Masa Lalu dan Kesalahan yang Sama
FOTO: FLICKR |
Masa
lalu adalah bagian terpenting dalam hidup. Orang selalu mengacu pada masa lalu
untuk masa depan yang lebih baik. Kesalahan di masa lalu diperbaiki di hari ini
agar tak terjadi lagi di hari esok. Tapi, kesalahan yang sama selalu saja
terjadi.
Ada
orang jenius yang bilang, “Kesalahan
masih bisa dianggap kesalahan ketika itu baru pertama kali terjadi. Ketika
terjadi dua kali, itu pilihan.”
Gue lupa siapa yang bilang itu.
Analoginya sederhana. Ketika kita terjatuh di sebuah
lubang, kita tau itu salah kita yang nggak hati-hati sehingga terjatuh. Tapi
ketika kita kembali melewati jalan itu di lain waktu, itu adalah pilihan, kita
mau jatuh lagi, atau lewat jalan lain. Meski nggak ada jaminan kalo lewat jalan
lain nggak bakal jatuh.
Kadang kita baru menyadari betapa berharganya sesuatu
setelah ia tiada.
Ungkapan kuno. Anehnya, sihirnya masih hidup dan
menjelma jadi momok menakutkan sampai sekarang. Hih!
Masa lalu selalu punya caranya sendiri untuk memaksa
kita mengenangnya. Hujan adalah salah satu kendaraan paling efektif untuk
sampai di sana hanya dalam hitungan detik. Tak perlu ke mana-mana, cukup duduk
menikmati minuman di dekat jendela kamar, menyaksikan hujan, dan masa lalu akan
segera menghampiri. Seenggaknya itu yang gue alami pagi tadi.
Gue baru aja bangun dari tidur, cuaca sedang hujan,
hari sedang libur dan gue nggak berniat tidur lagi. Akhirnya gue mutusin buat
menyeduh teh sendiri di dapur dan menikmati hujan dari balik jendela kamar gue.
Entah kenapa, hujan selalu saja berhasil menghipnotis
gue untuk kembali ke kenangan-kenangan yang sudah hampir punah di pikiran gue.
Awalnya gue cuma kangen pacar yang sudah beberapa hari
nggak ketemu, lalu semakin lama, pikiran gue semakin dalam, gue jadi ingat
mantan. Semakin syahdu rasanya hujan, kenangan gue makin jauh ke belakang. Gue
ingat teman-teman sekolah. Masa saat gue masih aL4y dan lebay. Sampai masa saat
gue masih anak-anak, ingusan dan nggak bersih-bersih gue lap sendiri, hingga
akhirnya semua kembali ke ingatan awal; pacar*
Bentar, gue mau minum teh gue dulu. Udah dingin.
Oke, lanjut.
Berurusan dengan masa lalu berarti kita harus siap
untuk tertawa dalam tangis dan menangis dalam tawa. Kenangan nggak selamanya
indah dan nggak selamanya lucu. Statis. Akan ada aja yang bikin ketawa, dan,
yang pasti, akan ada yang bikin kenangan itu tergali lebih dalam dan lebih
dalam. Menjadikan kenangan satu jadi satu titik satu dan satu titik dua. Huff!
*Hanya
berlaku buat yang punya pacar dan bisa berubah setiap waktu sesuai kebutuhan
#eh
NB: tulisan ini gue buat dari dua sub judul yang gue
jadiin satu dengan tema yang sama. Jadi, harap dimaafkan kalo ada yang anu…