Sepertinya Kita Sudah Harus Mulai Memperhatikan Haters.



Tahun baru 2014 ini menjadi awal yang kurang bagus buat tim bola favorit gue, Manchester United. Mereka mengakhiri 2013 dan membuka 2014 dengan kekalahan dari The Spurs dengan skor 1-2 di stadion kebanggaan, Old Trafford. Para haters mengkritik pelatih David Moyes dan menganggap Theatre of Dreams nggak lagi angker seperti saat masih ada Sir Alex. Sekarang sih, juga masih ada Sir Alex, tapi di bangku penonton. Dari hasil ini, gue jadi pengin coba-coba menulis tentang haters dan fans. Dua makhluk yang nggak ada matinya.


Pertama, fans. Fans ini juga gue bagi jadi dua: Loyal dan Karbitan.

Sering sekali gue liat di dunia maya, beberapa hari sebelum pertandingan berlangsung (sebut aja big match) para fans akan saling adu kicauan membela jagoan mereka masing-masing di Twitter. Bahkan nggak jarang gue liat ada yang ngetwit pada saat pertandingan berlangsung. Di situ gue jadi mikir, ini mereka sebenarnya lagi nonton bola, atau Twitter-an?


Para fans ini datang mulai dari Kuil Udara Selatan hingga Negara Api dan dari yang paham betul tentang bola hingga yang taunya cuma bola itu bundar, nggak kotak kayak spongebob.

Makin ke sini gue mengamati dan memang sering melihat fans yang saling adu bully, saling menghina fans tim lawan dan membangga-banggakan tim jagoannya. Hipotesis gue, mereka yang kayak gitu adalah fans karbitan yang hanya mau tim-nya menang dan nggak pernah terima kekalahan. Karena fans yang loyal adalah mereka yang nggak sombong ketika menang, nggak memaki ketika kalah, dan mendukung sepenuh hati apa pun hasil yang didapat tim jagoan mereka. Karena mereka mengerti, menang dan kalah adalah bagian dan konsekuensi dari sebuah pertandingan.

Kedua, haters. Sejujurnya gue nggak tahu apakah haters memang betul-betul pantas disebut sebagai haters atau gimana, karena gue, sebagai fans karbitan bahkan nggak pernah tau kejelekan tim kesayangan gue. Dan ngasih tau gue soal kejelekan itu adalah para haters, yang membenci tim jagoan gue. Jadi gue nggak tau, mereka ini memang layak disebut haters, atau fans yang sebenarnya nggak mau ngaku? Karena mereka selalu mencari tau hal sedetail dan sekecil apa pun yang bersifat negatif dari tim yang mereka ingin jelekkan. Itu membuat mereka menjadi pemerhati kalo menurut gue.

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.