Jawaban Atas Pertanyaan-Pertanyaan Sam: Ways to Live Forever
Sekarang gue bukan mau me-review sebuah buku. Sebab,
itu bukan keahlian gue. Sering kali ketika gue mengomentari sebuah buku,
kebanyakan orang nggak ngerti.
Sudut pandang setiap orang berbeda. Itu intinya.
Oke. Balik ke pembahasan. Gue baru saja selesai membaca
buku Ways to Live Forever: Setelah Aku Pergi karya Sally Nicholls, seorang
penulis asal Stockton yang sekarang kuliah di Bath Spa University.
Untuk perkenalan, buat yang belum baca, gue kutip lagi
sinopsis buku kece yang satu ini:
Sam
menyukai fakta-fakta. Dia penasaran tentang hantu dan UFO. Film horor dan
ilmuwan, balon Zeppelin dan kematian. Sam mengidap leukemia. Karena itu, dia
ingin tahu fakta-fakta tentang kematian. Sam membutuhkan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang enggan dijawab orang-orang.
Ways to Live Forever adalah buku harian Sam yang berisi daftar-daftar,
cerita-cerita, foto-foto, berbagai pertanyaan dan fakta yang dikumpulkannya
selama minggu-minggu terakhir kehidupannya. Pandangannya yang jernih tentang
kehidupan dan kematian membuat buku ini menjadi salah satu buku yang paling
membangkitkan semangat dalam menghadapi salah satu fakta kehidupan yang tak
terelakkan.
Sekali lagi, gue bukan mau me-review buku ini.
Di buku ini diselipkan beberapa daftar pertanyaan
milik Sam tentang kematian. Di bab pertama buku ini sudah langsung tertulis
biodata singkat Sam dalam bentuk daftar.
I.
Namaku Sam.
II.
Umurku sebelas tahun.
III.
Aku suka mengumpulkan cerita dan fakta-fakta yang
fantastis.
IV.
Aku mengidap leukemia.
V.
Saat kalian membaca buku ini, kemungkinan aku sudah
pergi.
Membaca bab ini, gue langsung berpikir, seandainya
buku ini bukan fiksi, mungkin arwah Sam sedang melihat gue membaca bukunya.
Selanjutnya, Sam punya bab yang berisi pertanyaan-pertanyaan tak terjawab. Dan
gue akan mencoba menjawab pertanyaan itu. Wish
me luck, Sam!
1. Bagaimana
kita tahu kita sudah mati?
Nice questions, Sam! Pertama
kali membaca, gue nggak bisa menjawab. Gue bahkan nggak punya jawaban di benak
gue, untuk mengada-ada sekalipun. Tapi, akhirnya gue punya jawaban untuk
“Bagaiman kita tahu kita sudah mati?” di akhir cerita. Ini penggalannya:
Aku berjalan sangat pelan dan hati-hati. Aku merasa aneh dan kepalaku
ringan. Dunia tampak beda, seperti kalau kita kadang-kadang menyadari bahwa
kita sedang memandangi dunia ini dan tahu-tahu kita berpikir betapa
anehnya…--memandangi benda-benda yang ada di sini dan bahwa kita sendiri ada di
sini, tapi pada saat yang sama juga seperti tidak berada di sini, terpisah sama
sekali, memandangi semuanya dari tempat lain.
Jadi, seperti yang dikatakan
Sam, pada saat kita melihat diri kita dari sudut lain, saat itulah kita sudah
mati. Semuanya terlihat beda. Cukup.
2. Kenapa
Tuhan membuat anak-anak jatuh sakit?
Pertanyaan yang mungkin hanya akan dilontarkan oleh mereka yang
mengalami. Jawabannya, bisa jadi ini sebuah karma atas apa yang dilakukan para
pendahulunya Sam.*
*Ini hipotesis. Lanjutkan sendiri kalimatnya.
Paling nggak, Sam lebih beruntung dibandingkan mereka yang meninggal
sebelum lahir.
3.
Bagaimana kalau ada orang yang sebenarnya belum mati,
tapi dikira sudah
mati oleh orang-orang lain? Apakah dia akan dikubur hidup-hidup?
Di film-film, ini sering kejadian, Sam.
Sayangnya, sama seperti buku Ways to Live Forever, ini hanya fiksi.
Nggak nyata dan sampai sekarang gue belum menemukan kasus seperti itu. Ada memang,
yang dikubur hidup-hidup. Tapi, orang nggak mengira mereka mati. Mereka dikubur
memang dalam keadaan hidup.
4. Sakitkah
kalau mati?
Sam menuliskan sendiri di bukunya, dia mati dengan tenang, nggak
merasakan sakit apa pun. Dan gue pikir juga begitu. Seorang yang tertembak,
hanya merasakan sakit sedetik sebelum mereka mati. Lalu, feel nothing.
5. Seperti
apakah kelihatannya orang-orang yang sudah mati? Atau apa rasanya?
Kalau mau melihat fisik orang-orang yang sudah mati, mungkin bisa
mengunjungi makan Felix—sahabat Sam yang menderita kanker, kelihatan hanya
seperti sedang tidur tapi terlewat pulas hingga tak bergerak sedikit pun.
Kulitya dingin. Dingin yang benar-benar dingin.
6. Kenapa
sih orang mesti mati?
Bisa dibayangkan, bagaimana kacaunya dunia ini jika setiap detik seorang
bayi lahir dan nggak ada yang meninggal. Gue nggak perlu jelaskan!
7. Ke
mana orang pergi setelah mati?
Pertanyaan yang susah. Untuk muslim, mereka yang mati akan kembali ke
tanah—tempat mereka berasal, secara fisik. Kristiani, jasadnya diabadikan dalam
peti mati seperti Felix. Yang lainnya berakhir jadi abu dan mengalir di sungai.
Roh atau arwah mereka entah benar-benar ke Surga atau Neraka—nggak ada jawaban
pasti, hanya keyakinan.
8. Apakah
dunia ini masih ada setelah aku tidak ada?
Tentu saja, Ya!
Oke,
Sam, semua pertanyaan lo udah gue jawab. Kalo merasa keberatan, lo bisa balik
lagi ke dunia ini untuk menuntut gue. Salam mati!