Bukan Review: Captain America: Civil War
Rumah Sejuta Martabak
Special Region of Yogyakarta, Indonesia
Judul : Captain America: Civil War
Sutradara : Anthony Russo, Joe Russo
Produksi : Marvel Studios, Marvel Entertainment
Genre : Fantasi, Sci-Fi
Durasi : 2 jam lebih
Captain
America: Civil War adalah lanjutan dari Captain America: The First Avenger dan
Captain America: The Winter Soldier. Kali ini menceritakan tentang sebuah
insiden yang melibatkan The Avengers yang menjatuhkan korban sipil yang
menelurkan tekanan politik dan memaksa pemerintah Amerika Serikat untuk
mengawasi dan memimpin para pahlawan super penjaga perdamaian ini dalam setiap
aksinya.
Tidak
adanya kejelasan dan alasan lain memaksa The Avengers terpecah menjadi dua
kubu; Steve Rogers aka Captain America (Chris Evans) berada di kubu yang nggak
setuju untuk bekerja di bawah pengawasan penuh pemerintah, dan Tony Stark aka
Iron Man (Robert Downey Jr) yang di luar dugaan mendukung penuh keputusan
pemerintah demi terciptanya kedamaian yang diimpikan seluruh umat manusia.
Perbedaan
pendapat itulah yang bikin Manusia Setrika dan Kapten Bawa Tameng berselisih
dan membentuk kubu kayak geng di sekolahan.
Kunci
cerita film ini menurut gue adalah 16 Desember 1991 dan The Black Phanter. Cerita
dibuka dengan adegan pada tanggal dan tahun itu, yang akan memulai kisah
panjang perjalanannya.
Awalnya
gue agak skeptis dengan kemunculan Spidey di trailer terakhir Civil War ini,
tapi ternyata nggak seperti dugaan gue.
Kata
kunci lain yang bisa kamu jadikan referensi adalah… Spencer, Revenge, dan
Sokovia. Tiga kata itu kalau kamu perhatikan pada setiap scene-nya, kamu akan dengan gampang menemukan benang merah film lanjutan
Winter Soldier ini.
Di
beberapa bagian, ada adegan yang sungguh membosankan, dan kalau kamu pengen ke
toilet, sebaiknya pas adegan percakapan nggak
penting itu muncul. Selain itu lokasi syutingnya juga berpindah-pindah ke
banyak tempat dengan sangat cepat. Ya, you
know how Hollywood made it lah ya.
Selain
itu, Captain America: Civil War juga berhubungan dengan film The Avengers I dan
The Avengers II dan mungkin kamu akan sedikit bingung kalau belum nonton.
Bagian
favorit gue di film ini ada dua. Pertama, ketika Sersan James Barnes aka Bucky aka
The Winter Soldier (Sebastian Stan) mengambil alih moge di bawah terowongan
ketika kejar-kejaran sama Cap dan Black Phanter yang diperankan sama Chadwick
Boseman. Kedua, ketika Cap menahan helikopter yang akan digunakan Bucky untuk
kabur. Gue yakin banyak cewek-cewek (nggak menutup kemungkinan cowok juga) yang
menjerit-jerit histeris ngeliat badan Chris Evans yang aduhai aduh seksinya
itu.
Late Hollywood’s jokes.
Joke
ala Hollywood baru terasa ketika Peter Parker aka Spiderman (Tom Holland) mulai
muncul. Tapi setelah itu, LPM jadi meningkat derastis, kayak produksi keringat
yang berlebih ketika tiba-tiba ketemu mantan yang lagi pegangan tangan sama
pacar barunya.
Civil
War sungguh menyuguhkan cerita tentang sebuah kesalahpahaman yang sangat epik antara
Tony Stark dan Steve Rogers. Dan sungguh, adegan pertarungan #TeamCap dan
#TeamIronMan yang jadi adegan inti adalah yang paling keren di film ini. Dan yang
paling panjang juga. Juga yang paling banyak menghasilkan tawa.
Dan
gue baru ngeh di akhir-akhir kalau ternyata ini adalah sebuah misi balas
dendam. Sekali lagi, perhatikan adegan yang awal-awal.
Satu
pertanyaan gue adalah… apakah Howard tahu soal isi bagasi mobil yang
dikendarainya bersama istrinya? Nggak ada jawabannya di dalam film dan kayaknya
nggak akan pernah ada.
Satu
pesan yang gue dapat dari Captain America: Civil War adalah…
“Jika kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan, tetapi kamu memilih diam, itu adalah salahmu.”
Dan
terakhir yang pengin gue sampaikan adalah, Vision jubahnya nggak banget. Kayak taplak
meja nyokap yang udah setahun lalu berubah fungsi jadi keset kaki, dan gue baru
menyadarinya di akhir film.