Pesan dari Kalibiru: Libur Panjang di Kamar Saja




Menggunakan waktu long weekend untuk mengunjungi tempat wisata menurut gue bukanlah pilihan yang tepat, bahkan bisa jadi adalah sebuah kesalahan besar. Long, week, end, atau dengan arti sempit: ngantre panjang di akhir pekan dan…, end

Gagal menikmati.

Senggaknya itulah yang gue rasakan ketika memanfaatkan long weekend kemarin mengunjungi wisata alam Kaliburu di Kulon Progo.

Gue belum pernah ke Kalibiru sebelumnya. Ketertarikan gue dimulai ketika Official Account of Manchester United merepost salah satu postingan follower-nya di Instagram.

A photo posted by Manchester United (@manchesterunited) on

Lalu beberapa waktu setelahnya, gue di-tag seseorang di Instagram dengan latar foto yang serupa.

“Ini jauh dari tempat kamu?” tanya gue mengomentari foto itu.

“Jauuuuhhhh… 2 sampai 3 jam,” katanya.

“Nggak jauh itu mah, standar.”

Gue memang terbiasa dengan perjalanan jauh sejak kuliah. Jadi perjalanan segitu nggak terlalu jauh buat gue.

“Kalau gitu, nanti gue mau ke sana,” sambung gue lagi.

Dan long weekend kemarin, gue berangkat ke Kalibiru dengan modal Google Maps, persis seperti ketika gue akhirnya berhasil mengelilingi Pantai Sepanjang dan Pantai Kukup seminggu sebelumnya.

Di pagi menjelang siang itu, cuaca sedang panas-panasnya. Gue perkirakan antara 28-30 derajat celcius sementara gue tetap kekeuh nggak mau pake kaos tangan, bahkan nyaris pake celana pendek saja.

Ketika mulai memasuki daerah Kulon Progo dan jalan mulai menanjak dan berlubang di beberapa bagian, sinyal mulai lemah dan langit mulai mendung. Tapi gue tetap melanjutkan perjalanan. “Gue udah sejauh ini,” pikir gue.

Mulai menaiki jalan satu arah menuju Kalibiru, gerimis turun. Gerimis yang nggak disukai oleh hampir seluruh pengendara motor karena: mau pake mantel hujannya nggak keras-keras amat, nggak pake mantel basah juga.

Nggak lama setelah itu, gue ketemu rombongan mobil yang terparkir rapi di pinggir jalan dan gue pikir gue sudah sampai di lokasi. Ternyata, macet, dan gue baru sadar kalau sedang libur panjang. OUCH! SOMEBODY, PUNCH ME RIGHT IN MY FACE! Gue benar-benar lupa kalau hari itu sedang libur panjang.
 
Tanjakan dan macet. PERFECTO!
Setelah melewati macet tadi gue ketemu lagi sama kemacetan yang sama dan sebuah bus yang hampir tergelincir. Sementara jalan semakin menanjak ekstrim, hujan juga mulai turun lebih deras dari sebelumnya. Dan, kendaraan semakin banyak baik motor maupun mobil.

Karena hujan semakin deras gue memutuskan untuk pake mantel, dan ketika gue melajukan motor lagi sekitar beberapa tikungan, gue berhenti sejenak, menarik napas sepanjang mungkin, lalu turun dari motor dan mendorongnya ke atas. Motor yang gue pake nggak kuat nanjak. Begitu juga beberapa pengendara lainnya.

Jalan yang licin terguyur hujan semakin melengkapi hari itu. Untungnya betis gue sudah terlatih di semua medan karena dulu sempat menemani Chu Fat Kai dkk mencari Kitab Suci di Barat sana.

Setelah akhirnya gue sampai di parkiran di kawasan wisata Kalibiru, bukannya puas, gue malah pengen langsung pulang aja rasanya. Terlalu banyak orang untuk gue yang membutuhkan tempat yang sejuk dan damai. Suasananya lebih mirip toko baju yang lagi diskon 80%; RAME BANGET! Saking ramainya gue sampai nggak kebagian tiket untuk berfoto di spot yang gue lihat di Instagram tempo hari itu.
 
Parkiran motor penuh dan kendaraan terus berdatangan.
“Sudah penuh sampai malam spotnya, Mas,” kata mbak-mbak penjaga loket tiket.

Gue pun bingung.

Mau langsung pulang, masih capek dan jauuuuh banget. Nggak pulang, nggak tau harus ngapain juga. Akhirnya gue mutusin mantan gue buat nyari minum dulu sambil mengumpulkan tenaga sehabis mendorong motor tadi. Dan ketika gue duduk di sebuah warung, hujan turun dengan deras. Beberapa orang berlarian ke dalam warung. Setelah hujan reda, gue memutuskan untuk berkeliling sebentar meski nggak bisa lagi berfoto di spot yang enak banget buat aktraksi bunge jumping itu. Dan saat berjalan menuju parkiran, Kalibiru seolah berpesan ke gue bahwa sebaiknya gue menghabiskan libur panjang berikutnya di kamar saja.
Tuh, rame banget kan...

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.