That Awkward Moment When...
Udah mutar otak ke
kiri dan ke atas, tapi belum nemu juga kalimat pembuka yang jleb. Jadi ya
udahlah. Gue cuma mau nulis pengalaman gue yang orang bilangnya “Awkward”
mendekati “Absurd”. Ya pengalaman yang sebenarnya lucu, tapi
malu-maluin.
“Malu-maluin kok di share?” …daripada dipendam juga gak ada gunanya, kan?
Ada
banyak sekali pengalaman aneh + lucu yang gue alami, tapi cuma beberapa yang
gue masih ingat.
1.
Gue pernah lagi jalan ke Mall sama teman kelas gue,
terus ada orang yang nyapa gue, “Eh, Man. Mau kemana?” dengan gaya sok cool
kenal orang itu senyum. Pengennya sih
jawab, “Mau ke sawah,” Cuma kasian, tampangnya serius gitu. Jadi ya gue jawab
aja, “gak, Cuma jalan-jalan.” Yang awkwardnya, gue gak tahu orang ini siapa.
Tapi gue pernah ketemu sebelumnya. Iya. Ya udah. Sok kenal juga deh. Maaf ya.
2.
Gue pernah lagi ngumpul sama teman-teman SMA gue pas
lagi liburan kampus. Pas lagi asyik cerita, gue ingat sama satu cerita yang
menurut gue lucu. Tapi, saking lucunya (menurut gue), gue ketawa duluan sebelum
cerita. Habis ketawa, gue mulai ceritain deh. Hal kerennya adalah, teman-teman
gue satupn gak ada yang ketawa kecuali gue sendiri. Selang beberapa detik,
mereka ketawa. Dan gue baru sadar kalau ternyata mereka ketawa bukan karena
cerita gue lucu. Tapi ketawain gue yang ketawa sendiri -___-
3.
Gue pernah lagi di warung bakso, niatnya mau makan di
sana tapi lagi full jadi gue bungkus aja. Antri. Gue duduk sambil nunggu
pembeli yang lain selesai sambil mengkhayal. Ya biasalah anak mamah muda
kalau mengkhayal kayak apa. Pas lagi asyik berkhayal, Si Mas-nya manggil, “Mas,
tadi pesannya apa?” gue kaget. Spontan gue jawab, “Mie satu porsi gak pake
bakso, Mas.”
Si
Mas-nya bengong bentar. Trus mastiin, “beneran pesanannya, Mas?” “Iya, benar,”
gue bilang. “Mie gak pake bakso?” Si Mas nyolot. Dan akhirnya gue sadar, “Eh,
kebalik Mas kebalik.” Dan yang memalukan adalah. Saat itu sedang
banyak-banyaknya orang dan gue masih harus nunggu pesanan gue selesai dibikin.
Ampun Mas, ampun.
4.
Kalo yang keempat ini, sebelum nulis gue minta maaf
sama bokap gue. Once upon a night, gue habis keluyuran sama teman-teman SMA,
masih dalam rangka 17 agustus hari libur kampus. Pulangnya lewat tengah malam
(kayak judul film korea horror ya). Sampai di rumah, gue langsung masuk
kamar dengan earphone masih nempel di telinga. Bokap gue lagi nonton tinju, ya
udah gue cuekin.
Paginya,
adek gue cerita kalau ternyata, semalam bokap gue marah-marah sampai berjam-jam
sampai adek gue terbangun dan itu gara-gara gue pulangnya telat. Tapi gue kan gak dengar apa-apa kecuali
musik. Sejak saat itu, gue mikir sebenarnya yang kena marah itu gue atau adek
gue?
5.
Yang kelima ini sebenarnya gue malu nulisnya. Sambil
merem aja deh ya nulisnya. Jadi, gue pernah jalan sama ehm gue. Tapi karena gak
tahu mau ke mana, akhirnya dia ngajakin makan di tempat favoritnya doi, Warung
Steak. Awalnya sih, gue mikir ini kalo bukan Steak Golf, ya Steak Drum, tapi
kan gak dimakan kalo gituan. (Woi! Stick itu WOI!) eh ternyata Lip Steak
*halah.
Yahhh…
karena gue dari planet Mars, ya makanan gue ya Martabak. Di Mars steak itu gak
dimakan, dipajang di dinding kamar. Pas liat menu, doi nanya, “mau pesan apa?”
“Apa aja deh, yang penting sama biar kita jodoh.” Gue bilang. Padahal
sebenarnya gue gak tahu yang di menunya itu bacanya gimana. Gue kirain, Steak
itu kayak gimana. Ternyata, ayam goreng crispy yang dikasih wortel sama kentang
di pinggirannya. Ternyata, gue ketipu. Maklum, gue orang Mars.
6.
Yang ini yang terakhir deh. Capek juga nulisnya tapi
gak ada yang baca. Capek. Gue pernah nonton filmnya Transformers yang episode
Revenge Of The fallen di XXI, sendiri. Maklum, gue penggemar berat. Bukan
filmnya, Original Soundtrack-nya. Filmnya juga keren sih, tapi bukan itu. Dari
Transformers 1-3, Linkin Park selalu nongol di sana. Iya, band andalan gue :3
Seminggu
setelahnya, teman gue ngajakin nonton film yang sama. Gue maksa gak mau ikut.
Alasannya, udah nonton. Tapi dia lebih maksa. Jadi, setelah adu mulut dan adu
panco, gue kalah. Gue ngikut sama dia dengan perasaan jengkel. Sampai di studio,
ide gila gue muncul. Setiap hampir 10 menit, gue cerita ke teman gue, “Wah, ini
bentar bakalan kayak gini nih, trus gini. Liat aja.” Dan itu berulang-ulang gue
lakuin sampai pertengahan filmnya. Niatnya sih sampai selesai. Tapi, mungkin
dia muak. Dia ijin ke toilet terus telfon gue, “Eh, lo keluar deh. Filmnya gak
seru, kita pulang aja.” Bicaranya lesu. “Oke!” gue bilang. Dalam hati, “mampus
lu! Hahaha.”
Udah ya!