Permohonan Maaf karena Telah Membuka Pintu Masa Lalu
Berbicara
kehilangan berarti berbicara tentang masa lalu. Membicarakan tentang hal yang
seharusnya telah terkubur bersama waktu. Semakin besar rasa sayang terhadap
sesuatu (atau seseorang), semakin pedih juga rasa sakit yang muncul saat ia
hilang. Melalui sebuah giveaway bersama Kak El kemarin, gue merasa menjadi sebuah kendaraan yang mengantarkan
para peserta kembali ke masa-masa menyakitkan yang seharusnya kini telah
menjadi abu, terbang ke langit yang entah menetap di ketinggian berapa.
Melalui
tulisan ini, gue ingin memohon maaf.
Sebagian
besar kisah nyata yang dituliskan peserta, membuat gue merasa begitu bersalah. Kehilangan
yang paling mendominasi adalah kehilangan anggota keluarga, dan, buah hati.
Membaca
tulisan-tulisan itu, hati gue ikut tersayat.
Kakak
pertama gue, Wia, pernah kehilangan calon buah hatinya juga. Dan gue nggak
perlu menceritakan bagaimana tersiksa dan menyakitkannya menanggung luka
sesakit itu. Satu hal yang mesti kita percaya agar tetap dikuatkan adalah:
takdir. Percaya aja, semua sudah diatur. Kita cuma perlu berdoa dan berusaha.
Soal hasil, dia nggak akan pernah mendustai usaha.
Lalu
tiga hari sebelum #GiveawayKehilangan ini dibuka, saudara kandung bokap gue
meninggal. Seorang perempuan yang selalu menggendong gue ke warung setiap pagi sewaktu
kecil. Seorang ibu tiga anak yang selalu menasihati gue setiap kali melakukan
kesalahan. Dan banyak lagi hal yang sulit dilupakan lainnya.
Nggak
ada yang bisa membantah perihal sakitnya kehilangan. Hercules yang dikenal
sebagai seorang dewa, pembunuh sadis pada masanya, juga menangis saat istrinya
meninggal. Achilles yang gagah perkasa, tak terkalahkan dalam perang, juga
menangis ketika wanita yang dicintainya berkhianat.
Dan
seperti lirik salah satu lagu dari band kesayangan gue, Linkin Park, “You don’t know what you’ve got, until its
gone”. Mengutip juga tulisan dari salah satu peserta, sejelek-jelek dan
senyebelinnya mantan pacar kita, ketika putus tetap akan merasa kehilangan
juga.
Tapi
kehilangan adalah hal pasti yang akan menghampiri setiap orang. Yang terpenting
adalah sikap, menjadikannya ratapan, atau pelajaran. Gue pernah punya teman
yang pacaran selama enam tahun tapi pada akhirnya putus dan nggak pengen
pacaran lagi. Baginya, dunia sudah kiamat. Dan pernah jug ague punya teman yang
ganti pacar setiap enam bulan sekali, seolah pacaran adalah jadwal kontrol kesehatan
gigi.
Jika
kita mau berdamai dengan kehilangan, jalan untuk mendapatkan pengganti yang
hilang akan terbuka lebar, lebih lebar dari senyum Monkey D. Luffy. Dunia begitu
luas untuk terpaku pada kehilangan yang sejatinya hanya kabut tipis yang
menutupi kebahagiaan tak terhingga di baliknya.
Di
depan sana ada sebuah pintu besar, namun masih tertutup. Kita tidak pernah tau
apa yang ada di baliknya sampai memutuskan untuk membukanya. Membukanya memang
tidak menjamin semua jadi lebih baik, tetapi dengan tidak membukanya sudah
pasti membuatmu tidak akan ke mana-mana.
Untuk
kamu yang ditinggalkan anggota keluarga begitu cepat, Dia punya rencana untuk
memberikan bahagia yang teramat lama kelak, percayalah.
Untuk
kamu yang ditinggalkan calon buah hati, Dia sedang mengajarkanmu menjadi
pribadi yang kuat, dan pribadi yang menghargai, percayalah.
Dan
untuk kamu dengan kehilangan-kehilanganmu lainnya, Dia adalah sutradara
terbaik, yang percaya bahwa kamu adalah aktor pilihan yang tidak mungkin menyia-nyiakan
peran.
Akhir
kata, sayangi yang kamu miliki sekarang sewajarnya saja, semoga kehilangan
tidak lantas membuat kita rapuh, tetapi menjadikan kita pribadi yang lebih
peka. Nggak seperti mantan gebetan kamu yang nggak pernah ngerti kode itu.