Mengagumi Jokowi
Rumah Sejuta Martabak
Jakarta Capital Region, Indonesia
Waktu
gue lagi nungguin pertandingan Benfica vs Manchester United minggu lalu, gue
gonta-ganti channel TV secara random sambil berharap ketemu channel yang
menarik dan ketika gue sampai di KompasTV ada berita tentang kilas balik hasil
kerja Jokowi dan Jusuf Kalla selama tiga tahun masa jabatannya sebagai presiden
dan wakil presiden di Indonesia.
Gue
ngikutin Pak Jokowi di Twitter, Instagram dan juga Facebook. Pemerintahan era
Jokowi-JK ini gencar banget melakukan pembangunan infrastruktur yang merata di
seluruh Indonesia. Yang gue ingat di berita kemarin adalah, bahwa Indonesia
adalah negara kepulauan dan infrastruktur utama yang dibangun mestinya adalah
infrastruktur yang mampu menghubungkan pulau-pulau itu agar biaya untuk
mengunjungi pulau satu dengan yang lainnya tidak mahal lagi karena aksesnya
yang terbatas.
Semua
tau Indonesia adalah negara kepulauan. Semua tau biaya pengiriman barang jadi
mahal karena jalur yang ditempuh jauh. Kita semua tau itu, tapi baru Pak Jokowi
yang memikirkannya sekaligus bertindak langsung dan ngasih solusi.
Di
pemerintahan sebelumnya, infrastruktur juga dibangun, tapi sepertinya kurang
merata. Dampak dari pemerataan dari segi infrastruktur ini terasa betul
sekarang. Tapi gue tau ini adalah dampak yang sementara karena semuanya sedang
dibangun. Kalau arti kata pepatah, kita memang harus bersakit-sakit dahulu
kalau mau bersenang-senang kemudian. Banyak yang menghujat juga dampak dari
pemerataan pembangunan infrastruktur ini, termasuk keluarga gue sendiri.
Gara-gara keluarga kita di Papua sana sudah mulai mendapatkan listrik, biaya
listrik di rumah jadi naik hampir dua kali lipat. Tentu saja itu dampak
sementara yang hampir semua orang jelas nggak suka. Prosesnya memang panjang,
dan orang yang nggak berpikir ke depan nggak bakal bisa menalar hal itu. Mereka
pasti mikir, gara-gara Jokowi jadi Presiden listrik jadi mahal. Mereka nggak
tau apa yang sedang diperjuangkan Pak Jokowi adalah untuk kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Tidak
semua orang tau dan paham hal itu.
Gue
beruntung menjadi salah satu orang yang (kita anggap saja) paham dengan visi
dan misi Presiden Jokowi yang ramah ini. Baru kali ini ada pemimpin yang mampu
berbuat banyak dan hasil kerjanya begitu nyata hanya dalam waktu tiga tahun
masa pemerintahannya.
Nggak
bisa dipungkiri juga, banyak orang yang nggak suka dan menentang
kebijakan-kebijakan Pak Jokowi. Tapi, sebagaimana hukum sebab-akibat dan teori
kehidupan yang tidak tertulis, nggak semua orang akan setuju dan suka dengan
keputusan seorang pemimpin. Tetapi, menyatukan berbagai macam adonan menjadi kue
yang enak dan mempunyai nilai rasa dan nilai jual tinggi juga butuh waktu,
apalagi menyatukan sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras,
dan agama.
Menurut
pendapat gue pribadi, Pak Jokowi sejauh ini sudah berhasil memimpin Indonesia
dengan baik.
Selain
ketegasan beliau, gue juga senang sekali dengan keramahan-keramahan yang
ditunjukkan beliau pada setiap kunjungannya yang belakangan nggak pernah lagi
disebut blusukan. Senang sekali, beliau begitu hangat, dengan senyum ramah khas
orang Jawa yang gue kenal. Caranya merangkul berbagai kalangan dan bertukar
cerita serta bercanda dengan mereka seolah menghilangkan batas yang seharusnya
ada antara pemimpin yang disegani dengan rakyat biasa yang punya sejuta asa.
