Catatan Perpisahan
Setiap
yang bertemu pasti akan dipisahkan. Entah cepat, entah lambat. Entah sementara,
atau selamanya. Yang pasti adalah, itu pasti. Dalam fase sementara itu, nggak
banyak orang yang bisa bertahan, terlebih jika awalnya mereka sering, atau
selalu bersama.
Banyak
cara Tuhan mempertemukan cinta. Nggak sedikit pula caranya untuk memisahkan.
Mulai dari cara bertemu yang nggak sengaja, sampai yang sengaja dipertemukan.
Mulai dari perpisahan yang menyakitkan, sampai yang orang jaman sekarang
menyebutnya; perpisahan yang indah. Tetapi buat gue, bagaimanapun, perpisahan
selalu menyakitkan.
Everythings happen with
a reason. Tuhan nggak pernah mempertemukan kita dengan orang
yang salah, orang yang nggak tepat, atau waktu yang nggak tepat ketika bertemu
orang yang tepat. Semua ada sebabnya.
Kita
bertemu dengan orang yang aL4y untuk mengukur tingkat kedewasaan kita.
Dipertemukan dengan orang yang lebih tua agar kita mengerti menghargai dan
belajar menghargai. Dipertemukan dengan yang lebih muda agar kita bisa berbagi
pengalaman. Lalu kita bertemu dengan perpisahan, agar kita mengerti, mau
belajar, dan menghargai sebuah kebersamaan.
Perpisahan
sama saja dengan kesendirian. Meski ada beberapa yang nggak benar-benar
sendiri. Pada fase itu, kita akan benar-benar merasa bahwa yang telah pergi
benar-benar akan dirindukan. Yang telah berlalu akan dikenang, dan yang menjadi
impian akan dikejar dengan masa lalu sebagai bekal untuk suatu hari yang lebih
baik.
Kita
diharapkan untuk menjaga betul, sebaik mungkin, apa yang kita miliki hari ini
sampai kita bertemu dengan perpisahan itu suatu saat nanti. Hingga pada
akhirnya, siap atau nggak, kita tetap akan berpisah. Selamanya.