Lagu-Lagu Lintas Sistem Operasi Favorit Gue

Rumah Sejuta Martabak Yogyakarta City, Indonesia

Gue mulai punya hape baru pas kelas satu SMA, itu pun masih hape butut yang kalau dipake ngelempar mangga, nggak cuma mangganya yang jatuh tapi bisa sama pohon-pohonnya. Mungkin kalo hape gue itu kesambar petir, bukan hapenya yang gosong, tapi petirnya.

YHAK. Nokia 1208, handphone sejuta umat kala itu.

Sayang, sekarang Nokia nggak lagi bisa sesombong dulu. Dulu setiap ketemu orang yang megang hape, pasti mereknya Nokia. Makanya dinamakan handphone sejuta umat.

Kemudian gue naik kelas, hape gue akhirnya ganti ke tipe yang lebih keren walaupun masih merek yang sama. Nokia E63. Dulu satu-satunya hape yang menyaingin kepopuleran BlackBerry ya cuma Nokia ini. Dan karena udah pake hape yang keren, gue pun ngisi playlist musik gue dengan berbagai jenis lagu. Nggak banyak, tapi di antaranya ada beberapa lagu yang sejak gue pake Nokia E63 yang berbasis Symbian hingga beralih ke smartphone berbasis Android sampai gue pake produk Apple, lagu-lagu itu selalu mengisi playlist gue dan gue nggak pernah bosan mendengarkannya berulang-ulang setiap pagi, siang dan malam.

Gue nggak tau apa cuma gue, atau kalian juga punya lagu-lagu yang nggak lekang di telinga.

Satu, d’Masiv – Tak Bisa Hidup Tanpamu

Lagu ini adalah lagu pertama dari d’Masiv yang gue tau. Waktu itu lagu ini menang dalam sebuah ajang festival musik indie dan, gue lupa, tapi kayaknya d’Masiv menang dalam ajang ini sebagai lagu indie terbaik. Saat itu d’Masiv belum seterkenal sekarang, Rian masih secupu Arya Wiguna pas masih jadi murid Eyang Subur.

Gue bukan penggemar d’Masiv apalagi Arya Wiguna, tapi sampai sekarang gue masih suka dengar lagu ini terutama di pertengahan hingga akhir. Suka banget.

Dua, Peterpan – Sally Sendiri

Gue yakin anak-anak 90an sedang menelan ludah sendiri kalau sampai ada yang bilang nggak suka sama Peterpan. Bahkan bokap gue yang notabene adalah seorang pencinta dangdut sejati, kadang-kadang juga sering menyanyikan lagu-lagu Peterpan. Gue sendiri dulu adalah penggemar berat Peterpan, sampai-sampai di kamar punya beberapa CD album dan posternya.

Tapi dari sekian banyak lagu Peterpan yang enak di telinga, lagu Sally Sendiri adalah yang paling nyaman dan entah kenapa terdengar beda daripada lagu-lagu ciptaan Ariel lainnya. Gue nggak tau, mungkin Ariel waktu nulis lagu ini sambil makan sayur daun singkong atau lagi nonton film kesukaannya sehingga lagunya bisa jadi enak banget gini. Dulu, gue pernah muter lagu ini dari pagi sampai siang nggak berenti-berenti, dan belum juga bosan sampai sekarang.

Tiga, Asian Kung Fu Generation – Rock ‘n Roll, Morning Lights Falls On You

Gue udah lupa kapan persisnya gue tau lagu ini. Gue juga udah lupa kenapa gue bisa punya lagu ini di handphone. Ini juga sedikit aneh karena meskipun gue suka sama anime Jepang, gue nggak pernah suka sama lagu Jepang. Selain karena liriknya yang susah dihafal, bahasa Jepang menurut gue juga nggak keren.

Gue pernah ketemu sama orang Jepang di Fort Rotterdam, salah satu benteng peninggalan Belanda di Makassar, dan gue coba sok akrab dengan bilang, “Arigatou” tapi orang Jepang itu malah jawab, “You’re welcome” yang jadi bukti bahwa bahasa Inggris lebih keren daripada bahasa Jepang.

Gue juga nggak ngerti lirik lagu Rock ‘n Roll, Morning Lights Falls On You ini bercerita tentang apa, tapi lagu ini adalah satu-satunya lagu Jepang yang gue suka dan setiap kali dengerin, gue selalu ikutan nyanyi meskipun nggak tau dia ngomong apa karena saking asyiknya. Gue paling suka dengerin lagu ini ketika di perjalanan, musiknya yang asyik bisa membangkitkan mood yang sedang turun.

Empat, Workstation – Freak

Lagu ini gue temukan di YouTube sekitar lima tahun lalu. Workstation adalah salah satu peserta festival musik indie juga, sama seperti d’Masiv tapi di level yang berbeda. Workstation adalah salah satu dari dua puluh peserta yang lagunya terpilih untuk dibuatkan album kompilasi.

Gue sudah jatuh cinta sama lagu ini sejak pertama kali dengar. Kalau ada yang bilang Saint Loco adalah Linkin Park-nya Indonesia, gue berani bilang kalau Workstation lebih cocok untuk gelar itu. Sayangnya, sejak album kompilasi itu diluncurkan, band ini nggak pernah lagi kedengeran di jagat musik mana pun. Mungkin mereka sibuk bantuin Pangeran Dzuko bersih-bersih di Negara Api, entahlah.

FYI, Workstation adalah band asli Indonesia, tapi kalau dengar lagu-lagunya, kalian nggak akan pernah menyangka itu. Makanya gue bilang, yang lebih cocok menyandang gelar Linkin Park-nya Indonesia adalah Workstation, bukan Saint Loco.


Keempat lagu itu adalah lagu-lagu jadul yang sampai sekarang masih selalu gue dengerin dan nggak pernah bikin gue bosan. Kalo kata gue, lagu-lagu itu adalah lagu lintas sistem operasi karena sudah ada sejak gue pake hape berbasis Symbian, Android, hingga iOS. 

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.