Bukan Review: Kreatif Sampai Mati
MINJEM PUNYA ORANG |
Gue
baru aja selesai membaca tabloid buku Obor Rakyat Kreatif Sampai
Mati karya Wahyu Aditya yang masuk daftar national
best seller, dan, di #BukanReview kali ini gue mau bercerita tentang apa
yang terjadi setelah gue menamatkan 17 butiran di dalam buku yang desainnya
keren itu. Iyalah keren, yang bikin Desainer cuy.
Satu
hal yang gue suka dari buku ini adalah, penulisannya benar-benar sederhana dan
menarik. Tampilan dalamnya dirancang mirip dengan tampilan mind map supaya
gampang diingat. Sederhananya adalah dari segi penulisan yang betul-betul
simpel dan sesekali mengundang tawa, tapi tetap kritis! Dan gue tetap percaya,
untuk membuat sesuatu yang sederhana, butuh kerumitan di dalamnya.
Setelah
membaca buku ini, dinding kamar gue jadi korban. Gue corat-coret sampai nggak
ada celah yang tersisa berharap hasilnya seperti desain-desain mengagumkan yang
dibuat Waditya di bukunya, dan hasilnya, kamar gue mirip Bantar Gebang! Untung baunya beda! Haha
Keseluruhan
isi bab di buku ini menceritakan tentang keseharian Waditya sendiri sebagai
seorang desainer, kartunis, atau lebih kerennya disebut seniman digital. Buku
ini sangat direkomendasikan buat yang hobi di bidang seni, terutama yang suka
ngegambar. Kamu bakal punya buku loncatan buat mengejar passion kamu. Ini jadi
semacam buku motivasi untuk kamu.
Ada
hal menarik yang mengundang tawa di buku ini saat Waditya mengkritisi soal logo
kemerdekaan Indonesia yang monoton dan membandingkannya dengan negara tetangga,
Malaysia, gue jadi berpikir siapa sebenarnya yang mendesain itu dari tahun ke
tahun? :)) rupanya Waditya mengamati itu dan mencoba mendesain sendiri dengan
kreatifitas yang dia miliki. Ternyata, banyak yang lebih bangga menggunakan
desain dari pendiri Hello Motion Academy dan pemilik Distro Online KDRI ini
dibanding desain resmi dari pemerintah.
Buku
ini hampir sempurna, karena nggak ada yang sempurna :p
Kekurangannya
adalah, buku ini di butir terakhir menuliskan soal kemonotonan, tapi buat gue,
buku ini emang monoton, terlalu fokus membahas tentang desain. Oke, oke, gue
bilang kekurangan karena awalnya gue pikir buku ini diperuntukkan kepada
pembaca secara luas, tapi ternyata lebih spesifik kepada pecinta seni dan yang
mau mengasah kemampuan di bidang semacam itu.
Untuk
postingan kali ini gue nggak nyelipin foto isi bukunya, demi menjaga ke-best seller-annya.
Soalnya, di toko buku deket rumah masih banyak di rak buku motivasi. Diletakkan
di bagian bawah dalem-dalem dikit :D
Udah
dulu ya, mau ngaji, nyokap gue udah ngomel :p