Indodana
Pavel Kunitsky on Pexels. |
Indonesia
yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan
perekonomian yang berkembang cukup pesat nyatanya tak pernah terlepas dari
sistem perbankan. Seiring berkembangnya waktu, hal tersebut juga membuat
peluang bisnis semakin terbuka lebar. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
pada tahun 2016, kebutuhan pinjaman nasional mencapai angka Rp 1.600 triliun. Namun
sayangnya hanya sepertiganya saja yang mampu dilayani oleh bank serta lembaga
lembaga keuangan. Hal ini semakin membuka peluang bagi bisnis keuangan lantaran
masih adanya kekurangan layanan pendanaan sebesar Rp 1.000 triliun.
Seperti
dilansir techinasia.com, menurut lembaga konsultan Oliver Wyman, kekurangan
akses pinjaman untuk pelaku bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) turut andil
dalam memengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 14 persen pada tahun
2015. Oleh karenanya saat ini Start Up Digital hadir untuk memperbaiki
permasalahan yang tengah berkembang di tanah air. Start Up Digital Financial Technology berupaya memenuhi pendanaan
yang tidak mampu dilayani oleh pihak perbankan. Namun sayangnya belum semua Financial Technology (Fintech)
menjangkau hingga seluruh daerah di Indonesia.
Terlepas
dari hal tersebut, Fintech masih terus berusaha berkembang dan menjadi bisnis
yang cukup menjanjikan. Hal ini terbukti dari investor Fintech yang terbilang
cukup besar, yakni menempati urutan nomor dua setelah investor untuk start up
digital dalam bidang e-commerce.
Indodana,
adalah salah satu Fintech yang tengah mencoba peruntungan di bisnis keuangan.
Secara umum baik aplikasi pinjaman Indodana maupun aplikasi-aplikasi Fintech
yang telah terlebih dahulu hadir di Indonesia umumnya memiliki beberapa cara
kerja yang perlu diketahui.
#1 Verifikasi Akun Menggunakan Media Sosial
Indonesia
menempati salah satu negara dengan penggunaan media sosial tertinggi di dunia.
Berdasarkan data wearesosial.com, jumlah pengguna media sosial di Indonesia
telah mencapai angka 130 juta pengguna media sosial aktif atau setara dengan
setengah populasi masyarakat di Indonesia. Pesatnya jumlah pengguna media
sosial ini berimplikasi pada sistem keamanan yang juga diterapkan oleh
Financial Technology untuk mengakses data-data serta informasi penting untuk
menyusun profil nasabah.
Berbeda
dengan bank konvensional yang masih secara manual melakukan survei di lapangan
yang sering kali memakan waktu cukup lama. Hanya bermodalkan media sosial, kamu
dapat mengakses hampir seluruh layanan yang diberikan oleh Financial
Techonlogy. Verifikasi akun menggunakan media sosial ini juga cukup
menguntungkan bagi masyarakat yang sering kali lupa dengan password yang didaftarkan sebelumnya. Dengan menggunakan media
sosial, kamu juga dapat me-recovery akun
yang telah didaftarkan di aplikasi Financial Techonlogy. Indodana sebagai salah
satu Financial Techonlogy juga telah menerapkan hal ini untuk mendukung
keamanan data serta kenyamanan pengguna aplikasi.
#2 Membentuk Profil Keuangan melalui Media Sosial Hingga Transaksi Elektronik
Umumnya
Financial Technology membentuk profil keuangan calon nasabah dengan mencari
informasi yang ada di dalam media sosial, akses GPS handphone, hingga mengakses kontak handphone pengguna. Misal, akses
terhadap history tempat yang pernah
dikunjungi calon nasabah, apa saja yang pernah dibeli, siapa saja teman yang
terkoneksi dengan media sosial calon nasabah, hingga status yang diposting oleh
calon nasabah tersebut. Data-data tersebut umumnya disebut dengan big data di mana di dalamnya terdapat
informasi-informasi penting terkait data calon nasabah. Oleh karenanya, pada
aplikasi Indodana salah satu syarat untuk meningkatkan approval rate adalah dengan cara menghubungkan beberapa akun yang dimiliki
pengguna dengan aplikasi Indodana, seperti Facebook, Linkedin, E-commerce,
hingga Travel E-commerce yang sering kamu gunakan. Tujuannya jelas, untuk
membentuk kemampuan finansial yang kamu miliki, untuk selanjutnya pihak
Financial Techology terkait akan memperhitungkan tingkat risiko pemberian
pinjaman.
#3 Proses Dilakukan dengan Sangat Cepat
Fintech
dan bank konvensional saat ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Jika
dulu kita mengajukan pinjaman dan menunggu status pengajuannya hingga berhari-hari,
berbeda dengan Fintech yang justru dapat memberikan pinjaman dalam hitungan
jam. Namun demikian, jumlah pinjaman yang diberikan bank konvensional memang
jauh lebih besar dibandingkan dengan Fintech, selain itu bunga yang ditawarkan
oleh bank konvensional juga relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
Fintech.
Untuk
kamu yang membutuhkan pinjaman dengan dana yang tidak terlalu besar dan dalam
keadaan urgent, kamu bisa mengajukan
pinjaman melalui Fintech. Berkat sistem teknologi yang digunakan cukup
mutakhir, kamu bisa mendapatkan pinjaman hanya dalam hitungan jam, selain itu
proses pengajuannya pun dapat kamu lakukan di mana pun dan kapan pun selama kamu
masih terkoneksi dengan internet. Hal inilah yang menjadi selling point dari Fintech yang kini banyak beredar di pasaran.
#4 Enkripsi Transaksi Perbankan Dilakukan dengan Aman
Selling point selanjutnya yang ditawarkan oleh
Financial Technology adalah penggunaan teknologi mutakhir untuk mengenkripsi
setiap data nasabahnya. Setiap Fintech pun bertanggung jawab atas data-data
nasabah. Pada aplikasi Indodana, pihak Fintech hanya akan memberikan informasi
data nasabah kepada otoritas yang berwenang seperti pemerintah.
Demikian
lah beberapa cara kerja aplikasi Indodana yang wajib kamu ketahui. Sebelum
mengajukan pinjaman, pastikan kamu sudah memahami persyaratan yang telah ditentukan
oleh pihak Indodana. Selain itu, pastikan pula dana yang kamu ajukan besaran
cicilannya mampu tercover oleh pendapatan bulanan. Oleh karenanya selalu
cermati setiap transaksi yang akan kamu ambil, sehingga tidak mengganggu kondisi
keuangan di masa yang akan datang. Selalu ingat, besaran interest atau bunga pinjaman di Indodana tidaklah kecil, hindari
untuk menggunakan dana-dana yang sifatnya konsumtif atau tidak memberikan return
secara pasti. Semoga berguna!