'Temu Kangen' Volunteers Hebat Makassar International Writers Festival 2015

Rumah Sejuta Martabak Makassar City, South Sulawesi, Indonesia

JUNANTO HERDIAWAN - THE FLYING TRAVELER
Rabu kemarin, mungkin bisa dinobatkan sebagai hari paling heboh di Rumata’ ArtSpace, markas para volunteers “Makassar International Writers Festival”, yang mengadakan acara “temu kangen” dan pembagian sertifikat yang sekaligus dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama. Sebenarnya jumlah volunteers untuk MIWF 2015 ini totalnya sekitar 150-an orang, tetapi yang datang kemarin tidak sampai menyentuh angka 50. Yang tidak sempat hadir juga punya macam-macam alasan. Mulai dari “lagi di luar kota”, “mau pulang kampung”, “tidak punya kendaraan”, sampai yang katanya “dilarang pacar”. YA ELAH.

Meskipun tidak semua hadir, sepertinya ada perwakilan dari setiap divisi. Dan divisi terlengkap adalah Unit Bisnis. Sebagai anggota Unit Bisnis, bangga dong. Hehehehe.


Rencana awalnya, acara ini mulai dibuka dan volunteers mulai berdatangan satu per satu, dua per dua ba’da Ashar di Rumata’ Art Space. Yang datang paling awal adalah anggota unit bisnis yang dikenal dengan sebutan “Anak Book Stall”. Lalu berdatangan volunteers dari divisi lain. Yang menyedihkan adalah, tidak bisa hadirnya Kak Angga Malik yang sedang sibuk mengumpulkan uang untuk beli baju lebaran di Bali, dan Maulana Setiadi, volunteer paling fenomenal di MIWF 2015 yang entah di mana, dengan siapa, dan semalam berbuat apa di Tegal sana.




Sambil menunggu waktu berbuka puasa, kami mengisi waktu dengan saling bercakap-cakap tentang hal yang sebenarnya sudah kita bahas juga di saat acara MIWF 2015 berlangsung kemarin. Seperti, “tinggal di mana?” “kuliah jurusan apa di mana?” dan “kapan KKN?” dan “sudah jomblo berapa lama?”. Maklum, kebanyakan volunteers terpilih MIWF 2015 adalah mahasiswa-mahasiswi tingkat akhir yang sedang semangat-semangatnya mengejar strata. Salah satunya, Dhila, yang tahun ini sedang menjalani semester ke…. dua puluh berapa, ya…
Setelah berbuka puasa, salat Magrib dan makan nasi dos yang ternyata bukan merk “AGS” (bukan promosi, sori), waktunya pembagian sertifikat. Sampai di sini, yakin, sudah ada yang dari tadi mau pulang tapi belum dapat yang ditunggu-tunggu. Dan, benar saja. Setelah pembagian sertifikat, para volunteers mulai “gugur” satu per dua per tiga. Hanya orang-orang dengan pengharapan besar yang masih tetap tinggal setelah pembagian sertifikat ini (Every volunteers know what I mean).

Oh, iya, ada yang hampir terlewatkan. Acara group selfie yang disponsori oleh tongkat narsis milik Kak Kelvin.
 
SETELAH BERBUKA PUASA
SETELAH PEMBAGIAN SERTIFIKAT

Hmmm.

Sungguh menyenangkan bisa berkumpul kembali dengan orang-orang hebat yang tidak kenal lelah ini. Mulai beraktifitas dari pagi, nyaris sebelum ayam berkokok, dan belum berhenti bahkan setelah jarum jam sudah lewat angka 12 di malam hari. Sungguh perjuangan yang tidak dapat dibandingkan dengan hal apa pun. Sebuah perjuangan yang berangkat dari sebuah keikhlasan, dan berakhir pada sebuah keluarga yang penuh cerita.
 
Pada akhirnya, cerita ini akan dikenang oleh setiap mereka, dengan caranya masing-masing. Boo-ya! :D

Copyright © N Firmansyah
Founder of Artifisial Indonesia.