Ketika Baru Putus...



Ketika baru putus sama pacar tersayang dan tertjinta, hal yang 90% manusia di dunia lakukan adalah, berusaha menemukan kembali kenangan-kenangan mereka saat bersama. Membuka kembali file yang sudah hampir punah karena hanya sekadar jadi koleksi di komputer. 5% orang mencoba bunuh diri karena nggak bisa terima kenyataan. Mungkin anggapan mereka setelah putus dunia sudah berakhir. Padahal, hubungan mereka yang berakhir. Dan, 5% lainnya nggak ngapa-ngapain... karena emang mereka nggak punya pacar alias jomblo. Ya jomblo mau ngapain ngegalau, ya kan.

Tapi beneran, gue termasuk satu dari 90% kasus berdasarkan survey sotoy gue. Ketika baru putus sama patjar, yang gue lakuin adalah mengingat kembali masa-masa senang bersama dia, mengingat masa saat kami berdebat dan akhirnya berhasil mengalahkan ego kami dan akhirnya kami baikan lagi, dan yang paling “kampret” adalah membuka kembali foto-foto waktu masih sama-sama dulu dan berusaha tersenyum sambil membayangkan kembali momen-momen bahagia itu. Mungkin itu salah satu penyebab kenapa move on itu susah. Mungkin.

Yaaaa... karena emang baru putus adalah momen yang paling tepat untuk menggalau. Gue nggak pernah nemuin kasus di mana orang baru putus trus langsung goyang dombret atau goyang itik sambil nyanyi “Aku putus, aku putus, aku putus”, NGGAK PERNAH! Tapi kalo ke depannya misalkan ada kasus kayak gitu, pasti bukan karena gagal dalam percintaan yang jadi sebabnya, tapi mungkin karena gagal terpilih dalam pemilu caleg. Mungkin.

Back to topic, semua manusia yang pernah berpacaran pasti pernah ngerasain yang namanya galau. Entah itu galau karena diselingkuhin, diputusin, diberakin, di-PHP-in, atau semacamnya. Menurut gue, dalam pacaran, galau itu sebuah kewajaran yang mendekati kewajiban. Ibarat nada gitar, ada nada C - A* - D* - G supaya bisa menciptakan satu alunan yang indah. Kalo nadanya A minor dari awal sampe akhir, ITU FLAT, MEEEEN! FLAT! Nggak ada asik-asiknya. Sama halnya dengan cinta, kalo dibahagiain mulu kayaknya lama-kelamaan bakal bosan juga. Sekali-sekali, kan enak kalo ada berantemnya. Asal jangan kelewatan aja. Misalnya berantem karena si cowok ternyata sudah beristri dan punya anak satu. Jangan sampe, itu merusak rumah tangga orang. Itu galaunya nggak ketulungan.

Tapi bosan dibahagiain mulu, nggak berarti harus tiap hari berantem juga. Tiap jam dong #eh. Nggak, nggak. Jadi ketika kita mulai berani berkenalan dengan CINTA, siap nggak siap kita harusnya juga harus siap berkenalan dengan anggota keluarganya seperti: galau, berantem, diselingkuhin, didiemin, di-PHP-in, diberakin ditinggal tidur juga termasuk, dan anggota keluarga jauh lainnya yang bakal jadi dekat kalo udah kenal sama cinta.

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.