5 Trik Berhemat untuk Mahasiswa Perantau yang Anti-Mainstream




Menjalani kehidupan yang jauh dari keluarga dan berstatus sebagai mahasiswa perantau selalu diwarnai dengan kisah suka dan duka. Gimana nggak, berbagai hal harus siap untuk ditanggung sendirian. Kalau di kampung halaman atau di kota kelahiran, semua hal mungkin akan terasa jauh lebih mudah. Ada orangtua yang bisa dimintai uang fotokopi (padahal dipake buat nonton), atau ada saudara yang bisa didatangi kalau lagi lapar tapi di rumah lauknya lagi nggak menarik.

Tapi ketika kamu memutuskan untuk merantau, segala-galanya harus kamu lakukan sendirian. Kamu harus mandiri, bertahan hidup dengan caramu sendiri.

Seperti yang gue bilang di atas, mahasiswa perantau hidupnya akan diwarnai kisah suka dan duka. Kisah suka biasanya dialami di awal bulan, ketika kiriman baru tiba dan isi dompet lagi tebal-tebalnya. Dan kisah dukanya biasanya dimulai pada pertengahan hingga akhir bulan. Hal itu karena kebanyakan mahasiswa perantau nggak pintar me-manage keuangannya dari awal.

Mahasiswa perantau menurut gue harus punya trik atau cara berhemat yang anti-mainstream agar tetap bisa survive sampai akhir bulan. Beberapa cara anti-mainstream yang bisa kamu coba sebagai mahasiswa perantau adalah…

Jangan lupa mencatat pengeluaran.

Kenapa mencatat pengeluaran itu penting? Ya biar kamu tau, di mana uang kamu selama sebulan itu paling banyak habis. Apakah di makanan, minuman, bioskop, atau di tempat rental Playstation dekat kosan kamu.

Jujur aja, pengeluaran mahasiswa lebih sering membengkak untuk hal-hal yang nggak terduga seperti itu. Terlebih ketika di awal bulan. Dengan mencatat pengeluaran, kamu akan menyadari dan mengantisipasi pembengkakan pengeluaran sehingga kamu nggak perlu lagi merasakan yang namanya kehabisan uang di pertengahan bulan.

Menyimpan uang-uang receh.

Uang receh memang jarang banget dilirik di awal bulan. Tapi di pertengahan hingga akhir, keberadaannya mulai dibutuhkan. Keberadaan uang receh sama kayak mantan yang masih punya hutang; mau diminta nggak enak, nggak diminta kepikiran terus. Jadinya serba salah.

Saran gue, selalu perhatikan dan simpan baik-baik uang receh kembalian dari belanjaan kamu karena suatu saat kamu bisa menggunakannya untuk hal-hal tak terduga seperti bayar parkir, atau untuk bayar fotokopi. Nggak asik kan, kalau fotokopi cuma dua lembar tapi harus bayar pake uang lima puluh ribuan cuma gara-gara nggak ada recehan?

Berteman dengan orang yang punya kendaraan.

Untuk kamu mahasiswa perantau yang berasal dari luar pulau, membawa kendaraan akan sangat sulit dan ribet. Maka dari itu, untuk memudahkan transportasi sekaligus berhemat, bertemanlah dengan orang yang punya kendaraan agara kamu bisa nebeng ke mana-mana kalau ada perlu.

Tapi ingat, gue sarankan jangan terlalu berharap kalau teman kamu itu 1) punya pacar, dan 2) kerja sampingan sebagai tukang ojek. karena pertama, kamu nggak selalu bisa nebeng ke mana-mana dan kedua, bisa-bisa kamu dikenai tarif.

Biasakan mencuci baju sendiri.

Di kota-kota besar, salah satu cobaan yang cukup berat bagi mahasiswa perantau adalah kemalasan untuk mencuci baju sendiri karena jasa laundry yang menjamur dengan harga yang bersaing. Tapi kalau kamu hitung-hitung, pastinya pengeluaran menggunakan jasa laundry dengan mencuci baju sendiri jelas akan jauh berbeda.

Di beberapa kos-kosan, memang biaya kosan per bulan sudah termasuk biaya cuci baju. Tapi buat yang nggak, sebaiknya sesekali luangkan waktu kamu untuk mencuci pakaian sendiri, sambil mendengarkan lagu Angka Satu yang dinyanyikan oleh Caca Handika.

Cobalah untuk berbelanja online.

Kalau kamu membutuhkan sesuatu dan kamu memutuskan untuk keluar dan berbelanja sendiri, akan ada banyak pengeluaran tambahan. Contoh: kamu pengen beli rice cooker baru untuk mengganti yang sudah rusak. Kamu keluar kosan dan pergi dengan motor, beli bensin, bayar parkir, atau nggak sengaja lihat barang yang udah lama kamu inginkan.

Pengeluaran kamu bisa jadi berlipat.

Karena itu, gue sarankan untuk belanja online saja. Berbelanja online nggak selalu identik dengan pemborosan, karena sering ada diskon dan gratis biaya pengiriman. Salah satu contoh belanja online secara hemat bisa kamu lakukan di Matahari Mall. Di toko online terlengkap ini kamu bisa membeli kebutuhan sehari-hari seperti perabot rumah tangga, perlengkapan elektronik, hingga bahan makanan.
 
Beberapa perabot rumah tangga di Matahari Mall.
Kamu mahasiswa perantau bisa membeli perabot penting seperti rice cooker, panci, kenangan bersama mantan, dan bahan makanan untuk menghemat pengeluaran membeli makanan jadi yang relatif mahal. Sebab memasak sendiri bisa jauh lebih hemat daripada membeli makanan jadi secara terus-menerus.

Kalau kamu mempraktikkan trik-trik tersebut secara saksama, niscaya kendala keuangan nggak lagi jadi momok yang menakutkan. Bersiaplah untuk meluangkan tenaga dan waktu demi memiliki tabungan berlebih di akhir bulan. Dan jangan lupa, tagih mantan kamu kalau masih punya hutang.

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.