Bukan Review: ASUS ZenBook UX410: Teman Akrab Para Konten Kreator
Rumah Sejuta Martabak
Special Region of Yogyakarta, Indonesia
Kalau
denger kata konten kreator, maka yang pertama terlintas di benak gue adalah
anak muda. Konten kreator saat ini tengah menjadi sebuah profesi yang digemari
banyak orang terutama anak-anak muda yang kekinian. Why? One of the reasons is
because aktivitas tersebut kini mampu menghasilkan pundi-pundi receh yang
nggak sedikit. Temen gue sesama blogger bahkan mampu menghasilkan $3800 dari
membuat konten. Dan tentu saja, aktivitas membuat konten bisa dilakukan dengan passion sambil having fun.
Bahkan,
nggak sedikit orang juga yang mengatakan bahwa sekarang ini dunia dibangun oleh
para konten kreator yang berkarya lewat berbagai macam platform digital. Anggapan
ini bisa jadi tepat, karena coba saja kita lihat mulai dari informasi yang kita
baca setiap waktu, hiburan yang kita tonton setiap sore bersama keluarga,
hingga keahlian yang kita pelajari lewat sejumlah tutorial, rasanya tidak
pernah lepas dari media sosial pada khususnya dan internet pada umumnya. Dan segala
hal itu diciptakan oleh para konten kreator.
Contoh-contoh
aktivitas seorang konten kreator misalnya seperti YouTuber yang berkarya lewat
konten berupa video-video, blogger yang menulis melalui kumpulan-kumpulan
artikelnya, band ataupun solois yang menciptakan lagu dan menyebarkan lewat
platform seperti SoundCloud dan semacamnya, atau para komikus yang tidak
berhenti menghibur dengan gambar-gambar jenakanya di Instagram. Mereka semua
kini mendominasi dunia digital lewat konten-konten kreatif yang mereka
hasilkan. Dan, hal ini secara tidak langsung mampu mempengaruhi pola pikir dan
juga minat para pengikut setianya.
Kemudian,
muncul pertanyaan “Kapan nikah?” eh bukan. Apa yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang kreator konten? Menurut salah seorang konten kreator Indonesia, Eka
Gustiwana, ada dua instrumen paling dasar dan paling penting dalam membuat
sebuah konten, yakni ide dan alat.
“Pertama,
pembuat konten haruslah menggali ide orisinil terkait konten yang dibuat,” ucap
Eka. “Ide akan menjadi pijakan awal yang menentukan arah para konten kreator
dalam melangkah dan mempengaruhi seluruh karya kreatif yang akan diciptakannya.”
Sementara
itu untuk alat, Bang Eka ngejelasin, adalah perangkat penting lain yang sangat
mendukung agar semua ide yang telah dikonsep oleh pembuat konten bisa terwujud.
Dan salah satu alat terpenting yang harus dimiliki adalah sebuah notebook.
Ringan dan performa mumpuni
“Notebook
dipakai oleh semua pembuat konten. Mulai dari YouTuber, musisi, filmmaker,
komikus, desainer, hingga blogger,” kata Eka. “Mereka menggunakan notebook untuk
merangkai ulang karyanya agar bisa dinikmati orang lain.”
Eka
sendiri menyukai notebook yang bobotnya ringan namun performanya mumpuni. Sebab,
profesi yang digelutinya saat ini menuntutnya untuk berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat yang lain. Terus, siapa nama mantan Eka yang paling
ngeselin? Notebook apa yang digunakan Eka dalam membuat kontennya?
Ternyata
Eka menggunakan ASUS ZenBook.
“Saya
puas banget pake ZenBook karena ringan banget dan mudah dibawa ke mana-mana. Saya
termasuk orang yang suka bekerja di mana saja. Di pesawat, di kereta, di mobil,
di hotel, di kafe, di rumah mantan dan di tempat lainnya,” ucap Eka. “ZenBook
memudahkan saya, ditambah lagi beban tas menjadi lebih ringan jadi bisa
ditambah dengan berbagai perangkat lainnya. Serasa nggak bawa notebook,”
jelasnya.
Bang Eka |
Selain
ringan, notebook yang digunakan tentu saja harus memiliki baterai yang daya
tahannya lama. ASUS ZenBook akan jadi salah satu notebook dengan daya tahan
baterai terlama yang pernah kamu gunakan.
Menurut
Eka, selain baterainya yang sangat irit dan memungkinkan untuk bekerja di
tempat yang tidak terdapat arus listrik, desain ASUS ZenBook juga sangat stylish dan bisa menambah kepercayaan
diri penggunanya. Ketika di atas panggung atau di suatu tempat yang dilihat
banyak orang, pengguna tidak akan merasa malu meletakkannya di samping keyboard
atau di samping perangkat lainnya.
“Ringkasnya,
ukuran ASUS ZenBook ini sangat berbanding terbalik dengan performa yang
dihasilkannya. Ukurannya kecil, namun performanya sangat baik dengan sokongan
prosesor Intel Core-i7 dan Windows 10 sebagai sistem operasinya. Sangat bagus
digunakan ketika harus memproduksi musik dan aplikasi berat dalam waktu
bersamaan. My perfect companion!”
tutup Eka.