Bukan Review: Dark Skies






Seperti biasa kali ini gue nge-posting untuk label #BukanReview. Yang jadi korban gue adalah film yang disutradarai sama yang bikin Paranormal Activity sama Insidious—Dark Skies.

Awal liat posternya ditempel di dinding bioskop, gue langsung berpikir kalo ini akan mirip dengan Paranormal Activity dan Insidious. Dan, sebenarnya gue bosan dengan dua film itu. Terutama Paranormal Activity, Cuma nonton kamera CCTV dari awal sampai akhir, apa serunya?

Tapi setelah baca sinopsisnya di Cineplex, ternyata gue berubah pikiran. Film ini bercerita tentang alien—sesuatu yang selalu bikin gue penasaran sejak pertama kali tau tentangnya. Akhirnya, gue jadi nonton Dark Skies ini.

Film ini menceritakan tentang Daniel—yang baru dipecat dari pekerjaannya—dan  Lace beserta dua anaknya, Jesse (13 tahun) dan Sam (5 tahun) yang sudah lama diinvasi sama alien tapi mereka sama sekali nggak menyadarinya. 

Mereka mengalami hal-hal yang aneh seperti, isi dapur yang berantakan, foto-foto yang hilang (fotonya doang, bingkainya ada), dengingan di telinga yang seolah hanya mereka yang mengalami, ratusan burung yang menabrak rumah mereka dalam waktu bersamaan, sering tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama, dan seperti mengalami hal di luar kesadaran mereka yang membuat mereka membayangkan hal aneh yang mustahil.

Sam, anak kedua Daniel dan Lace adalah yang pertama kali mengalami kejadian ini. Sayangnya dia dianggap bergurau karena keseringan dibacakan buku fantasi sama Jesse, kakaknya. Tapi beberapa hari setelahnya, Lace mengalaminya sendiri, dan kali ini Daniel yang nggak percaya. Lace mempercayai adanya alien dan mencari tau di internet sampai akhirnya menemukan sebuah situs milik Edward Pollard tentang alien. Kejadian aneh yang diposting Pollard sama persis dengan yang dialami Lace dan keluarganya dan akhirnya memutuskan mendatanginya setelah sehari sebelumnya Daniel juga mengalami hal aneh itu.

Ternyata... *gebuk drum* Mister Pollard juga adalah salah satu korbannya. Dia juga memiliki tanda seperti digigit serangga di belakang telinganya—seperti Daniel—yang mana itu adalah implan alien.

Mister Pollard mengatakan bahwa anggota keluarga yang pertama kali berkomunikasi dengan alien, akan diculik. Tentu saja, Sam, yang menggambar dirinya berjalan bersama alien di depan rumah yang penuh burung mati di sekitarnya.

Empat Juli tiba, perayaan tahunan di Amerika yang gue juga nggak tau apa, adalah puncak permainan si alien. Mungkin hanya Daniel sekeluarga yang nggak keluar menyalakan kembang api. Mereka cuma menontonnya di rumah. Saat itulah, proses penculikan dimulai. Mereka saling berpegangan, bersembunyi di tempat yang mereka sudah siapkan dan saling menjaga. Namun, implan yang sudah disuntikkan ke mereka tanpa diketahui, bekerja dengan baik. Pikiran mereka dikacaukan. Mereka berpikir di luar kesadarannya dan membayangkan hal-hal aneh yang malah terlihat lucu buat gue. Jesse melihat Sam berlarian ke sana-kemari.

Pada akhirnya, Jesse yang diculik. Bukan Sam seperti yang dikatakan Mister Pollard. Sampai di sini, gue akhirnya jadi bingung, karena itu artinya, kebiasaan alien menangkap anggota keluarga yang pertama kali berkomunikasi dengannya jadi membelok. Tapi gue menemukan titik terangnya beberapa detik sebelum filmnya habis.

Tiga bulan berselang, Jesse sudah benar-benar dicuri. Semua orang mempercayai dia menghilang alias kabur dari rumah. Pada saat itu, Daniel sudah kerja lagi. Jadi sudah punya duit buat biaya siding kehilangan anaknya. Sementara itu, Lace sedang mengumpulkan mainan Jesse untuk diwariskan pada Sam. Saat itulah Lace menemukan gambar milik Jesse. Gambar yang persis dengan yang dibuat oleh Sam dan anak-anak yang diculik lainnya. Akhirnya terkuak. Itula kenapa pada saat baru lahir, Jesse memiliki penyakit yang tidak diketahui dan sering mengalami kejadian aneh. Namun diabaikan.

“Ada dua kemungkinan di alam semesta, kita sendirian atau tidak. Dan keduanya sama-sama menakutkan.”

Pesan dari pembukaan film ini yang... bikin gue merinding.


Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.