Kenapa Curhat Itu Perlu?
Jaman
gue SMA, gue adalah orang yang punya banyak sekali teman yang selalu curhat ke
gue. Seandainya mereka adalah klien gue, wahhh, gue pasti udah kaya raya
sekarang. Ya, seperti pengakuan teman-teman gue, katanya gue asik diajak
curhat, selalu bisa ngasih solusi, dan nyaman deh pokoknya. *tepuk dada* *angkat alis* *kemudian selfie*
#Heyyyaaa!!!
Suer,
itu beneran kok. Gue punya banyak bangeeeettt teman yang harus gue dengarkan
curhatnya sampai-sampai gue nggak punya waktu untuk curhat ke orang lain. Untungnya
gue punya blog. Gue curhatnya di blog, walaupun nggak ada yang komentar.
Jangankan komentar, baca aja kagak! *ambil
tissue* *kunyah martabak*
Dan,
seiring berjalannya waktu, gue jadi bertanya-tanya sendiri kenapa orang hobi
banget curhat, menceritakan cerita yang nggak seharusnya diceritakan ke orang
lain yang belum tentu bisa dipercaya untuk nggak menceritakannya lagi ke orang
lain sampai akhirnya jadi rahasia umum. Karena gue yakin, ada aja segelintir
orang yang ketika ditebengin curhat, dia nggak sanggup nahan untuk segera
menceritakannya lagi ke orang lain. Biasanya percakapannya gini:
Ve:
“Lo janji ya, Fi, jangan cerita ke siapa-siapa kalo tadi pagi gue ngompol di
tempat tidur.”
Fi:
“Iya, tenang aja Ve, gue nggak bakal cerita kok. Ini cuma gue sama lo yang tau.
Janji.”
Ketemu temen lain:
Fi:
“Eh, lu tau nggak, si Ve ngompol di tempat tidurnya tadi pagi.”
Lin:
“Ah, masakkk? Serius lo?!”
Fi:
“Iya, serius, tapi jangan bilang ke siapa-siapa ya. Ini rahasia kita!”
Begitu
seterusnya sampai nggak ada lagi yang nggak tau kalo si Ve tadi pagi ngompol di
tempat tidur.
Akhirnya
gue mencari tau alasan-alasan, sebab-penyebab kenapa curhat itu perlu dan
ternyata, curat memang perlu.
Ketika
seseorang punya masalah, tekanan akan semakin bertambah di otak kita karena
kita cenderung memikirkan masalah itu. Terlebih ketika kita sama sekali buntu
menyelesaikannya. Tapi ketika kita menceritakannya ke orang lain, teman dekat
misalnya, rasanya akan langsung PLOOONNGGG. Bebannya sedikit berkurang walaupun
nggak menjamin solusi tercapai. Tapi setidaknya, ada kemungkinan bisa
terselesaikan. Pekerjaan berat akan terasa ringan dikerjakan sama-sama.
Pekerjaan ringan akan jadi berat kalo nggak dikerjain.
Nah,
ketika kita cenderung tertutup dan nggak mau berbagi, tekanan akan semakin
besar dan ada potensi menjadi stres ataupun gila karena tekanan yang terus
bertambah. Jadi pilih aja, mau aib berpotensi diketahui banyak orang, atau
stres mendekati gila!
Gue
nggak tau, apakah ada kekuatan magis yang menyertai, tapi gue juga merasakan
demikian. Ketika gue punya masalah, entah itu pribadi atau apa pun (bisa juga
aib temen), gue akan merasa berat dalam berpikir, berat dalam bertindak sampai
akhirnya gue bisa meluapkan masalah gue ke orang terdekat gue. Barulah gue bisa
merasa sedikit santai. Rileks. Nyaman.
But,
anyway, gue teman curhat yang bisa diandalkan kok. Gue bisa pegang janji. Gue
nggak akan bilang kalo nyokap gue pelit. Gue nggak akan bilang kalo bokap gue
suka marah-marah. Dan gue nggak akan bilang kalo pacar gue masih suka ngompol.
Suer!