Pak
Jokowi juga gaul.
Di
era digital ini, Presiden Jokowi juga memanfaatkan kemajuan teknologi yang semakin
pesat. Beliau aktif di berbagai kanal media sosial termasuk YouTube. Percaya
nggak percaya, beliau bahkan masuk ke dalam top 100 Influencer Indonesia di
YouTube, mengalahkan rakyatnya sendiri, termasuk Kaesang anaknya sendiri. Gokil
nggak tuh?!
Pak
Jokowi seolah merobohkan dinding pembatas antara seorang pemimpin dan yang
dipimpin tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Intinya
adalah, beliau selalu memberikan kesan positif.
Saat
nonton kemarin, gue juga sempat melihat salah satu bentuk pemanfaatan teknologi
oleh Pak Jokowi lewat sebuah hashtag #JOKOWIMENJAWAB. Gue sebenarnya udah tau
ini sejak lama, maklum gue ngikutin Pak Jokowi di hampir semua kanal media
sosialnya, hanya saja belum pernah tertarik ngikutin #JOKOWIMENJAWAB ini.
intinya adalah, para warga dari semua kalangan bebas bertanya ke Presiden lewat
video singkat dan diberi hashtag tadi. Pertanyaan yang bagus dan unik akan
dijawab langsung oleh Presiden lewat video juga.
Gue
nggak mau bilang kalau pemimpin-pemimpin sebelumnya nggak memanfaatkan
teknologi, karena memang kemajuan teknologi di Indonesia sendiri baru “semegah”
ini tiga atau empat tahun terakhir. Tolok ukurnya adalah, keponakan-keponakan
gue yang masih SD sudah main Facebook dan lebih mengerti dibanding orangtuanya
yang kadang-kadang masih percaya berita hoax yang disebar orang-orang tidak
bertanggung jawab yang dibutakan uang.
Pada
berita yang gue tonton tersebut, ada penggalan video di mana Pak Jokowi menjawab
salah satu pertanyaan warga yang, maaf, tunarungu. Ia bertanya kepada Presiden
soal pertukaran pelajar dan mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus. Pak
Jokowi menjawab dengan santainya, tapi langsung kepada intinya.
Tapi
gue menangkap pesan yang lebih jauh dari sekadar jawaban atas pertanyaan salah
satu warga penyandang disabilitas itu.
Di
negara kita, bully-membully yang berkaitan dengan ras, agama, dan suku masih
sangat sering terjadi. Dan, tidak sedikit penyandang disabilitas juga menjadi
korban pembullyan. Salah satu bentuk tidak menghargai penyandang disabilitas
menurut gue adalah, tidak adanya fasilitas untuk mereka di berbagai tempat
umum. Setidaknya itulah yang gue tangkap. Lewat video #JOKOWIMENJAWAB tersebut,
gue menangkap pesan tidak hanya soal pertukaran pelajar dan mahasiswa, tetapi
bagaimana menghargai perbedaan-perbedaan di antara sesama rakyat Indonesia pada
khususnya, dan sesama manusia di seluruh dunia pada umumnya.
Satu
hal lagi yang gue suka dari keaktifan Pak Jokowi di media sosial adalah, bahwa
beliau nggak asal dalam memilh admin. Admin media sosial Pak Jokowi paham betul
kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Itu adalah poin yang
sangat penting buat gue, sekalipun kebanyakan rakyat yang bermain media sosial
tidak mementingkan hal itu.
Ini
adalah tulisan pertama gue soal politik, kalau mau disebut ini tulisan tentang
politik. Tulisan ini gue buat bukan untuk menjustufikasi pihak tertentu, atau
untuk memenangkan pihak tertentu, tapi semata-mata opini pribadi karena gue
adalah salah satu rakyat biasa yang mengagumi Jokowi.