Pulau Sanrobengi, Tempat Liburan Keren dan Gratis



Hari Minggu kemarin, saya dan adik saya menghabiskan hari libur di sebuah pulau kecil berpenghuni kurang dari sepuluh rumah bernama Sanrobengi di kecamatan Galesong, kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Sebuah tempat yang amat sangat cocok untuk pelancong yang nggak punya banyak biaya, karena untuk ke sini saya menghabiskan uang sebanyak Rp. 0,-. Iya, gratis, tis, tis!

Kenapa gratis? Karena saya ke pulau ini pake perahu milik sepupu saya, dan makanan bawa sendiri dari rumah. Sekadar info aja, di sana nggak ada warung makan, cuma warung kecil yang jual kerupuk dan kebutuhan dapur-wc, jadi kalo nggak mau kelaparan ya jangan lupa bawa makanan dari rumah.

Buat pelancong yang kepengin liburan tapi nggak punya banyak fulus, ini tempat yang sangat tepat. Semua makanan dan kebutuhan bawa dari rumah aja, tempat di sini semuanya nggak perlu disewa, untuk umum. Mungkin sisa bayar biaya sewa perahu kalo nggak punya sepupu yang punya perahu.

Penampakan pulaunya beberapa menit sebelum berlabuh, seperti ini

Ternyata, saya nggak sendiri hari itu, sudah ada puluhan (hampir seratusan) orang yang sudah lebih dulu sampai dari saya dan rombongan.


Setelah semua barang bawaan dibawa ke pantai, ritual wajib untuk dilakukan adalah mengelilingi pulau mungil ini. Luas pulau ini nggak seberapa, kok. Jalan kaki dari bibir pantai hanya menghabiskan waktu kurang dari sepuluh menit untuk bisa mengelilingi pulau dan kembali ke tempat awal, kalo lari, bisa lebih cepat, kalo sambil tiarap, ada kemungkinan nggak akan sampai.

Oya, daerah Galesong ini memang penduduknya mayoritas bekerja sebagai pelaut, jadi perahu yang ditumpangi adalah perahu nelayan setempat. Ramainya pulau ini hanya pada bulan April-Mei setiap tahunnya, dijadikan sebagai kebiasaan sebelum mulai melaut, berangkat mencari egg flying fish, mungkin ini semacam ritual tapi digabung dengan acara makan-makan. Mungkin.

Segala sesuatu yang ada di pulau ini juga masih konvensional, sampai cara bakar ikannya yang masih pake ranting-ranting pohon di sekitar dan arangnya pake sabut kelapa, but it work, of course!


Nah, sambil jalan mengelilingi pulau tadi saya memotret beberapa lokasi yang saya lewati. Perjalanan mengilingi pulau pasir putih ini dimulai dari dermaga kecil ini.

Oya, kalo jalan agak jauh dari bibir pantai, harap hati-hati, banyak bulu babi berkeliaran, disarankan pake sandal. Sandal aja, nggak usah sepatu boots.

Di beberapa sisi, ada pondok yang memang disediakan untuk pengunjung pulau, dan semuanya gratis. Siapa cepat dia dapat! Di beberapa view, pondoknya terlihat mewah, seperti di tempat wisata yang mahal. Hehehe.


Karena saya sendiri memutari pulau ini dengan kaki telanjang, saya mencari alternatif untuk menghindari serangan bulu babi yang lumayan bikin kaki keram kalo sampe tertusuk. Akhirnya saya nemu ini.

Dan akhirnya, perjalanan mengelilingi pulau berakhir di sini, lagi.


Setelah itu, tentu saja lapar menyerang. Belum ada pikiran untuk berenang karena cuacanya udah agak panas, berangkatnya tadi agak kesiangan. Jadi, kita makaaaaaannnn... ikan bakarnya pasti udah tinggal santap!

Anak-anak ini nunggu makanan dibagikan. Mukanya itu lho :D

Sehabis makan, nggak lengkap rasanya kalo nggak jalan-jalan liat rumah warga. Jadi, jalan deh. Foto-foto berikut yang saya sempat kutip.


Kerjaannya siapa deh ini :)))




Ups! Hehehe.
Tiba juga di bagian paling menyedihkan, perpisahan :(((

Penduduk di sini juga semuanya nelayan, jadi wajar saja kalo di rumah-rumah warga sini banyak ditemukan perlengkapan nelayan. Oya, pulau ini setelah saya kelilingi ternyata nggak ada tanahnya, pasir semua. Nggak ada penjual martabaknya juga. Hehe :D

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.