Ketidaksadaran Dalam Kesadaran
![]() |
MEMEMO |
Alarm
adalah sebuah alat yang dijadikan sebuah peringatan dini. Alarm diciptakan
untuk bermacam-macam kasus, seperti alarm gempa, alarm kebakaran jenggot,
atau mungkin alarm banjir Jakarta. Tapi pasti banyak yang baru sadar
tingkat kepentingan alarm itu, karena yang kita tau selama ini alarm yang
benernya cuma alarm buat bangunin tidur, biar nggak telat ke sekolah, kampus,
atau kantor.
Tapi
sayangnya, itu pun nggak cukup. Tiap kali alarm yang dipasang jam enam pagi
berbunyi, bukannya dimatiin trus capcus kamar mandi, eh malah di-snooze, tidur lagi, bangun-bangun
tau-tau udah jam sepoloohhh...
Nggak
ada yang salah dengan pemahaman alarm cumin buat banguni tidur biar nggak
telat, karena emang betul demikian. Cuma, keseharian kita membawa kita ke
pemikiran yang itu-itu aja. Udah menjadi kebiasaan kita kalo yang pake alarm
itu cuman buat bangunin tidur. Kalo boleh gue bilang, mungkin yang bisa
menjawab alarm selain alarm tidur cuma orang-orang yang bekerja di sekitar
contoh yang gue berikan tadi; pemadam, banjir, gempa.
Semua
itu karena pikiran kita mengendalikan semuanya. Mengendalikan segala sesuatu
yang terjadi di sekitar kita, sementara imajinasi jarang kita gunakan. Padahal,
begitu menyebut alarm, bisa aja kita menyebut selain alarm tidur, misalnya
alarm banjir. Tapi bahaya juga ya, ntar pas denger alarm, bukannya bangun malah
ngangkat celana setinggi lutut, dikiranya banjir.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kebanyakan kita cuma melakukan itu-itu aja seperti yang
orang kebanyakan juga lakukan. Berimajinasi pasti sering. Tapi sayangnya nggak
pernah mendorong diri untuk berekspresi lepas seperti apa yang udah kita
bayangkan dalam lamunan imajinasi itu. Kita udah terlalu terbiasa dengan siklus
hidup dalam lingkaran yang itu-itu terus sampai kiamat, sampai waktu habis:
lahir -> sekolah -> bekerja -> berkembangbiak -> mati.