Sally Sendiri

via StockSnap on Pixabay
Judul               : Sally Sendiri
Penyanyi        : Peterpan
Album             : Hari yang Cerah
Tahun             : 2007

Harus gue akui Peterpan adalah salah satu grup band terbaik di Indonesia yang pernah dibentuk. Formasi terbaik Peterpan adalah ketika masih ada Andika di posisi keyboard dan Indra di bass. Setelah dua orang itu keluar dan membentuk band baru bernama The Titans bersama Rizky dan personel lainnya, Peterpan berada di akhir masa jayanya.

Ya, Andika dan Indra dan The Titans juga, sih.

Peterpan tanpa Andika dan Indra nggak bisa utuh, dan Andika dan Indra tanpa Peterpan juga nggak bisa apa-apa. Maka, berakhirlah era salah satu band terbaik yang pernah mengisi dunia musik Indonesia dengan lagu-lagu yang berkualitas dan easy listening. Gue, adalah salah satu penggemar Peterpan juga, dan sulit sekali menentukan lagu-lagu Peterpan untuk dipilih beberapa sebagai lagu favorit. Lagu-lagu di album Taman Langit, Bintang di Surga, Kisah 2002 Malam, Hari yang Cerah, dan album lain yang gue udah lupa, semua lagunya bagus-bagus walau ada beberapa lagu di mana Ariel nyanyinya kayak orang lagi kumur-kumur minyak zaitun—nggak jelas.

Dan, di antara puluhan lagu Peterpan yang pernah gue dengarkan, gue akhirnya menjatuhkan pilihan pada Sally Sendiri sebagai lagu favorit. Walaupun nggak bisa gue pungkiri, sepuluh lagu di album Bintang di Surga dan sebelas lagu di album Taman Langit adalah sepuluh dan sebelas lagu terbaik pada masanya. Gue hafal 21 lagu dari dua album tersebut.

Lagu Sally Sendiri sebenarnya tidak semeledak lagu-lagu dari dua album yang gue sebutkan di atas, bahkan di album Hari yang Cerah sendiri, Sally Sendiri tidak lebih disukai daripada Menghapus Jejakmu, Di Balik Awan, Hari yang Cerah untuk Jiwa yang Sepi, dan Kota Mati yang liriknya cukup suram dan dalam. Tapi, gue nggak pernah bosan mendengarkan lagu-lagu ini bahkan ketika gue hanya mendengarkan satu lagu ini saja selama sehari penuh. Mungkin karena lagu ini relate dengan keadaan gue saat itu, atau hal lain, entahlah. Yang pasti setiap kali gue kangen dengan Peterpan atau sedang merasa semesta tidak sedang berpihak, gue akan memutar Sally Sendiri, mendengarkannya berulang-ulang dan gue akan merasa baikan dan semuanya kembali baik-baik saja. Gue merasa Sally Sendiri punya magisnya sendiri untuk gue.

Sally Sendiri juga punya cerita sendiri di pergaulan gue.

Karena lagu ini termasuk lagu yang easy listening dan chord gitarnya gampang banget buat dihafalin, jadi semua orang di tongkrongan wajib tau lagu ini. Pokoknya kalau nggak bisa menyanyikan lagu ini sambil gitaran, kalian bukan anak gaul dan akan dikucilkan dari pergaulan. Jadi ketika lagu ini sedang digemari di tempat nongkrong, setiap nongkrong pasti lagu ini diulang-ulang terus sampai bosan. Dari yang tadinya cuma ada dua orang di tempat nongkrong, sampai jadi sesak, lagu itu akan terus dinyanyikan sambil gitaran bergiliran cuma buat membuktikan kalau mereka gaul. Setelah masing-masing selesai dengan Sally Sendiri barulah kami bisa menggantinya ke lagu lain.


Tapi, itu cuma satu cerita. Lebih dari itu, Peterpan menemani gue tumbuh dari anak-anak, remaja, agak-alay, hingga sekarang gue berada di fase yang mau dibilang dewasa belum, tapi mau dibilang masih alay juga udah enggak. Pokoknya, sedikit banyak selera musik gue sekarang dipengaruhi sama lagu-lagu Ariel cs. Dari ngikutin Peterpan juga akhirnya gue bisa kenal dan tau lagu-lagu dari Goo Goo Dolls, Nirvana, dan juga Coldplay. For me, Peterpan is more than just a band.

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.