BlackBerry, Masihkah Smartphone?
Ngomong-ngomong soal Smartphone, pikiran kita pasti nggak bakal jauh
dari Android dan iOS (lebih populer dengan sebutan iPhone) dan pastinya Windows
Phone 8 besutan Nokia dan Microsoft serta tidak ketinggalan BlackBerry sebagai
Smartphone paling populer di Indonesia (paling tidak, sampai tahun 2012 lalu).
Pastinya salah satu dari
4 jenis Smartphone di atas, salah satunya sedang
kalian gunakan. Itu pasti!
Tidak bisa dipungkiri, untuk saat ini sistem operasi Android yang
digandeng Samsung adalah yang paling diminati penggila Smartphone di seluruh
dunia, utamanya Indonesia. Lalu iPhone, berikutnya BlackBerry sebagai pemain
lama yang harus bertempur habis-habisan dengan Windows Phone 8 sebagai
pendatang baru di pasar Smartphone untuk memperebutkan posisi ketiga.
Setelah tahun lalu Nokia benar-benar resmi mengumumkan bahwa ponsel
mereka yang berbasis Symbian sudah dihentikan produksinya, mereka harus
bersusah payah untuk bisa kembali ke track kejayaan mereka seperti beberapa
tahun lalu dimana mereka berkuasa hingga puluhan tahun. Awalnya, Nokia digoda
oleh Google dengan Android-nya untuk menanamkan sistem operasi mereka ke dalam
Nokia Lumia, namun sepertinya mereka sadar dengan kebuasan Samsung maka jadilah
Nokia dipersandingkan dengan sistem operasi fenomenal dari Microsoft yang masih
dipimpin Bill Gates sebagai manusi terkaya di muka bumi hingga sekarang.
Saya bukan pakar Smartphone, saya hanya mempelajari kepintaran alat
komunikasi yang disebut Smartphone ini melalui internet dan juga berdasar pada
pengalaman sehari-hari. Dan… Saya juga bukan pengguna salah satu dari 4
Smartphone di atas (lucu ya? Hehe), saya sendiri adalah pengguna ponsel yang
baru-baru ini dipunahkan Nokia. Ya, saya menggunakan ponsel berperangkat
Symbian dari Nokia (meskipun sebelumnya saya sempat menggunakan Samsung Galaxy
Young – salah satu produk Samsung bebrbasis Android kategori Gingerbread).
Kalau kita mau flashback, Nokia dan Symbian-nya adalah Smartphone paling
laku sampai BlackBerry menjamur di Indonesia. That awkward momentnya adalah,
pada awal produksinya, BlackBerry sebenarnya diperuntukkan pada pekerja
kantoran/karyawan untuk mempermudah komunikasi antar karyawan antar perusahaan.
Tapi, mari kita lihat, 90% pengguna BlackBerry di Indonesia adalah remaja
belasan tahun. Entah di mana letak kesalahannya, tapi itulah faktanya.
Lalu, perlahan Android mencuri perhatian para maniak gadget setelah
diluncurkannya Samsung Galaxy S yang diikuti dengan iPhone 4 dari Apple. Di
sini lah awal keruntuhan produsen dari Kanada ini. Smartphone yang sempat
menguasai pasar global hingga 97% pada 2009-2010 ini tiba-tiba merosot menjadi
4% saja pada 2012 akhir. Kehadiran BB Z10 dan BB Q10 bahkan tidak banyak
membantu. Sampai RIM membanting harga dari yang tadinya di harga 8-9 jutaan
menjadi 500 ribuan saja. Luar biasa!
Apalagi, setelah munculnya Nokia Lumia dengan Windows Phone 8 nya,
BlackBerry semakin di ujung tanduk. Mereka harus ngesot untuk mencapai tahta
mereka kembali seperti beberapa tahun silam. Nokia perlahan membaik dengan
Smartphone terbarunya, tapi tidak dengan BlackBerry. Tapi, entah bunuh diri
atau strategi perusahaan, fitur BlackBerry Messenger yang notabene hanya dapat
dinikmati oleh pengguna BB, secara mengejutkan terlontar di situs resminya 2
bulan lalu bahwa BBM akan bisa dinikmati di Android dan iOS. Awkward!
Mungkin Thorsten Heins sebagai CEO BlackBerry akan senang dengan hali
ini. Tapi, berdasarkan survey dari beberapa media di Amerika menyatakan bahwa
fitur BBM tidak lebih dari sekedar email spam yang ditampung di folder spam
email anda yang berhasil lolos ke inbox. Dengan kata lain, mengganggu. Wow!
Yang terakhir, teman-teman saya banyak juga yang mengeluhkan RIM,
Researh In Motion yang mengharuskan kita berlangganan paket khusus BB entah itu
harian, mingguan atau bulanan (Full Service) untuk menikmati layanannya.
Akhirnya, mereka yang masuk golongan “terpaksa eksis”, ikut trend, pakai BB
karena liat tetangga juga pakai, kena sama fenomena yang satu ini.
1. Yang pakai paket harian, seharian penuh nyampah dan eksis pake banget di
media sosial. Hari berikutnya, hilang tanpa jejak.
2. Yang pakai paket mingguan, seminggu penuh upload foto narsis di media
sosial. Seminggu berikutnya, bak hilang ditelan bumi.
3. Yang pakai paket bulanan (Full Service) eksisnya ampun-ampunan. Paling
tidak untuk satu bulan berjalan. Bulan berikutnya? Hilang tanpa jejak, hilang
ditelan bumi. Nanti mucul lagi kalau dapat sinyal Wi-Fi atau nebeng punya
teman.
Jadi, meskipun tidak saya jelaskan, kalian yang menyimak ya pasti
tahulah (jika bijak sebagai pengguna Smartphone) secepatnya akan mengucapkan
selamat tinggal pada BlackBerry. Ingat! Pakai Smartpone bukan buat gaya-gayaan
tapi kebutuhan x`)))