialisasi dari pemerintah setempat, menurut gue, adalah penyebab utamanya.
Lalu, kembali ke pasal satu lagi.
Kurangnya
rambu-rambu atau papan-papan untuk sekadar peringatan.
Sepanjang
jalan yang gue telusuri di lokasi ini, nggak satu pun terlihat ada rambu-rambu
atau apa pun itu yang mengingatkan para pengunjung agar tidak membuang sampah
sembarangan. Padahal harusnya, kebersihan dari sampah ini adalah hal nomor satu
yang diperhatikan setiap kali ingin melakukan kegiatan.
Ketiga-ketiganya
dari yang gue sebutkan di atas, saling berhubungan. Dengan rutinnya
sosialisasi, mulai diadakannya papan-papan pengumuman untuk sekadar pengingat,
lambat-laun akan menimbulkan kesadaran diri bagi pendatang maupun penduduk
setempat.
Harapan terakhir, semoga ke depannya, nggak ada lagi sampah berserakan pada setiap acara perayaan ataupun tempat-tempat wisata agar tempat-tempat wisata tersebut bisa bertahan lama, selama hubungan kamu dengan dia yang baru jadian #ehmaap.
Harapan terakhir, semoga ke depannya, nggak ada lagi sampah berserakan pada setiap acara perayaan ataupun tempat-tempat wisata agar tempat-tempat wisata tersebut bisa bertahan lama, selama hubungan kamu dengan dia yang baru jadian #ehmaap.
Semoga
saja, apa tips dan info wisata (ya pokoknya gitu) yang tertulis di sini bisa
bermanfaat terutama bagi para jomlo yang sedang ingin berwisata sambil mencari
separuh jiwanya atau untuk sekadar menenangkan diri dari malam Minggu sendirian
yang nggak pernah berakhir, karena…
Artikel ini turut mendukung Gerakan PKK Warung Blogger