YTH, Dosen Bersangkutan
FOTO: NyuNyu.Com
Mari kita
duduk santai sejenak dan sama-sama membayangkan, gimana rasanya kalau kamu
sedang final test, tapi lupa belajar dan pas hari H kamu ternyata duduk paling
depan dengan dosen yang ganas seperti Pak Guru di Doraemon.
Setidaknya,
itu yang gue alami kemarin selama kurang lebih 65 menit waktu normal—yang
membuat otak gue berpikir di atas normal. Malam hari, beberapa jam sebelum
final test dimulai, gue sempat membuka-buka kembali lembaran yang sudah gue
catat dari pelajaran-pelajaran sebelumnya. Seperti mahasiswa di bawah rata-rata
lainnya, gue sama sekali nggak ngerti. Akhirnya, gue mencoba mengalihkan
perhatian ke buku lain: komik, sambil berharap besok gue bisa duduk paling
belakang dan bisa sedikit lebih leluasa menyontek.
Kenyataan
nggak selalu sejalan dengan harapan. Datang lebih cepat dan duduk paling
belakang udah gue lakuin. Setelah semua duduk rapi dan ujian siap dimulai, gue
merasa ada yang aneh. Satu baris panjang kursi paling depan ternyata masih
kosong. Gue dan semua barisan belakang yang rencananya mau menyontek, harus
duduk di depan dengan kondisi nggak tahu materi. Sama sekali nggak.
Ngasal
mengisi lembaran jawaban dan pura-pura terus menulis adalah yang gue lakuin
saat itu. Lirik ke kiri? Soalnya beda. Lirik ke kanan, apalagi.
Akhirnya,
selesailah final test gue dengan kenyataan pahit: menulis kembali pertanyaan ke
lembar jawaban. Gue hanya bisa berharap kepada YTH, dosen bersangkutan agar dia
mengerti betapa semalam gue mencoba memahami materinya.