Kepada yang Hilang.




Kepada yang hilang, aku pernah memilikimu.

Kehilangan.

Satu kata yang sangat menakutkan bagi mereka yang memiliki. Semua orang yang memiliki pasti tidak ingin kehilangan. Mungkin kecuali masa lalu yang kelam.

Berbicara kehilangan, aku adalah orang yang sudah kehilangan banyak sesuatu. Mulai dari kehilangan sepasang sendal di masjid, sampai kehilangan hati yang paling tak ingin kutinggalkan. Dan rasanya hampir sama; kecewa. Keluar dari masjid dan tau-tau sendal sudah diambil kaki oleh orang lain, harus jalan kaki di atas aspal panas dengan kaki telanjang. Susah payah memperjuangkan orang yang disayangi, lalu tau-tau direbut orang lain. Keduanya sama-sama sakit dan mengecewakan.


Kehilangan sesuatu yang berharga membuat kita harus mengerti bahwa setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan. Meski menyakitkan, tapi kenyataannya memang seperti itu. Hanya terkadang cara datang dan perginya yang berbeda. Tuhan menghadirkan caranya masing-masing dalam satu label yang disebut takdir.

Tapi satu hal yang patut disyukuri dari kehilangan adalah bahwa dengan kehilangan berarti kita pernah memiliki. Yang berarti, impian kita pernah terwujud. Meski tak bisa memiliki selamanya, setidaknya kita tahu seperti apa memiliki itu sehingga suatu hari perjuangan untuk tidak kehilangan menjadi semakin besar.

Bagiku, tidak masalah telah kehilangan sesuatu yang pernah kumiliki. Karena mempertahankan memang jauh lebih sulit daripada mendapatkan.

Satu hal lagi. Seberapa pun kamu merasa kamu adalah orang yang paling banyak kehilangan, percayalah, di luar sana masih banyak kehilangan-kehilangan yang lebih menyakitkan. So, we just need to stay with everything we love.

Copyright © N Firmansyah
Building Artifisial Newsletter.