Bukan Review: X-Men: Apocalypse
Judul : X-Men: Apocalypse
Sutradara : Bryan Singer
Produksi : 20th Century Fox
Genre : Fantasi, Sci-Fi
Durasi : 2 jam lebih
Buat
kamu yang puas dengan Captain America: Civil War, gue pengen bilang kalau
X-Men: Apocalypse berkali-kali jauh lebih memuaskan. Konflik nggak terkesan
dipaksakan seperti ketika kubu terbagi antara #TeamCap dan #TeamIronMan di
Civil War, dan pertempurannya lebih seru meski sama-sama bikin pusing ngafalin
tokoh-tokohnya buat penonton yang bukan penggemar berat komik Marvel.
Awalnya
gue pesimis dengan X-Men: Apocalypse ini. Ini didukung karena dua seri
sebelumnya; X-Men: First Class dan X:Men: Days of Future Past sangat tidak
menarik terutama Days of Future Past yang ngebosenin banget menurut gue. Ditambah
lagi promosinya yang nggak seviral Captain America: Civil War Kemarin.
X-Men:
Apocalypse ini menceritakan tentang Apocalypse, dewa yang katanya sudah ada
sejak awal peradaban. Dewa dari para mutan. Tokoh antagonis Apocalypse sendiri
diperankan sama Oscar Isaac. Ia bangkit kembali setelah ribuan tahun terkubur
dan memengaruhi Magneto (Michael Fassbender) dan para mutan lainnya yang sedang
dalam kekacauan, untuk membentuk
sebuah tatanan dunia baru. Katanya, sistem yang ada sekarang ini merepotkan
manusia itu sendiri. Gila, orang yang datang dari kehidupan ribuan tahun
tiba-tiba ngomong gitu. Itu sama kayak Tarzan yang puluhan tahun hidup di
hutan, tiba-tiba masuk ke kota sambil teriak, “KAMPUNGAN KALIAN SEMUA!”
Nasib
Bumi pun bergantung pada mutan (yang masih bertahan di sekuel Days of Future
Past) yang belum berada dalam pengaruh jahat Apocalypse; Profesor X (James
McAvoy), Raven aka Mystique (Jennifer Lawrence), dan Hank the Beast (Nicholas
Hoult) yang memimpin para mutan muda untuk menghentikan niat jahat Apocalypse
menghancurkan peradaban manusia ini.
Sebenarnya,
film ini lebih dalam menceritakan mengenai sebuah obsesi seroang Apocalypse
yang ingin menguasai dunia. Dia ingin menjadi dewa gara-gara di peradaban
sebelumnya dia dikatain dewa abal-abal. Kasian banget.
Jujur
saja, meskipun di awal gue bilang X-Men: Apocalypse ini lebih bagus daripada
Captain America: Civil War, gue juga melihat ada sesuatu yang mengganggu dari
kacamata gue sendiri. Eh, maaf, gue nggak pake kacamata. Maksud gue dari
penilaian gue pribadi. Beberapa di antaranya adalah…
Pengenalan tokoh
yang terkesan maksa
Selain
perkenalan tokoh (dengan saling mempertemukan mereka secara tidak sengaja) yang
agak maksa, durasi perkenalan para tokoh pun memakan waktu yang sangat banyak. Adegan
maksa ini bisa kamu liat di awal-awal film.
Mirip Captain
America: Civil War
Konflik
yang terjadi adalah terpecahnya para mutan menjadi dua kubu. Satu di pihak
Apocalypse dengan iming-iming kekuatan super yang diupgrade, dan satu lagi di pihak Profesor X dan Raven yang
mengandalkan kerja sama tim. Jelas saja gue langsung risih, keingat Civil War
yang juga terpecah jadi dua kubu yang ujung-ujungnya…, ya gitu deh.
Ikon yang cuma
numpang lewat
Kamu
pasti setuju kalo tokoh yang paling ikonik di film X-Men adalah Logan aka Wolverine
yang diperankan oleh Hugh Jackman. Di X-Men: Apocalypse ini, Wolverine hanya
muncul sebentar, bunuh orang lalu kabur. Gue rasa nggak ada Wolverine di sini
pun juga nggak akan jadi masalah, karena ceritanya nggak nyambung ke mana-mana.
Kehadiran Logan seolah dibikin biar sehabis nonton orang nggak bilang: LHO,
WOLVERINE KOK NGGAK ADA?
Selain
itu, gue melihat ada dua hal lain yang menarik, 1) adegan slow motion ala Quicksilver (Evan Peters) durasinya lebih panjang
dan lebih keren, juga lebih lucu dari dua sekuel sebelumnya, 2) adegan yang mempertontonkan
dua dimensi secara bergantian yang efeknya keren. Oh iya, selain itu buat kamu
yang nggak sempat nonton dua sekuel sebelumnya tetap nggak jadi masalah. Kamu tetap
akan mengerti jalan ceritanya karena di sini tetap dijelaskan meski singkat.
Lalu,
film ini menyisakan dua pertanyaan untuk gue.
Pertama,
kenapa Quicksilver nggak langsung ngomong jujur ke Magneto padahal tujuan utamanya
dia nyamperin memang mau ngomong itu? Kedua,
ke mana perginya Psylocke (Olivia Munn) di akhir film?
Adapun
pesan seperti biasa yang ingin gue sampaikan adalah, nggak usah nungguin adegan
muncul setelah credits selesai,
karena gue pastikan kamu pasti bakal bilang: YA ELAH, GINI DOANG?!