Kehabisan Saus Tomat
Kalau
ada temen yang mau pinjam uang, biar urusan cepat beres, suruh aja mereka
mengajukan pinjaman online.
***
Sejak
lulus kuliah, gue mulai bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai latar
belakang baru di luar lingkungan kampus. Enggak lagi sering ketemu dengan
orang-orang yang hanya menunggu awal bulan untuk makan di warung bak raja
sehari, lalu bingung sendiri mau makan apa hari berikutnya sampai awal bulan
datang lagi.
Setelah
lulus kuliah, gue dan teman-teman gue mulai diperhadapkan pada pilihan-pilihan
yang krusial.
Salah
satu teman dekat gue, Emil, dia memilih untuk pulang ke kampung halamannya dan
mengabdi di sana sebagai guru. Lalu, ada Uki. Setelah lulus dia langsung
buru-buru pulang ke kota asalnya karena sejak semester akhir sudah dijanjikan
untuk bekerja di perusahaan tempat bokapnya pernah bekerja.
Beberapa
teman lain memilih melanjutkan Pendidikan ke jenjang S-2, dan sedikit yang
memilih menikah dan berkeluarga.
Itu
tadi teman-teman gue.
Beda
lagi dengan gue dan satu sahabat, namanya Fardy. Semasa kuliah, gue dan Fardy
adalah dua mahasiswa paling selo di kelas. Kalau Emil dan Uki udah tau bakal ke
mana dan ngapain setelah lulus kuliah, gue dan Fardy kebalikannya. Yang ada di
kepala gue dan Fardy hanyalah: gimana caranya bisa lulus dan wisuda. Enggak ada
gambaran sama sekali sehabis itu mau ngapain.
“Karena
tujuan dari kuliah yang nomor satu itu, lulus dulu, Bro,” kata Fardy waktu jam
makan siang di kantin kampus.
Singkat
cerita, Emil yang lulus paling cepat di antara kami memang beneran menepati
kata-katanya yang akhirnya pulang kampung dan mengajar di sana. Uki, dia lulus
tidak lama setelah Emil dan langsung bekerja di perusahaan besar di kota
asalnya dengan jabatan yang cukup prestisius. Sementara, gue dan Fardy yang
lulus paling akhir dan hampir kena D.O, akhirnya juga memutuskan untuk pulang
ke rumah masing-masing.
…dan
enggak tau mau ngapain.
Setelah
beberapa waktu, akhirnya Fardy memutuskan untuk mengikuti jejak Emil menjadi
pengajar. Gue yang enggak punya kemampuan mengajar, sudah jelas enggak akan
mengikuti jejak Emil dan Fardy. Dan lebih enggak mungkin lagi buat mengikuti
jejak Uki.
Akhirnya,
gue memilih untuk merantau ke kota lain untuk mencari kerja sekaligus
pengalaman, dan di situlah gue secara tidak sengaja bertemu dengan Didit, salah
satu teman seangkatan gue yang lulusnya cepat banget dengan nilai paling
tinggi. Saking cepatnya Didit lulus, gue baru mau mengajukan judul skripsi ke
dosen pembimbing, dia udah mau selesai S-2.
Gue
bertemu dengan Didit enggak sengaja, ketika gue lagi makan di salah satu tempat
makan yang enggak jauh dari kosan gue waktu itu. Gue sedang menikmati sepiring
kentang goreng, dan di situlah percakapan dimulai.
“Man,
sebenarnya gue lagi bingung banget nih.”
“Bingung
kenapa?”
“Lagi
butuh banget uang.”
“Buat?”
“Usaha.”
“Bukannya
lo lagi kuliah?”
Di
sinilah Didit mengakui sesuatu ke gue.
“Sebenarnya
gue lagi cuti semester ini karena lagi ngejalanin usaha kecil-kecilan, tapi
butuh modal.”
Gue
sangat yakin waktu itu Didit cuma pengen cerita, bukan pengen minjam ke gue.
“Emang
butuh berapa?”
“Kalau
gue sebutin nominalnya, emang mau bantu?”
“Bukan
gue.”
“Terus?”
“CekAja.”
“Hah?”
Gue
ngasih liat handphone gue ke Didit yang di situ udah kebuka halaman pinjaman
online dari CekAja.
Jadi,
bagi yang membutuhkan dana cepat untuk mencukupi beragam kebutuhan seperti
pendidikan, biaya pengobatan, atau biaya menikah, bisa mengajukan pinjaman
online di CekAja.com.
“Tapi,
Man, gue butuh modal usaha, bukan modal nikah.”
“Sabar,
Dit.”
Di
CekAja, ada banyak jenis pinjaman online yang dibedakan berdasarkan jumlah
pinjaman, jangka waktu angsuran, suku bunga, agunan dan tujuan pembiayaan.
#1 Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Fasilitas
pinjaman online ini memudahkan kamu untuk mendapatkan pinjaman tanpa harus
mengagunkan aset. Namun, umumnya penyedia aplikasi atau jasa pinjaman dana
online menjadikan kepemilikan kartu kredit sebagai syarat utama pengajuan KTA.
#2 Kredit Karyawan
Fasilitas
pinjaman online ini dikhususkan bagi karyawan yang masih aktif bekerja di suatu
lembaga atau instansi. Syaratnya hanya menambahkan SK pengangkatan kerja dan
juga slip gaji dari perusahaan.
Dengan
fasilitas pinjaman ini, kamu bisa menggunakan dananya untuk merenovasi rumah,
membiayai pendidikan anak, atau kebutuhan lainnya. Asal jangan buat nikah lagi
kalau udah pernah.
#3 Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
Sesuai
namanya, fasilitas pinjaman online ini diperuntukkan untuk membiayai pembelian
kendaraan bermotor untuk individu ataupun badan usaha.
#4 Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Bagi
yang menginginkan hunian yang nyaman, bisa mengajukan pinjaman online untuk
memiliki rumah yang diinginkan. Selain bank, ada juga lembaga keuangan berbasis
teknologi atau tekfin yang menyediakan layanan serupa.
#5 Pinjaman Usaha
Tujuan
dari pinjaman usaha tak lain untuk memenuhi modal usaha seseorang. Jadi, tidak
perlu khawatir dengan modal yang kurang mencukupi saat akan membangun suatu
usaha. Dan inilah yang mau gue tawarkan ke Didit.
“Berapa
banyak gue bisa pinjam di CekAja, Man?” tanya Didit.
Plafon
pinjaman online yang disediakan umumnya mulai dari Rp5 juta sampai Rp300 juta.
Namun, dengan adanya aset yang dijaminkan, plafon pinjaman yang bisa didapatkan
bisa lebih besar lagi.
“Gue
mau pakai apa ya sebagai jaminan,” gumam Didit.
“Harga
diri aja gimana?”
“Hah?”
“Oh,
udah enggak punya ya.”
Setelah
ngobrol ngalor-ngidul sama Didit yang tentang pinjaman online yang tentu saja
lebih banyak bercanda dan mengenang masa-masa kuliah dulu bareng dia, dia terus
pamit dan berencana mengajukan pinjaman di https://www.cekaja.com/pinjaman-online setelah merampas kentang goreng gue
yang baru sadar kalau kehabisan saus tomat.